8. Pertemuan antara Kelvin dan Angela

18.5K 302 4
                                    

Angela melepaskan kepergian Andra dan Eliza dengan perasaan sedih, dua hari setelah kepergian Andra dan Eliza, anak Andra Kelvin masih juga belum datang ke rumah. Angela bahkan sudah bosan berdiri di depan jendela menunggu salah satu dari mereka untuk datang, karena itu Angela memilih mengisi waktu luangnya dengan belajar.

Hari ini hujan rintik-rintik mulai jatuh membasahi bumi. Kilatan petir membawa cahaya terang di celah-celah yang ia lalui, tidak ada yang berani untuk melihat keadaan luar karena frekuensi hujan yang lebih besar dari biasanya.

Angela merasakan perasaan gelisah dengan jantung yang berdebar tidak terkendali, sejak tadi dia merasa ada sesuatu yang akan terjadi tapi dia tidak tahu apa itu. Angela merasa getaran di matanya, berulang kali matanya berkedip dengan sendiri hingga membuat perasaan was-was itu semakin menjadi.

Matanya terus melihat ke arah jendela memandang hamparan bunga berwarna-warni yang diterpa oleh hujan yang semakin deras, kemilau petir di langit bahkan membuat matanya susah untuk dibuka.

"Apakah Ayah dan Ibu yang pulang?" tanya Angela senang saat melihat sebuah mobil berwarna hitam masuk ke dalam pekarangan rumah.

Melihat mobil itu terus melaju Angela berjalan menuruni jendela yang sedikit tinggi dan dengan segera membuka pintu kamarnya. Angela terlihat begitu bahagia sebab dia sangat merindukan Andra maupun Eliza, sejak pergi ke-duanya bahkan tidak berbagi kabar sama sekali.

Namun senyuman di bibir Angela menghilang saat ternyata yang masuk ke dalam rumah bukanlah Andra maupun ibunya melainkan seorang pemuda tampan dengan rambut di sisir rapi.

"Apakah kau yang bernama Angela?" tanya pria itu berusaha bersikap ramah. Senyum lembut di bibir pria itu membuat Angela merasa tenang dan menganggukkan kepalanya dengan cepat.

"Ada berita yang ingin aku sampaikan padamu dan kuharap kau sanggup menerima semuanya." Lelaki tampan itu kembali berbicara sambil menampilkan raut wajah sedihnya.

"Ayahku dan Ibumu mengalami kecelakaan. Sampai sekarang jasad ibumu belum ditemukan karena mobil yang mereka tumpangi hanyut di sungai sedangkan Ayahku sudah dipastikan meninggal dunia." Lelaki tampan itu mengucapakan semua itu dengan satu tarikan napas.

"Enggak! Itu semua enggak mungkin!" tolak Angela dengan gelengan kepala.

Air matanya jatuh berderai dengan kesedihan yang luar biasa. Angela tidak bisa menerima ini, Angela benar-benar tidak sanggup.

"Ibu! Aku hanya punya ibu di dunia ini dan sekarang keberadaan Ibu belum jelas sama sekali. Kenapa Ibu begitu tega padaku?" tanya Angela dengan kesedihan luar biasa.

Air matanya jatuh tak terbendung dengan tubuh lemah yang kehilangan tenaga.

"Aku kakakmu Kelvin. Kau masih punya aku dan kak Alvin, kami akan melindungi dan menjagamu sepenuh hati kami meskipun kita tidak memiliki hubungan darah apapun." Kelvin mencoba menenangkan Angela.

Dengan lembut Kelvin menepuk punggung Angela. Kelvin tidak menyuruh Angela untuk diam namun sebagai gantinya Kelvin terus menemani Angela hingga Angela tertidur akibat rasa pedih yang diterimanya.

Kelvin memindahkan Angela ke kamarnya kembali lalu pergi meninggalkan rumah untuk melihat proses pemulangan jenazah ayahnya di rumah sakit. Andra ditemukan dalam keadaan meninggal dunia dengan hanya bagian tubuh atasnya saja, sedangkan kaki dan bagian organ yang lainnya mungkin tersangkut di dalam mobil.

Pihak berwenang masih berusaha menemukan bagian tubuh Andra dan juga Eliza, mereka melakukan pencarian dengan menyusuri sungai tempat Andra ditemukan. Sayangnya pencarian itu masih belum membuahkan hasil, keberadaan Eliza seperti hilang ditelan bumi, tim masih belum menyerah mereka menyusuri sungai lebih jauh lagi hingga menemukan mobil Andra yang hancur dengan bagian tubuh bawah Andra terjepit di dalam mobil sedangkan organnya tidak ditemukan.

***

Esok paginya kediaman Andra terlihat ramai dan penuh sesak, Seluruh pelayat datang untuk mengantarkan jasad Andra ke tempat istirahat terakhirnya. Semua kompak memakai pakaian serba hitam, di antara orang-orang itu tidak terlihat keberadaan Angela sama sekali.

Alvin juga pulang dan terlihat menerima kedatangan tamu yang hadir dengan wajah datar dan dinginnya.

"Apakah dia sudah siap?" tanya Kelvin lembut pada pelayan yang baru saja ke luar dari kamar Angela.

"Sudah, Tuan Kelvin! Sebentar lagi Nona Angela akan ke luar." Pelayan wanita itu menunduk hormat sembari meninggalkan Kelvin di depan pintu kamar Angela.

Tidak lama Angela ke luar dsri kamarnya dengan pakaian hitam. Masih ada air mata yang mengalir di pipi cantiknya, Angela terlihat pucat dengan wajah kehilangan rona.

"Ayo!" ajak Kelvin lembut sembari menuntun Angela ke lantai bawah tempat para tamu berkumpul.

Sepanjang perjalanan turun mata Alvin terus mengawasi Angela, seperti elang yang telah menargetkan mangsanya. Alvin terus memantau gerak-gerik Angela tanpa berniat melepaskan Angela, Angela merasa ada orang yang memperhatikan dirinya namun saat mengangkat kepalanya Angela tidak menemukan siapapun.

"Kenapa?" tanya Kelvin yang menyadari tindakan Angela.

Angela langsung menggelengkan kepala, "apa jasad ibuku belum juga ditemukan, Kak? Beliau pasti kedinginan, dia pasti sangat ketakutan sekarang, Ibu tidak bisa berenang."

Angela bertanya dengan nada sendu, dia hanya berani berdekatan dengan Kelvin sebab Alvin memberikan tatapan tidak bersahabat padanya. Kelvin menggeleng, dia juga tidak tahu kapan ibu Angela akan ditemukan, tapi dia sudah mengerahkan tim terbaik untuk mencari keberadaan Eliza.

Satu-persatu tamu terus berdatangan, mereka terus mengucapkan kalimat belasungkawa pada Alvin dan Kelvin. Angela terus berdiri di samping Kelvin, sesekali akan ada tamu yang mengajaknya bicara dan kadang akan ada juga yang menyapa dirinya dengan senyuman.

Angela tidak lagi memikirkan tanggapan orang-orang itu padanya, sekarang yang ada di pikiran Angela hanya Eliza dan keberadaan Eliza. Angela tidak tenang sebelum tubuh ibunya ditemukan, setelah semua proses selesai jenazah Andra dinaikkan ke ambulance untuk dibawa ke pemakaman.

Angela memilih semobil dengan Kelvin lantaran Alvin tidak berbicara dengannya bahkan sepatah katapun, Angela menatap jalan yang mereka lalui. Dia ingin bertanya tentang Andra tapi takut hal itu akan membuat Kelvin sedih.

"Kau masih kuliah?" tanya Kelvin lembut berusaha mencairkan suasana yang terasa begitu kaku.

Angela mengangguk, dia baru saja masuk. Dan karena ibunya tinggal bersama Andra beasiswa yang dia dapatkan telah dicabut pihak kampus, semua itu sesuai permintaan Andra juga karena dia ingin membiayai Angela.

"Aku dengar beasiswamu dicabut oleh pihak kampus? Kau tidak perlu khawatir , untuk ke depannya kami yang akan menggantikan Ayah membayar uang kuliahmu." Kelvin tahu apa yang dipikirkan Angela dan berusaha untuk membuat Angela tenang.

"Terima kasih, Kak!" Angela benar-benar berterima kasih dari dalam hatinya, sungguh dia ingin terus berkuliah.

Angela ingin memenuhi impian Eliza, Eliza ingin dia menjadi orang yang sukses dan memiliki karir serta usaha sendiri.

Brother I Hate YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang