"Bibi bilang ke Bunda kalo kemarin ada yang ngajak Alyssa jalan ya?"
Daffa mengangguk. "Iya. Palingan juga gak sampe seminggu dia udah nyerah."Jawab Daffa dengan senyum remehnya.
Alyssa gelengin kepalanya, udah gak heran sama kelakuan Daffa. "Iyalah dia nyerah. Lo nya aja barbar gitu."
Daffa natap Alyssa datar. "Gue gak barbar. Gue tuh cuma ngelindungin adek gue dari cowok yang gak bener."
Daffa ngerucutin bibirnya sedikit. "Bilang makasih kek!"
Alyssa rolling eyes. "Yaudah iya! Makasih!"
.
.
.
Daffa menatap Sagara sangsi. Ini masih sangat pagi lho, dan Sagara sudah dateng kerumahnya buat ketemu sama Alyssa.
"Bisa gak sih? Kalo mau namu kerumah orang, gak usah pagi pagi buta!"Kesal Daffa sambil melipat kedua tangannya di dada.
Sagara menghela nafas. "Gak usah ngedumel bisa? Pusing gue dengernya."
Tanpa sadar Daffa mengerucutkan bibirnya kesal. "Awas aja, gue bakal bikin lo gak mau kesini lagi."
Sagara mengubah ekspresi wajahnya seolah olah ia tengah mengejek Daffa. "Wow, gue takut."Datarnya.
"Awas aja lo!"
.
.
.
Sagara sesekali mencuri curi pandang kearah Daffa yang lagi duduk diarea meja makan.
"Disekolah, banyak yang jadiin dia gebetan?"
Oh iya, Daffa masih SMA, kelas 3. Sedangkan Alyssa, baru aja masuk SMA.
Alyssa mengangguk. "Banyak banget yang suka sama Kak Daffa, tapi kebanyakan lebih milih buat mencintai dalam diam. Soalnya dia galak banget orangnya. Ada sih yang ngedeketin dia secara terang terangan, eh langsung ditolak. Tau deh apa alasannya."
Sagara mengangguk paham. Meskipun dia sama Daffa baru bertemu dalam waktu yang singkat, dia tau kalo Daffa itu orang yang cukup galak dan selalu bicara apa adanya.
Dan, dia juga agak songong.
"Kenapa emangnya?"Tanya Alyssa.
Sagara menggelengkan kepalanya. "Cuma penasaran."
Penasaran?
.
.
.
"Oi."
Daffa tersentak kaget. Kemudian beralih menatap Sagara kesal. "Ngapain masih ada disini? Pulang sana!"
Sagara melipat kedua tangannya didada. Menyandarkan punggungnya ke dinding kamar Daffa.
"Kok lo ngusir gue?"Tanya Sagara.
"Kenapa? Gak suka? Alyssa lagi keluar sama temen temennya, jadi lo gak ada urusan disini."Usir Daffa sambil berusaha mendorong Sagara keluar dari kamarnya.
Sagara menahan tangan Daffa yang tidak berhenti mendorongnya. "Gue kesini bukan mau ketemu sama Alyssa."
Daffa menatap Sagara bingung. "Hah?"
Sagara terkekeh. "Gue mau ketemu sama lo."
Daffa menatap Sagara seolah olah laki laki didepannya ini bener bener gak waras.
"Gue gak ada urusan sama lo, udah sana!"
DUG!
"BANGSAT!"
.
.
.
"Lo gak ada niatan buat minta maaf sama gue?"
Daffa sedikit mengerucutkan bibirnya. "Siapa suruh lo dateng kesini, kalo lo gak dateng, lo gak bakal kejedug tembok kayak gini!"
Sagara berdecih. "Kalo lo gak ngusir gue, gue gak bakalan kayak gini."
Dengan penuh kekesalan, Daffa menekan luka didahi Sagara. Membuat Sagara meringis kesakitan.
"Jangan diteken woi, perih ini."Kesal Sagara.
Daffa diam, masih fokus mengobati luka Sagara.
"Minta maaf."Ketus Daffa.
Sagara menatap Daffa bingung. "Ikhlas gak sih lo minta maafnya?"
"Masih untung gue mau minta maaf!"
Dengan penuh emosi Daffa menekan luka Sagara.
"WOE WOE! IYA IYA GUE MAAFIN!"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Future [DITERBITKAN]
FanfictionSagara awalnya mau deketin satu perempuan. Tapi disaat dia udah serius buat deketin dia, ada satu orang yang bikin dia lupa sama tujuan awalnya. warn!bxb!lokal visualisasi bisa seliar mungkin was in [17/06/21] #1 seme [20/06/21] #2 boyslove [21/06/2...