❝ ᶜʰᵃᵖᵗᵉʳ O9 ❞

40.6K 5.8K 145
                                    

Rencananya, Sagara ingin mengajak Daffa midnight drive keliling jakarta. Dan Daffa juga gak masalah soal itu.

"Mau dengerin lagu? Lo bisa dengerin lagu yang ada di playlist gue."

Daffa menganggukan kepalanya

Ia mulai memilih milih lagu yang akan ia putar.

Mereka sama sama nikmatin kegiatan mereka masing masing. Sagara yang fokus nyetir, dan Daffa yang fokus natap kearah jalan raya.

Mereka berdua sama sama tahu lagu ini. Jadi gak ada salahnya kan kalau mereka nyanyi bareng bareng?

Mereka berdua saling menatap dan sedetik kemudian keduanya juga ngalihin pandangan dengan muka yang udah total bersemu merah.

Sagara berdehem sebagai cara menetralkan rasa gugupnya itu.

Jemari Daffa bergerak mengganti lagu. Rasanya sangat canggung sekarang, Daffa tidak tahu harus bagaimana.

(♪ Hadirmu membuat diriku kembali bahagia. ♪ Setelah sekian lama kumerasakan hampa)

(♪ Sekejap duniaku menjadi berwarna. ♪ Kau rubah segalanya)

(♪ Dalam hatiku bertanya. ♪ Sekejap duniaku menjadi berwarna. ♪ Kau rubah segalanya.)

(♪ Dalam hatiku bertanya. ♪ Mengapa dirimu tak bisa menghilang dari pikiranku. ♪ Mengapa hatiku selalu saja mengarah kepadamu.)

(♪ Dan memang hanya kamu, lagi-lagi kamu. ♪ Terlintas di benakku. ♪ Mungkin memang aku sedang.)

(♪ Jatuh cinta.)

Kayaknya lagu ini sangat menggambarkan keadaan Sagara belakangan ini.

Dan sedetik kemudian gak ada lagi suasana canggung diantara keduanya. Yang ada sekarang cuma Daffa yang keliatan bahagia, dan Sagara yang seneng liat Daffa bahagia.

Mereka nikmatin kencan pertama mereka. Tapi apa ini bisa disebut sebagai kencan?

.

.

.

"Gara."

Sagara menatap Daffa bertanya tanya. Ia tidak bisa menyembunyikan senyumnya kala Daffa memanggilnya dengan nama panggilannya.

"Ya?"Tanya Sagara. Daffa terlihat mengigit bibirnya gugup.

"Makasih udah ngajak gue midnight drive."Meskipun hari sudah larut malam, tapi Sagara tahu jelas kalau wajah Daffa sekarang tengah bersemu.

Sagara terkekeh, kemudian mengangguk. "Sama sama. Lain kali gue bakal ajak lo buat jalan jalan kesebuah tempat. Sekarang lo istirahat."

Daffa berdehem. "Lo gak ngantuk apa?"Tanyanya.

Sagara menggeleng. "Setidaknya gue kuat kok buat nyetir sampe rumah."

Daffa menggaruk kepalanya canggung. Terlihat sekali kalau Daffa ragu untuk bicara.

Sagara tersenyum kecil melihatnya.

"Gak baik nyetir dalam keadaan ngantuk, bahaya."Intrupsi Daffa.

Sagara mengangkat sebelah alisnya. "Terus, gimana?"

Daffa menggigit bibirnya, kebiasaannya ketika sedang gugup.

Jemari Sagara bergerak menyusuri bibir Daffa. "Gak baik ngegigitin bibir terus."

'Daffa gak buat buna, beneran deh.' Batinnya menjerit.

"Jadi, gimana?"Tanya Sagara sekali lagi.

"Eum, kalo lo mau. . .

lo bisa nginep dirumah gue sampe besok."

Tanpa keduanya ketahui, keduanya pun sama sama tidak kuat dengan apa yang dilontarkan oleh Daffa.

TBC

jangan lupa tinggalin jejak

Hello Future [DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang