❝ ᶜʰᵃᵖᵗᵉʳ O5 ❞

49K 6.7K 991
                                    

Beberapa hari kemudian, Daffa udah sembuh sepenuhnya. Dia udah bisa pergi ke sekolah.

Sekarang Daffa lagi nunggu Alyssa yang belum keluar dari ruang kelasnya.

"Hai Kak Daffa, pasti lagi nungguin Alyssa ya?"

Daffa menolehkan kepalanya, menatap seorang adik kelasnya yang ia tahu, kalau perempuan itu adalah salah satu teman Alyssa.

Daffa mengangguk.

Adinda, nama teman Alyssa itu juga ikut menganggukan kepalanya. "Hari ini Icha pulangnya emang agak telat Kak, biasalah. Dia kan bentar lagi mau ikut olim."

Daffa kembali menganggukan kepalanya, baru tahu fakta itu. "Makasih informasinya."

Adinda tersenyum dan mengacungkan jempolnya. "Duluan ya Kak."Pamit Adinda.

Setelah menunggu lagi sekitar 15 menit, Alyssa keluar dari dalam kelasnya. Tanpa pikir panjang, Daffa langsung menggandeng Alyssa kearah parkiran.

Sesampainya diparkiran, Daffa menyerahkan helm yang sering Alyssa pakai. "Nih pake."Ujarnya.

Alyssa menerimanya dengan senang hati.

"Lho? Gue kira lo udah pulang?"

Daffa mengedarkan pandangannya, mendapati sahabatnya yang tengah berjalan kearahnya. "Nunggu Icha."

Sahabat dari Daffa menganggukan kepalanya. "Emang siblings goals ya kalian."Komentarnya.

"Van, lo mau ikut gue hangout gak? Ke lotte."Tanya Daffa, yang dipanggil 'Van' itu menggelengkan kepalanya.

"Gak dulu, Dap. Gue mau push rank."Jawab Devan sambil mengeluarkan kunci motornya.

Alyssa mesem mesem. "Kak Devan push rank mulu perasaan, pantesan gak punya pacar."

Devan syok, tangannya memegangi dadanya dramatis. "Menembus sampe ke ulu hati."Jawabnya.

Kakak beradik itu tertawa puas. Daffa memang selalu terlihat hangat jika bersama Alyssa, Devan dan keluarganya.

Tentu itu adalah pemandangan yang sangat langka bagi warga sekolah.

"Gue duluan!"

Setelah Devan benar benar meninggalkan area sekolah. Daffa membuka almamaternya.

"Nih pake, nanti banyak yang jelalatan."Daffa menyerahkan almamaternya pada Alyssa.

Goals banget ya mereka?

.

.

.

Daffa mengajak Alyssa pergi ke lotte. Belakangan ini, mereka sulit untuk menghabiskan waktu bersama karena Daffa yang sedang mempersiapkan dirinya untuk mengikuti ujian kelulusan. Dan Alyssa yang tengah disibukan dengan kegiatan belajarnya untuk mengikuti olimpiade.

"Kak, kesana yuk?"

Daffa mengikuti arah jari lentik Alyssa yang menunjuk kearah sebuah stan bando.

Daffa menggelengkan kepalanya ribut. "Mau ngapain?"

"Mau beli bando lah! Sekalian nanti aku traktir Kak Daffa bando juga."Keukeuh Alyssa.

Mulut Daffa sedikit terbuka tak percaya. "Ngapain coba, Cha? Mending beli makanan!"

Alyssa berdecak. "Udah nurut aja!"

Berakhir Daffa diseret oleh adik tercintanya itu menuju stan bando.

.

.

.

"Nih pake, aku traktir."Alyssa menyerahkan sebuah bando berbentuk telinga kucing pada Daffa.

"Mau dikemanain harga diri Kakak Cha, kalo Kakak pake bando kayak gini?"Rengek Daffa.

"Ya aku sih bodo amat ya kak. Kan itu harga diri kakak, nah aku cuma mau kakak pake bando ini? Oke? Oke!"Ternyata Alyssa memang sama ngeselinnya kayak Daffa.

Daffa menggeram kesal, kemudian memakai bando itu.

"Kak."Panggil Alyssa. Daffa menatap Alyssa bertanya tanya. "Apa?"

"Jadi uke aku yuk? Sumpah gemesin banget kamu kak!"

.

.

.

Setelah berjalan jalan, mencari cemilan, menaiki wahana, keduanya mulai merasa lelah.

"Kak, mau boba gak?"Tanya Alyssa. "Kenapa? Kamu mau beliin emang?"Tanya Daffa.

Alyssa mengangguk. "Sekalian."

Daffa ikut mengangguk. "Yaudah, nanti uangnya kakak ganti."

Alyssa mengacungkan jempolnya dan berlari menjauhi Daffa.

.

.

.

Daffa menghela nafas. Kenapa Alyssa belum kembali juga? Apa antriannya sangat panjang sampai membutuhkan waktu 30 menit hanya untuk mendapatkan 2 cup boba?

"Hai?"

Daffa mendongakan kepalanya, sebelah alisnya terangkat bertanya tanya. Sagara?

"Hai."Jawab Daffa tanpa melepas pandangannya dari Sagara. Begitu juga dengan Sagara.

Sagara tersenyum. "Sama Alyssa?"Tanyanya.

Daffa mengangguk. Tangannya masih menggenggam ponselnya.

"Gue kira lo sama sekali gak suka sama hal yang menggemaskan. Gue kaget lo pake bando imut ini."Sagara menyentuh bando yang Daffa kenakan.

Daffa membolakan matanya. Wajahnya memerah. "Alyssa yang minta."Jawabnya, ia memalingkan wajahnya malu.

Sagara terkekeh. "Lo gemesin, Daff."

Daffa be like : >///<

.

.

.

Sudah satu jam dan Alyssa belum juga kembali. Daffa menghela nafas kasar, sebenarnya adiknya itu beli boba dimana sih? Di mall sebelah apa gimana?

Akhirnya, Alyssa menelpon Daffa.

"Dimana?"Tanya Daffa to the point.

"Kak Maaf! Aku harus pulang duluan karena harus siapin sesuatu buat olim nanti."

"Kenapa gak bilang dari awal?"Tanya Daffa datar.

"Gak sempet, hehe. Udah ya kak, byeee!"

Daffa menghela nafas. Ia menatap Sagara bingung. "Ngapain ngeliatin gue?"

Sagara menggeleng. "Sebenernya, gue yang nyuruh Alysaa pulang."

Daffa mengerutkan keningnya. "Hah? Buat apa coba?"

Sagara mendekatkan wajahnya ke wajah Daffa, kemudian tersenyum angkuh. "Biar gue bisa berduaan sama lo."

"Musnah aja lo bangsat!"

TBC

Hello Future [DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang