❝ ᶜʰᵃᵖᵗᵉʳ 1O ❞

42.7K 5.7K 293
                                    

Mendekati ujian kelulusan, Daffa makin sibuk. Bahkan untuk sekedar makan aja sampe harus diingetin.

Daffa mengusak rambutnya frustasi. Kepalanya mulai penuh sama berbagai materi yang akan diuji nanti.

"Gumoh anjir gue lama lama."Gumamnya.

Sudah sekitar 7 jam Daffa duduk dikursi belajarnya, mata nya gak berhenti natap laptopnya yang nampilin materi ujian nanti.

Pintu kamarnya diketuk, Daffa jalan kearah pintu sambil bertanya tanya siapa yang ngetuk pintu kamarnya.

"Gara? Ngapain kesini?"Tanya Daffa sambil menatap Sagara bingung.

Sagara masuk kedalam kamar Daffa tanpa mengatakan sepatah kata apapun.

"Gak cape apa?"Tanya Sagara, Daffa mengerutkan keningnya bingung.

"Maksudnya?"

Sagara menghela nafas. "Lo gak cape apa belajar terus terusan?"Tanya Sagara sambil menatap Daffa tepat dimata nya.

Daffa diam. "Gak cape kok."Ia mendudukan dirinya dikursi belajarnya, jemari lentiknya bergerak menekan keyboard laptop. Ia kembali memulai kegiatan belajarnya.

"Aldaffa."

Kegiatan Daffa terhenti. Ia terdiam kala Sagara memanggilnya.

Aldaffa, nama panjangnya yang jarang dipanggil sama orang lain.

Aldaffa, nama yang bakal cukup canggung kalo disebutin. Daffa gak terlalu suka dipanggil pake nama panjangnya.

"Tau dari mana?"Tanya Daffa sambil menatap Sagara tajam.

Sagara berjalan mendekati Daffa. "Devan."

Tolong ingatkan Daffa untuk mengomeli Devan nanti.

"Aldaffa Pradipta Maheswara."Sagara mengabsen nama panjang Daffa. Daffa memutar bola matanya malas, pasti Devan membeberkan semua fakta tentang dirinya.

Sagara berjalan mendekati Daffa, tangannya bergerak mengelus rambut Daffa. "Gue tau lo gak mau bikin keluarga lo kecewa. Tapi dengan lo belajar terus menerus tanpa istirahat, itu sama aja lo ngambil jalan buat bikin keluarga lo kecewa."

Daffa sedikit mengerucutkan bibirnya. "Tapi gue mau ngasih yang terbaik. Gue harus diterima di univ yang gue mau."

Sagara mengangguk menyetujui. "Gue tau. Tapi bakal lebih bagus, kalo lo belajar sesuai porsinya. Nanti lo sakit, dan kalo lo sakit, gimana kalo lo gak bisa ikut ujian kelulusan? Nanti lo nyesel."

"Sekarang lo siap siap sana."Suruh Sagara. Daffa menatap Sagara bingung. "Hm?"Gumamnya bingung.

"Gue mau ngajak makan. Cepetan siap siap, gue tunggu dibawah."Sagara mengusak rambut Daffa.

Sang empunya rambut hanya terdiam dengan wajah memerah.

Rambutnya yang diacak acak, eh kok malah hatinya yang berantakan?

.

.

.

Sagara memutuskan untuk mengajak Daffa ke salah satu mall yang ada di kota nya.

"Jadi, mau makan dulu atau main dulu?"Tanya Sagara pada Daffa yang berdiri disebelahnya.

"Main dulu, boleh?"Tanya Daffa sambil menatap Sagara penuh harap.

Sagara tersenyum dan menganggukan kepalanya. "Boleh."

Hari ini memang timezone terlihat sangat ramai, tapi itu tidak menghalangi keduanya untuk menikmati waktu bersama.

Sagara ikut tersenyum saat melihat Daffa tersenyum, Sagara juga ikut tertawa saat melihat Daffa tertawa.

"Daff."Panggil Sagara sambil menatap Daffa yang sedang tersenyum kearah sebuah arcade game yang tengah ia mainkan.

"Apa?"Tanya Daffa.

"Banyak banyakin senyum dong. Lo keliatan lebih manis kalo lagi senyum."

.

.

.

Dan disinilah mereka sekarang, ada didalam sebuah photoboth dan tengah bersiap siap untuk berfoto.

Jujur, Daffa sangat gugup sekarang. Mungkin karena faktor hanya ada mereka berdua didalam photoboth ini, terlebih jarak keduanya sangat dekat.

Pose pertama, pose serius. Daffa dengan muka datar dan tatapan tajamnya, dan Sagara dengan raut wajah yang sama datarnya, tapi meskipun begitu, mereka sama sama terlihat tampan.

Pose kedua, keduanya sama sama tersenyum manis kearah kamera. Dengan tangan Sagara yang merangkul bahu Daffa.

Pose ketiga, keduanya menatap satu sama lain dengan malu malu, dan berakhir tertawa bersama.

Dan pose terakhir, mereka berdua saling menatap dengan tatapan yang hangat, seolah menyiratkan sebuah perasaan yang mulai muncul didalam keduanya.

"Boleh gak sih gue suka sama cowok?"

TBC

Hello Future [DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang