-Bab 7 MadSya-
Jangan bilang jika dia juga mempunyai rasa yang sama?
(Muhammad Syafi'i)-Bab 7 MadSya-
Shofia berdiri dari duduknya saat Pak Mikael menghampirinya. "Siang Pak," sapa Shofia ramah. Maria ikut berdiri juga walaupun terlambat.
"Siang Pak," sapa Maria, mertua, ahehe, sambung batinnya. Ia menahan senyum geli walaupun hanya dirinya yang tau.
"Siang," jawab Pak Mikael, "Tolong kasih ini ke Filza, suruh dia kerjakan seperti biasa."
"Inggih Pak," jawab Shofia mengambil alih setumpuk buku-buku pendataan sekolah.
Pak Mikael berlalu dengan garis Wajah tegas, walaupun terlihat sangar Pak Mikael orangnya bisa melawak juga.
"Yuk Mar, bantuin kesana."
Ia beriringan dengan Maria sembari membawa setumpuk buku pendataan bulanan yang akan diserahkannya pada Filza.
"Shofia."
Shofia mengerutkan kening, ia menatap Maria untuk memastikan pendengarannya tak bermasalah.
"Bukan disini."Shofia yang mendengarnya memandang dua punggung lelaki itu was-was. Ada urusan apa hingga budak HP itu menyebut-menyebut namanya. Dan kenapa juga dengan Filza? Ada hubungannya dengan ... ?
"Kamu tuh digibahin sama dua orang, apa kagak kepo?" senggol Maria.
"Kepo sih, tapi itu privasi."
Maria menepuk bahu kanan Shofia pelan. "Cie yang direbutin ketua sama budak."
Shofia mendengus. "Apa-apaan sih. Tunggu di sini ya, aku naruh ini dulu di meja Kak Filza." Ia memasuki kelas yang masih ramai.
"Filza baru aja keluar sama budak HP, Shof, nggak nungguin dulu kah?" tanya Fikri, teman yang tadinya diajak bercanda oleh Filza.
"Nggak usah, Kak. Dia tau kok mesti ngapain. Misi."
Di halaman belakang sekolah, Filza menyandarkan punggung di dinding. Sedangkan Syafi'i duduk di pelataran yang kotor.
"Kenapa Shofia."
Filza mengatup bibirnya setelah bertanya permasalahannya langsung.
"Lo yang becus jaga dia, Jah," ucapnya, ia berdiri hendak meninggalkan tempat duduknya.
Filza menahan bahu Syafi'i agar lebih lama lagi bersamanya. "Maksud lo?" tanyanya memastikan.
"Yang lo liat kemarin tak seperti yang mereka katakan." Syafi'i melepas cekalan Filza santai.
"Makasih," ucap Filza. Ia menarik sudut bibir hampir sinis. Gua tau lo simpatik, tapi kayaknya lo salah orang kalau mau milikin dia, batin Filza
-Bab 7 MadSya-
Di ruang Osis, Shofia tengah disibukkan dengan pendataan anggota yang akan di ikutsertakan dalam perlombaan marcingband tahun ini, menyambut 17-an yang akan segera datang. Walaupun kegiatan itu beberapa bulan lagi, tapi tak ada salahnya mempersiapkan dari sekarang.
"Misi," ucap seseorang dari pintu Osis yang terbuka.
Shofia mendongak. "Masuk aja," suruh Shofia lembut. Ia kembali melanjutkan aksinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MadSya [Selesai]
Teen Fiction●Bismillah, follow akun Author terlebih dahulu.● -MadSya- Yang diam bukan berarti tak bergerak. Bagaimana jika pengagum rahasiamu berkeliaran di sekitarmu? Si-kaya saja bisa memiliki kisah cinta. Maka si miskin pun juga memiliki hal yang sama. Muham...