Bab 32

32 13 30
                                    

-Bab 32 MadSya-

Diam sampai engkau diminta untuk bicara. Lebih baik daripada engkau terus berbicara sampai diminta untuk diam.
(Sayyidina Ali bin Abi Thalib)

-Bab 32 MadSya-

"Aku perhatiin, Kakak nggak terlalu banyak bicara. Bicara aja kali Kak, nggak usah sungkan. Kita 'kan sama-sama panitia." Sedari tadi yang Shofia lakukan adalah berceloteh kesana-kemari sambil menunggu Syafi'i menghabiskan makanannya.

Syafi'i tersenyum dan menggeleng.

"Bicara juga nikmat Allah Kak, meski dalam takaran jangan berlebihan."

"Saya belum terbiasa."

"Maka dari sini biasakan bicara. Berbincang dengan teman, keluarga, Syafiq, ibu Kakak. Semua itu perlu."

Syafi'i menurunkan sendok ke meja. "Saya nggak mempunyai teman." Ia menatap balik Shofia yang sedari tadi memperhatikannya. Ck, gadis ini terkadang sok akrab.

"Kita sekarang teman hidup. Eh——." Shofia menutup mulutnya. "Becanda ya, becanda."

"Dasar."

"Ih, itu gunanya teman. Suka bikin orang tertawa meski dibuat-buat atau keceplosan."

"Dibuat-buat sama keceplosan apa bedanya?"

"Dibuat-buat mah sudah mau diucapin dan terucap. Sedangkan keceplosan, dari hati dan mulut nggak sengaja."

"Jadi perkataan kamu yang tadi dibuat-buat apa keceplosan?"

"Yang mana?" Shofia meluruskan pandangan ke arah depan. Begini rasanya berinteraksi dengan orang yang baru belajar bicara.

"Teman hidup."

"Keceplosan," ulas Shofia spontan. Sadar akan perkataannya, Shofia mengerjap dan menatap Syafi'i yang juga menatapnya.

"Eh."

"Jadi ... mau jadi teman hidup saya?"

Shofia mengerjap tak percaya. "Benarkah?"

Meski tau arah pembicaraan mereka. Syafi'i memilih melihat ekspresi Shofia yang sedang berpikir. Kelihatannya aja tanggap saat diperintah ini-itu. Masalah cinta lemotnya minta ampun.

Waktu memperlambat kinerjanya dan membiarkan pikiran Shofia berkelana kemana-mana tentang tawaran Syafi'i. Mengapa dari ajakan bicara darinya berakhir membungkam dirinya sendiri. Sepertinya Syafi'i akan bicara jika sudah geram diganggu? Dan kenapa dia bicara seperti itu? Apa Syafi'i terganggu?

Teman hidup ... kata lain dari kekasih, suami istri dan hidup bersama mengarungi bahtera cinta. Eh tunggu! Jangan bilang ini ungkapan cinta Syafi'i kepadanya.

Shofia terhanyut dalam pemikirannya hingga tak sadar Syafi'i sudah menyelesaikan acara makannya. Syafi'i melipat bungkusan bekas itu dan memasukkannya ke saku hoodie. Jangan dibilang ia jorok karena sering Author lakuin. Tapi nanti dibuang kok kalau melewati tong sampah. Jika lupa, ya sudah alamat sampai ke rumah dibawa.

MadSya [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang