Bab 9

68 24 2
                                    


-Bab 9 MadSya-

Kamu tau gimana rasa tak enak hati saat kamu melihat saya ingin memperlakukan orang lain di hadapan kamu seolah saya menyayanginya. Rasanya saya ingin tenggelam saja, padahal kamu sendiri belum tentu merasakan apa yang saya rasa, Fia.
(Muhammad Syafi'i)

-Bab 9 MadSya-

Syafi'i.

BlackDark.

Syafi'i.

Budak HP.

Tangan kanan Geng BlackDark.

Budak HP itu pernah menjadi bagian dari Geng BlackDark.

"Yailah, masa nggak kenal sama Syafi'i? Orangnya tuh terkenal, keren, harusnya lo kenal sih sama dia. Masa orang seterkenal Syafi'i di SMP Nusa Satu, nggak terkenal di sini? Aneh."

"Aku beneran nggak kenal Kak, bisa tanyakan ke lain aja."

"Bahkan lo pasti nggak kenal BlackDark? Geng legendaris yang baru bubar 2 tahun lalu. Lo baru netes?"

Si budak HP itu Syafi'i, dia menjadi tangan kanan BlackDark.

Seperti apa kehidupannya sebelum ini?

Dua tahun baru melanjutkan sekolah. Berarti ... dia sempat kemana? Ngurusin gengnya?

Yang artinya dia lebih tua dari anak-anak lainnya? Tapi mengapa Syafiq juga baru kelas 2 di SMA Bakti Bangsa? Apa mereka kompak bersekolah pada tahun yang sama?

Jika iya Syafi'i terkenal, tapi mengapa orang tak mengenalnya?

"Fia ...."

Fia, dia manggil namaku Fia. Dia udah bisa bicara.

Dia tak bisu ternyata. Tapi kenapa selama ini ... ah sudahlah!

Sejumlah pertanyaan hilir-mudik di kepala Shofia mulai mengalihkan pikirannya 2 hari ini. Jika tak ada Anggia tempo hari, mungkin ia tak akan sekepo ini pada kehidupan budak HP itu.

Ia memilin-milin ujung kerudung sembari menatap kosong ke arah papan tulis yang bercorat-coret. Raganya memang di sini, tapi pikirannya mengarah ke kelas seberang, kelas 2 IPS. Atau lebih tepatnya mengarah pada budak HP.

Maria menoel pipi Shofia pelan. "Mikirin apa?" Ia mencari-cari sesuatu dari ekspresi yang ditunjukkan Shofia. "Mikirin nanti tanding sama SMA sebelah?" tebak Maria asal.

Shofia kembali tersadar jika ia masih di kelasnya. "Eh ... ehm, itu, eh iya, sedikit."

Maria menepuk bahu Shofia pelan. "Nanti aku datang kok buat nyemangatin kamu. Semangat ya, ini kan cuma peresmian kan, nggak terlalu pukul-memukul saat tanding nanti?"

"Nggak tau, tapi kata Syafiq juga dia cuma bias-biasa aja. Nggak tau saat tanding nanti, doakan saja semoga peresmian gedung PSHT Bugenvil SMA Bakti Bangsa berjalan lancar."

MadSya [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang