-Bab 40 MadSya-Kita adalah manusia yang sama, diciptakan dari tanah, hidup di rahim seorang wanita dan tumbuh dengan bentuk keluarga. Hanya saja kita berdua berbeda Tuhan. Untungnya kita sama-sama memiliki toleransi tinggi. Yang pasti, kita ingin hidup bersama membagi cerita tanpa ada dinding pembatas baik sekarang atau di surga nanti. Namun sayangnya, kita adalah aku dan kamu yang tak bisa disatukan jika masih berbeda keyakinan. Tuhanku Yesus, sedangkan Tuhanmu Allah.
(Maria)
-Bab 40 MadSya-
Seminggu setelah ujian
Jam istirahat kali ini anak-anak kelas 1 dan 2 berhambur menuju mading utama sekolah. Walaupun intruksi pihak ketua kelas masing-masing untuk tetap tenang, tapi yang namanya anak-anak baru tumbuh gigi susu pasti ributnya lillahi ta'ala tanpa dikomando.
Mereka membentuk kelompok-kelompok dari 2 orang hingga tak terhitung. Langkah mereka pun satu tujuan meski dari berbagai sudut sekolah. Mading yang tetap menjadi benda mati itu hari ini didatangi oleh puluhan orang demi melihat Bangsa Jin konser. Alamak, terlalu semangat authornya.
Setelah sampai, mereka berjinjit senang karena tidak ada yang tinggal di kelas mereka kecuali orang-orang yang tak membayar uang ujian dan tak mengikuti ujian.
Derap langkah bersahut-sahutan, pekikan senang, tawa bersama, pelukan serta ucapan selamat mewarnai depan mading yang masih diam di tempatnya. Seakan hujan di Bulan Juni, mereka melepas beban penat sempat begadang karena belajar, penat karena setiap hari memakan kertas ujian.
Di bangunan serba guna alias aula sekolah, seluruh kelas 3 melakukan serentetan acara perpisahan sekolah. Sebenarnya acara perpisahan atau perkumpulan sih? Katanya perpisahan, kok ngumpul? Oke keracunan fyp nih authornya.
Dari acara perpisahan, pembagian hasil ujian tertulis di mading dan pembagian raport sekolah diadakan di SMA Trisakti 1 secara serentak hari ini. Itupun untuk memperluas waktu libur panjang sebelum mereka memasuki tahun ajaran baru, katanya.
Untuk pemilihan ketua serta jajaran anggotanya akan dilaksanakan setelah tahun ajaran baru dimulai. Jadi, Filza serta kawan-kawan diberikan perpanjangan waktu untuk dihabiskan mengajari anak-anak terpilih nantinya dari seluruh siswa.
Peringkat kelas itupun masih seperti tahun-tahun kemarin. Filza sebagai juara 1, Zakhwa sebagai juara 2, Putra sebagai juara 3. Sejumlah nilai terpahat rapih dengan tinta warna emas. Warnanya aja ya, kalau emasnya kapan-kapan aja. Sejumlah piagam dan album foto menyertai pembagian nilai mereka. Semuanya dinyatakan lulus membuat bangsa rebahan santuy bersorak senang.
Filza terlihat gagah dengan seragam Osis biru tua yang sebentar lagi hanya tinggal kenangan. Ia duduk di antara Dirga dan Yusuf, sedangkan para orangtua dikelompokkan dalam bangku terisi makanan. Semua keluarga Filza hadir, baik Qusyairi yang sempat menolak ataupun Dania yang sangat cantik hari ini.
Balik lagi ke mading sekolah yang sudah dijejali oleh kebanyakan siswi. Kaum betina itu memang sudah kebiasaan berjejal di manapun dan kapanpun. Percaya deh. Mau dikasih tunjuk? Di pasar, tukang sayur, dangdutan, selamatan, arisan. Nggak afdol kalau nggak saling mepet-mepetan demi nawar separoh harga.
3 urutan juara umum sekolah diumumkan di kertas terpisah. Sedangkan untuk juara perkelas dan perlokal berderet rapih dari nominasi kelas 1 hingga 2. Sisanya di urut berdasarkan nilai dan bidang study.
Juara Umum
1. Siti Shofia Nurrahma || 2 MIPA
2. Maria || 2 MIPA
KAMU SEDANG MEMBACA
MadSya [Selesai]
Teen Fiction●Bismillah, follow akun Author terlebih dahulu.● -MadSya- Yang diam bukan berarti tak bergerak. Bagaimana jika pengagum rahasiamu berkeliaran di sekitarmu? Si-kaya saja bisa memiliki kisah cinta. Maka si miskin pun juga memiliki hal yang sama. Muham...