"Shofia mana?"
"Dia tadi gue suruh nyari lu, eh dia malah masuk ke dalam. Nggak tau sekarang di mana." Dion sedikit meringis kala Dirga dengan sengaja menekan luka di pergelangan tangannya.
Syafi'i bersandar tak jauh dari kerumunan panitia. Bukannya Shofia sudah keluar sedari tadi? batin Syafi'i. Ia merenggangkan tangan perlahan, lalu menatap dua tapak tangan yang sempat menempel di dinding mengurung tubuh Shofia.
Jujur, kejadian itu tak pernah terlintas di benaknya. Apa itu termasuk dosa? Perlahan batinnya membaca beberapa kalimat istighfar. Kelakuannya salah besar. Bagaimanapun alasannya, tetap saja itu tidak dapat ditoleransi dalam beragama.
"Lo tau mereka siapa?" tanya Dirga penasaran.
"Kayaknya anak SMA BB."
"Anak BD udah bergerak?"
"Udah, lagi nyisir keberadaan mereka."
Syafi'i menatap sebentar kain hitam yang membatasi antaranya dan antara rumah hantu yang digadang-gadang ada penyusup yang menyamar sebagai hantu.
Seluruh peserta yang belum memasuki dibatalkan sepihak oleh panitia dan mereka semua kembali diarahkan untuk pulang saja. Menyisakan beberapa panitia dan segerombol Anggota BlackDark.
"Mana Shofia, ya?" tanya Filza pada beberapa panitia yang melintasi mereka.
"Nggak tau."
"Lah kok pada nggak tau?" tanya Filza lagi.
"Apa sudah pulang?"
"Katanya panitia jangan pulang dulu? Gimana sih?"
"Luka lo gimana?" tanya Dirga.
Filza melihat sikunya. "Ah ini, cuma luka dikit."
"Gimana ceritanya?"
"Gue mergokin 3 orang yang nganiaya Dion, Dion keluar eh gue yang kena. Sempat adu jotos juga."
"Kayaknya ada dendam orang itu ke SMA kita."
Syafi'i menegakkan punggung dan perlahan berjalan ke arah luar untuk memastikan keberadaan Shofia. Bahkan instingnya saja mengatakan Shofia masih berkeliaran di sekitar sini. Mana mungkin seorang wakil pulang lebih dulu dari anggota-anggotanya?
Bukan tipe Shofia banget!
Selesai berkeliling tanpa membuka suara. Syafi'i kembali bersandar pada sandaran yang sama seperti sebelumnya. Ia kembali mengamati tirai hitam itu hingga ada perasaan tak enak menyelimuti hatinya.
"Para guru usahakan jangan tau. Cukup kita-kita yang tau ensiden ini."
"Lapor Kak. Ada 20 orang yang luka dan UKS kehabisan obat merah. Apa bisa kita membelinya sekarang?"
Filza mengangguk dan berjalan dengan bendaraharanya. "Bila ada Shofia kabarin ya."
Di dalam rumah hantu, Shofia kembali bersembunyi di balik pintu yang sama seperti 20 menit sebelum ia kembali ke sini. Niat hati ingin keluar dan menjauh dari Syafi'i, tapi malah ia dikejar oleh 3 orang yang tak sengaja berpapasan dengannya di pintu hendak keluar.
"Mana tuh cewek?"
"Udah keluar kali."
"Elu sih bilang BD ada. Padahal pas banget pengen gue pergokin di balik pintu ini."
"Lah kan gua panik. Mana tau itu beneran BD."
"Jangan-jangan dia di balik pintu sini lagi?"
"Ah, bisa saja kan."
KAMU SEDANG MEMBACA
MadSya [Selesai]
Teen Fiction●Bismillah, follow akun Author terlebih dahulu.● -MadSya- Yang diam bukan berarti tak bergerak. Bagaimana jika pengagum rahasiamu berkeliaran di sekitarmu? Si-kaya saja bisa memiliki kisah cinta. Maka si miskin pun juga memiliki hal yang sama. Muham...