Bab 8

55 26 14
                                    

-Bab 8 MadSya-

Ayah adalah sosok yang dalam sakitnya pun, pasti selalu memikirkan nasib keluarga..
Ayah adalah sosok yang mampu menepis air matanya karena Allah memberi bahu yang kuat untuk menopang kesedihannya..
Ayah adalah sosok yang paling tidak bisa jika ada orang yang merendahkan keluarganya.
Ayah adalah sosok yang selalu terlihat tegar agar anak-anaknya tak merasa khawatir.
Dan Ayah adalah sosok yang tak banyak bicara, yang terkesan tidak perduli, tetapi sesungguhnya yang ada dalam hatinya hanyalah kita keluarganya.
(Grup Kalam Mutiara)

-Bab 8 MadSya-


"Assalamu'alaikum, misi."

Malik meringkukkan badan sedikit karena tak nyaman dengan posisi tidurnya. Keringat dingin membasahi pelipisnya.

"Assalamu'alaikum, misi." Syafiq menyeringai semangat karena sudah berencana menemukan dengan Shofia, perempuan yang akan bertanding 3 hari lagi dengannya.

Syafi'i berdiri di depan pintu membawa sekresek ayam potong yang di pesan oleh Malik siang tadi. Ia mengetuk pintu berharap pemilik rumah segera membukanya. Sedangkan Syafiq bersandar di tiang sembari mengamati gerak-gerik saudaranya.

"Misi."

Malik masih mencari posisi nyaman untuk tidurnya tapi suara dari luar rumah membuatnya membuka mata perlahan.

"Shofia, tolong bukain pintu 'Nak." Malik berduduk di pinggir kasur sembari mengusap muka pelan, lalu memijit kepala karena rasa sakit menusuk-busuk belakang kepalanya.

"Shofiaaaaa," panggil rendah Malik lagi.

Gaungan ayat suci terhenti saat mendengar sang ayah memanggilnya. "Shadaqallahuladzim, allahuarhamna bil qur'an!" Shofia masih duduk di atas sajadah untuk memastikan suara tadi dari kamar ayahnya.

"Shofia, apa kamu dengar Ayah? Tolong bukain pintu, ada orang mengantar ayam potong."

Shofia langsung berdiri dan mengganti mukenanya dengan kerudung segitiga instant biru pudar. "Sebentar Ayah," sahut Shofia.

"Assalamu'alaikum, misi?" ujar Syafi'i lagi. Sudah tiga kali salamnya, namun pemilik rumah masih tak menampakkan batang hidungnya. Jika sudah begini, maka pilihan balik kanan dan pulang adalah tepat.

Hal ini sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw.,


عن أَبي موسى الأشعري رضي الله عنه قَالَ قَالَ رسول الله صلى الله عليه وسلم الاسْتِئْذَانُ ثَلاثٌ ، فَإنْ أُذِنَ لَكَ وَإِلاَّ فَارْجِعْ. متفقٌ عَلَيْهِ .

"Meminta izin itu tiga kali. Jika diizinkan, maka lakukanlah. Jika tidak, pulanglah!"

Syafiq berjalan ke depan hingga ia berhenti di sebelah Syafi'i. "Coba tebak siapa pemilik rumah ini?"

Dengan gerakan malas, Syafi'i hanya menatap sinis Syafiq yang sengaja menyeretnya hingga ke rumah pelanggan tetap ibunya, katanya.

Shofia melangkah setengah berlari menghampiri pintu depan. "Wa'alaikumussalam. Sebentar!" ucap Shofia sedikit berteriak.

Syafi'i menghembuskan napas lega saat mendengar dalamnya di sahut seseorang. Ia memasukkan sebelah tangan ke dalam hoddie hitam bermotif air terjun.

MadSya [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang