03. Malam Kelam

166K 10.6K 105
                                    

Selamat membaca! Sebelumnya jangan lupa untuk tinggalkan jejak ya:)

TW!

Revised

Kalau lagi banyak pikiran gini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau lagi banyak pikiran gini. Ravindra biasanya akan ke club. Seorang teman lama mengenalkannya pada tempat yang katanya bisa dia kunjungi setiap ada masalah. Dia hanya meminum beberapa gelas alkohol setelah itu pulang. Sebenarnya, biasanya teman-temannya akan ikut ke tempat ini. Namun, entah kenapa hari ini Ravindra ingin pergi sendiri. Walaupun masih jam 7 malam, namun Ravindra sudah dalam perjalanan menuju club yang biasa ia kunjungi.

Biasanya Ravindra pergi ke club sekitar jam 10 atau 11. Namun firasatnya mengatakan kalau Handra akan pulang kerja cepat untuk hari ini. Lebih cepat lebih baik.

Setelah sampai ke sebuah club. Dia langsung masuk dan duduk di bar panjang yang tersedia. Baru beberapa bulan ini, Ravindra suka bermain-main di club. Lebih tepatnya sejak dia menginjak umur 18 tahun.

"Ton, pesen kayak biasa," ujar Ravindra kepada bartender bernama Anton.

Anton mengancungkan jempolnya. "Siap bos." balasnya sebelum melakukan pekerjaannya.

Ravindra mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangan. Dia mendengkus kesal begitu melihat rivalnya dari sekolah lain juga berada disana. Ravindra mencoba untuk tidak menghiraukan tatapan-tatapan tajam yang diberikan oleh sekelompok murid dari sekolah lain itu.

Anton memberikan sebuah gelas berisi es dan cairan alkohol di dalamnya. Ravindra buru-buru menghabiskannya. Sepertinya pikirannya sedang kalut, dia tidak peduli akan mabuk sedikit untuk hari ini. Alkohol cukup membantunya melupakan realita yang tengah dihadapinya.

"Tambah," ucapnya kepada Anton.

Padahal sudah gelas ketiga. Namun, sepertinya Ravindra masih belum ambruk.

Anton menghela napas. Dia sebenarnya tahu kalau Ravindra masih SMA dan mau menyuruh Ravindra untuk berhenti mabuk-mabukan. Namun setiap kali datang ke club, cowok itu selalu terlihat tertekan. Anton jadi sedikit kasihan melihatnya. Mungkin jalan keluar Ravindra untuk melupakan masalahnya adalah dengan minuman beralkohol. Jadi, Anton memutuskan untuk membiarkannya.

Setelah gelas kelima, pandangan Ravindra mulai kabur dan akhirnya pada gelas keenam. Ravindra memegang kepalanya demi menahan pening.

"Lagi," ujar Ravindra yang sudah mulai mabuk.

Anton menghela bapas, "Udah deh bos, bentar lagi ambruk dah lo."

Ravindra berdecak. "Kasih aja cepet!"

Setelah meminum gelas ketujuh, pandangan Ravindra mulai kabur. Sekilas dia melihat beberapa orang menghampirinya. Namun, entah kenapa setelah itu Ravindra seolah kehilangan kesadaran.

****

Naresha baru saja pulang dari rumah Kinan. Dia menatap langit yang sudah gelap. Seharusnya tadi dia menerima tawaran untuk diantarkan pulang oleh Kinan. Penyesalan emang datang belakangan ya?

RAVINDRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang