Disini bakal lebih ke cerita tentang Kinan ya.
Happy Reading~
"NAR! NAR! GUE MINTA MAAF!" teriak Kinan begitu Naresha masuk kelas. Naresha langsung terbelabak begitu ada yang teriak-teriak namanya di pagi gini.
Kinan berlari menuju sahabatnya lalu memeluknya, "Huhu, gue minta maaf kemarin. Gue cuman shock, sama kecewa lo malu ngasih tau tentang hal itu ke gue." ujar Kinan sambil memeluk erat Naresha. Dia sangat sadar, kemarin perlakuannya membuat hati Naresha sakit.
Beberapa murid yang sudah datang langsung menatap aneh ke Kinan dan Naresha. Naresha yang menyadari hal itu langsung menjauhkan Kinan dari tubuhnya, sampai pelukan gadis itu terlepas.
"Jangan disini, banyak orang." bisik Naresha.
Kinan mengangguk, gadis itu menarik tangan sahabatnya keluar kelas. Mereka berjalan menuju kantin dan duduk di meja yang kosong. Mumpung jam masuk sekolah masih setengah jam lagi, jadi mereka sekalian nongkrong di kantin sebentar.
"Lo kenapa bisa bunting, Nar?" tanya Kinan penasaran.
Naresha menghela napasnya. "Kejadiannya sekitar sebulan lalu. Gue habis pulang dari rumah lo. Waktu itu kan udah malam..."
Akhirnya Naresha menceritakan semua kronologinya kepada Kinan. Namun perempuan itu, tidak memberitahu siapa ayah dari anak yang ia kandung. Kinan mendengarkan cerita Naresha dengan serius. Selesai Naresha cerita, Kinan langsung menutup wajahnya dengan tangannya.
"Ya ampun, Nar. Harusnya malam itu gue ngantar lo ke rumah. Maaf banget, maaf..." ujar Kinan menyesal. Gadis itu merutuki dirinya sendiri karena merasa bersalah.
Naresha langsung menggeleng. "Salah gue, Kin. Waktu itu lo udah nawarin buat antar pulang, tapi gue malah nolak,"
"Terus siapa bapaknya?" tanya Kinan.
Naresha terdiam, lalu dia menghela napas. "Gue gak bisa kasih tau, lo."
Kinan mengangguk mengerti. "Btw, katanya orang yang ituin lo dijebak. Sama siapa? Udah lapor?"
"Gue gak tahu dia dijebak siapa. Gue juga belum tanya, karena lupa. Kalo soal lapor, belum. Biarin orang itu dapat karma aja. Soalnya gue udah terlanjur...hamil," ucapnya sedih.
Kinan menatap sahabatnya dengan sendu. Sungguh dia merasa iba dengan nasib yang menimpa Naresha. Lalu gadis itu menarik tangan Naresha dan menggenggamnya.
"Gapapa, Nar. Gue bantu lo ngerawat anak itu, ya? Lo gak diusir dari rumah, kan?"
"Gue udah nikah, Kin."
"APA?!"
Naresha buru-buru membekap mulut Kinan. Kinan menatap tidak percaya ke Naresha. Bahkan dia lebih terkejut mendengar hal ini, dari pada mendengar kabar kalau Naresha hamil.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVINDRA [END]
Teen FictionKeputusan Ravindra untuk melupakan masalahnya di club malam itu, benar-benar sebuah kesalahan besar. **** Ibunya bunuh diri dan ayahnya suka melakukan kekerasan, membuat Ravindra tumbuh menjadi remaja yang tak terkendalikan. Tapi dunianya seakan ju...