Happy Reading~
Naresha yang baru keluar kelas, langsung turun ke lantai bawah. Dia akan ke toilet sebentar karena kebelet. Saat di perjalanan menuju toilet, Naresha berhenti melangkah begitu dia melihat ada 2 orang di lorong yang sepi. Cewek itu mengintip dari balik dinding untuk memperhatikan 2 orang tersebut. Dia melihat seorang gadis menyerahkan surat ke cowok di hadapannya. Naresha bisa tebak cowok itu adalah Ravindra, dan gadis di depannya adalah adik kelasnya. Mungkin adkelnya itu sedang menyatakan perasaannya ke Ravindra.
Naresha gak peduli dengan hal itu. Dia lanjut jalan menuju toilet. Setelah selesai, dia mencuci tangannya dan keluar toilet perempuan.
"Ngapain ngintip-ngintip tadi?" tanya Ravindra yang tiba-tiba sudah berada di depan pintu toilet.
Naresha mengelus dadanya karena terkejut. Lalu dia menatap kesal ke arah Ravindra. "Jangan bikin gue jantungan deh, kak. Gue nanti keburu is dead, sebelum ngelahirin."
Ravindra menyentil mulut Naresha. "Ngomongnya dijaga." ucapnya sambil menatap datar ke arah Naresha.
Aduh, ini kenapa banyak yang suruh omongan Naresha dijaga, ya? Emang letak kesalahan dari kalimat yang keluar dari mulut Naresha tuh, dimana?
"Yaudah, tadi gimana? Lo terima apa gimana?" tanya Naresha penasaran. Adkelnya tadi merupakan salah satu primadona di sekolah. Gak mungkin Ravindra tolak, kan?
"Gak lah. Palingan di dare sama temennya,"
Naresha mengangkat alisnya, lalu sedetik kemudian dia terkekeh. "Dih? Jangan-jangan selama ini, kalau ada yang nyatain perasaaannya ke lo, lo anggap mereka cuman di dare?"
"Iya," balas Ravindra enteng.
Naresha berhenti terkekeh mendengar jawaban dari Ravindra. Mukanya berubah menjadi serius.
"Lo gak pernah pacaran?" tanya Naresha yang merasa aneh.
"Gak pernah."
Naresha menyilangkan tangannya di atas perutnya. Dia menatap tak percaya ke arah Ravindra. Mungkin cowok itu sedang bercanda, ya?
"Bohong!" tukas Naresha tidak percaya.
Ravindra tidak menggubris perkataan Naresha. Cowok itu berbalik badan dan pergi meninggalkan Naresha. Naresha yang ditinggalin langsung berdecak kesal.
****
"Nar, kamu udah masukin baju kamu, kan?" tanya Lira kepada sang anak.
Naresha mendongak menatap Lira. "Udah." jawabnya sambil menutup resleting kopernya. Dia mendirikan kopernya menjadi vertikal, lalu menoleh ke arah ibunya.
"Tristan mana, ma?" tanya Naresha.
Lira tersenyum simpul. "Kamu mau nyari Ravindra bertabir nyari Tristan, ya?" tanyanya menggoda sang anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVINDRA [END]
Teen FictionKeputusan Ravindra untuk melupakan masalahnya di club malam itu, benar-benar sebuah kesalahan besar. **** Ibunya bunuh diri dan ayahnya suka melakukan kekerasan, membuat Ravindra tumbuh menjadi remaja yang tak terkendalikan. Tapi dunianya seakan ju...