Happy Reading!
"KEVIN!" teriakan Galvin terdengar menggelegar di dalam rumahnya.
Kevin yang sedang bersantai di kamarnya langsung keluar kamarnya. Dia turun ke bawah untuk menemui abangnya.
"Kenapa, bang?" tanya Kevin santai.
Galvin berjalan cepat ke arah Kevin, dan menarik kaos adiknya.
"Lo jebak Ravindra?" tanya Galvin yang masih berusaha menahan amarahnya.
Kevin tersenyum miring. "Yoi, mungkin dia udah hamilin cewek seka-"
Bugh...
Galvin memukul Kevin sampai adiknya tersungkur ke lantai. Dia menatap adiknya nyalang, tangannya terkepal kuat. Sedangkan Kevin memegang pipinya dan menatap heran ke Galvin.
"Kenapa, sih? Bukannya harusnya lo seneng, bang?" tanya Kevin yang merasa aneh. Cowok itu langsung bangkit dan menatap balik abangnya dengan tajam.
Galvin mendengus, "Seneng? Lo tau siapa yang dia hamilin?"
Kevin terdiam. Dia tidak pernah mencari tahu, siapa perempuan yang ia tangkap malam itu. Tapi apakah abangnya mengenalnya?
"Lo ingat Naresha?" tanya Galvin yang sudah sedikit meredakan emosinya.
Kevin berpikir sebentar. Dia mengingat-ingat nama Naresha. "Ingat, dia-"
"Dia yang Ravindra hamilin. Kenapa lo jebak Naresha sama orang bangsat itu? Naresha ada salah sama lo?" tanya Galvin.
Tatapan Galvin seolah menyiratkan kebencian kepada Kevin. Bahkan Kevin sampai tidak berkutik melihatnya. Baru kali ini, abangnya menatapnya seperti itu. Tangan Kevin terkepal kuat.
"Gue gak tau siapa cewek gue tangkep malam itu. Gue gak tau kalau itu cewek yang namanya Naresha," jelas Kevin.
Galvin bersedekap dada. "Gue gak peduli, Ravindra mau diapain sama lo. Tapi lo kelewatan! Kenapa bawa-bawa orang lain ke masalah lo?"
Kevin meraup wajahnya kasar, "Terus kenapa kalau Naresha yang jadi korban? Kenapa lu peduli banget, bang? Gue udah lakuin semua cara biar Ravindra hancur, sesuai keinginan lo 2 tahun lalu! Kurang apa, bang?!"
Galvin menampar keras Kevin. "Diam lo Kevin! Gue muak banget ngelihat lo!"
Setelah mengatakan kalimat tersebut, Galvin pergi meninggalkan Kevin yang kelihatan suram. Kevin langsung masuk ke kamarnya. Dia membanting pintu dan mengambil gitarnya. Gitar itu dia lempar ke lantai sampai rusak. Semua barang yang ada di depannya, dia hancurkan.
"BANGSAT! RAVINDRA LAGI RAVINDRA LAGI SIALAN!" amuknya.
Kevin duduk di ranjangnya dan menatap ke depan dengan tatapan tajam. Dia menjambak rambutnya sendiri. Lalu laki-laki itu mengambil ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVINDRA [END]
Teen FictionKeputusan Ravindra untuk melupakan masalahnya di club malam itu, benar-benar sebuah kesalahan besar. **** Ibunya bunuh diri dan ayahnya suka melakukan kekerasan, membuat Ravindra tumbuh menjadi remaja yang tak terkendalikan. Tapi dunianya seakan ju...