Happy Reading!
Kinan menatap buku catatan milik Naresha yang tertinggal. Padahal, Naresha sudah pergi meninggalkan kelas. Dia buru-buru mengambil buku catatan tersebut dan berlari keluar kelas.
"NARESHA!" panggil Kinan dari lantai 2. Sayangnya, Naresha yang lagi berjalan menuju ke gerbang, tidak mendengar panggilan Kinan. Ah, padahal gadis itu sudah mempermalukan dirinya sendiri dengan berteriak keras, tapi usahanya sia-sia ternyata.
Kinan langsung menuruni tangga untuk mengejar Naresha. Tapi saat dia sudah sampai ke bawah, Naresha malah sudah hilang entah kemana. Kinan bahkan sampai mencari ke depan gerbang sekolah, siapa tau Naresha masih ada disana. Namun nihil.
Gadis itu memutuskan untuk langsung pulang saja. Dia berjalan menuju mobil alphardnya dan membuka mobil mehong itu.
"Yok, pak. Kita pulang." ujar Kinan kepada supirnya.
"Siap, non!" balas supirnya.
Kinan menatap ke arah luar mobilnya. Posisinya saat ini belum terlalu jauh dari sekolah. Dia melihat sebuah warung kecil yang sedikit ramai. Namun, dia malah dikejutkan dengan salah satu sosok yang berada di warung tersebut.
"Pakkk, berhenti, berhenti!" titah Kinan tiba-tiba.
Mobilnya berhenti di tepi jalan. "Kenapa, non?" tanya supir Kinan.
Kinan menoleh, "Sebentar, saya pengen beli makanan di warung dulu," ujar Kinan.
"Oke, non."
Kinan membuka pintu mobilnya. Lalu dia berjalan diam-diam ke warung di depannya. Dia mengintip sosok Naresha dari balik pohon. Namun, karena tidak mendengar pembicaraan Naresha dengan seseorang di dalam warung tersebut, Kinan memutuskan untuk mendekat.
"Santuy aja, Ravindra udah nyuruh kita gak cepu. Bisa-bisa pulang tinggal nama kita kalo berani cepu," ujar seseorang sambil tertawa.
"O-oh, iya kak. Makasih ya." Kinan bisa menebak itu suara Naresha.
Tapi sekarang banyak pertanyaan yang bermunculan di otak Kinan.
Ravindra?
Cepu?
Ada apa sebenarnya?
"Eh, mau kita-kita anterin ke rumah kaga?"
Kanan tersentak begitu mendengar suara Arka. Gadis itu baru menyadari, Naresha sedang bersama Arka, Gevano, dan Mamet. Astagaaa, Kinan jadi semakin bingung.
Skrekk
Kinan menatap sampah plastik botol di bawahnya. Sontak, Naresha dan yang lain langsung menoleh ke arah Kinan begitu mendengar suara yang dihasilkan oleh Kinan.
"Kinan?!" tanya Naresha terkejut. Dia menghampiri sang sahabat yang mukanya sudah pucat pasi seperti orang baru ke-gep melakukan sesuatu.
"Na-Naresha, gue gak ada maksud ngikutin lo, kok. Suerr!" ucap Kinan sambil membuat jari peace.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVINDRA [END]
Teen FictionKeputusan Ravindra untuk melupakan masalahnya di club malam itu, benar-benar sebuah kesalahan besar. **** Ibunya bunuh diri dan ayahnya suka melakukan kekerasan, membuat Ravindra tumbuh menjadi remaja yang tak terkendalikan. Tapi dunianya seakan ju...