Happy Reading!
2 bulan kemudian.
"Aaaa, perut lo lucu, Nar, gemoy!!" ujar Kinan yang gemas melihat perut buncit sahabatnya.
Saat ini, Kinan sedang bersama Naresha di sebuah tempat makan. Untung saja, Ravindra memperbolehkan Naresha untuk jalan-jalan sebentar dengan Kinan.
"Gemoy apaan, gue jadi kelihatan gendut, Kin. Kalau kata Ravindra gue kek kuda nil!"
Kinan tertawa keras, melupakan fakta kalau dia sedang berada di tempat umum. Naresha langsung membekap mulut Kinan yang tidak bisa di kontrol itu.
"Emphh! Mphh-HAHAA!" Kinan berhasil melepaskan bekapan Naresha, dan gadis itu kembali tertawa.
"Kin, asli lo toa banget, ya, ketawanya?"
"Bengek anjir, kuda nil? HAHAHA..."
Naresha menarik napasnya, berusaha sabar. Dia juga mengelus dadanya sesekali.
"Aduh, maap, Nar. Kocak banget soalnya, tapi suami lo gak salah, sih!" ungkap Kinan jujur.
Naresha mencebik dan langsung menatap kandungannya yang sekarang sudah menginjak 7 bulan. Pernikahannya dengan Ravindra berarti sudah menginjak 6 bulan. Hubungan Naresha dan Ravindra baik-baik saja. Walaupun, kadang mereka sering berdebat kecil perihal masalah sepele. Namun, beberapa hari kemudian pasti berbaikan lagi.
Naresha juga perlahan membuka hati untuk ayah dari anaknya itu. Eh, maksudnya dia udah suka sejak awal, sih. Dia mencoba untuk menyingkirkan Galvin dari hatinya. Untung saja, tidak ada orang ketiga dalam rumah tangganya. Ini salah satu keuntungan menikah dengan cowok yang gak peduli dengan kaum Hawa. Dia gak bakalan peduli sama cewek lain, kecuali cewek yang benar-benar sudah dia anggap menjadi bagian dalam hidupnya.
"Nar! Senyum-senyum ae, mikirin swami tercintah pasti!" tebak Kinan dengan senyuman penuh arti.
Naresha menggeleng sambil merapihkan rambutnya. "E-enggak, lah. Ngapain mikirin dia?"
"Bohong. Ah, btw hubungan gue sama Arka kaga maju-maju, Nar. Nyerah deh gue. Mending sama Vino, dah." dumel Kinan sambil memainkan minumannya.
"Nah, pinter. Mending lo buka hati ke cowok yang benar-benar kasih kepastian, Kin. Vino cakep kok, pinter lagi, yakan?"
Kinan memanyunkan bibirnya. "Tapi gantengan Arka, Nar." bisik Kinan.
Naresha dan Kinan sama-sama terkekeh. "Iya, juga, sih. Tapi jangan lihat gantengnya doang, dong. Vino tulus gitu kelihatannya. Kasihan gue lama-lama, kalau dia digantungin sama lo gitu." ujar Naresha.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVINDRA [END]
Teen FictionKeputusan Ravindra untuk melupakan masalahnya di club malam itu, benar-benar sebuah kesalahan besar. **** Ibunya bunuh diri dan ayahnya suka melakukan kekerasan, membuat Ravindra tumbuh menjadi remaja yang tak terkendalikan. Tapi dunianya seakan ju...