Maaf ya kalo ada typo atau tanda baca yang salah.
Happy Reading!Hari Sabtu itu, enaknya buat berleha-leha di rumah. Naresha setuju dengan hal itu. Tapi, itu sebelum dia menikah dengan Ravindra. Sekarang bawaannya pengen keluar rumah aja. Dia melihat Ravindra yang sedang berkutat dengan laptop. Tiba-tiba perut Naresha keroncongan. Dia memang menahan lapar dari tadi. Namun dia sangat malas ke dapur, untuk memasak.
Lagian masakan Naresha, gak enak-enak banget. Jadi biasanya mereka cuman pesan makanan saja. Perempuan itu beranjak dari ranjang, dan melesat ke dapur. Dia membuka kulkas untuk mengambil sebutir telur. Namun sayangnya tidak ada bahan makanan yang tersisa di kulkas. Dia berdecak, lalu menutup kulkasnya.
Naresha melempar tubuhnya ke sofa, dan mengeluarkan ponsel dari saku celananya. Naresha berniat untuk memesan makanan. Setelah selesai memesan dia melihat satu notifikasi dari sang adik, dan langsung membukanya.
Tatan cebol
Kak, yok mabar
Abang gak balas pesan aku
apasih tan?
gk mau
HARUS MAUU!!!!
masih bocah udh maksa duh,
anak sape si lo?yaudah panggilin abang ganteng dongg
kakkk, jawab pesan aku, atau bakalan ada hantu yang datang jam 13 malam ke kamar kakak
hayoloh kak, cepet balass
si babang ganteng lo itu lg sibuk
jgn ganggu ah
btw lo banyakin belajar tentang jam ye
yaudah kk aja yg mabar sm aku.
IYA DEH OKE!
Naresha mendengus kesal. Dia membuka aplikasi game yang membuat storage hpnya full. Lalu dia melihat adiknya yang sudah menginvitenya untuk main. Beberapa menit bermain dengan sang adik, tanpa sadar Naresha mulai menikmati game tersebut. Ternyata seru juga kalau main game online. Pantas saja, hampir 24/7 adiknya selalu main.
"PERMISI! COME FOOD!" teriak seseorang dari luar rumah.
"KAK! AMBILIN DONG!" seru Naresha kepada Ravindra. Perempuan itu masih fokus pada ponselnya. Ravindra yang mendengar teriakan Naresha langsung keluar kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVINDRA [END]
Teen FictionKeputusan Ravindra untuk melupakan masalahnya di club malam itu, benar-benar sebuah kesalahan besar. **** Ibunya bunuh diri dan ayahnya suka melakukan kekerasan, membuat Ravindra tumbuh menjadi remaja yang tak terkendalikan. Tapi dunianya seakan ju...