Happy Reading!
Gerbang yang menjulang tinggi di SMA Taruna telah tertutup rapat. Ravindra berdecak kesal, ketika dirinya telat masuk beberapa menit. Padahal, sudah bangun tepat waktu tapi tadi Ravindra malah nongkrong sebentar. Dia tiba-tiba mendengar napas seseorang yang tersengal-sengal dari arah belakang. Ravindra langsung membuka helmnya dan merapihkan rambutnya.
"Lho? Kak Ravindra, ya?" tanya Friska yang ternyata juga telat.
Ravindra menoleh ke belakangnya. "Hm,"
"Hah...," Friska mencoba untuk mengatur napasnya yang masih ngos-ngosan, lalu gadis itu langsung berjalan ke depan dan mencari satpam yang menjaga.
"Pak, ini baru telat sebentar, boleh masuk, ya?" tanya Friska memelas. Satpam yang berjaga langsung mengalihkan perhatiannya ke Friska.
"Maaf, ya, tidak bisa. Yang telat harus tunggu sampai jam pelajaran pertama dulu baru nanti di bolehin masuk," ujar satpam tersebut.
Friska mendesah kecewa.
Ravindra kembali menyalakan motornya. "Fris, naik ke motor gue. "
Friska langsung membalikkan badannya menghadap ke arah Ravindra. "Buat?" tanya gadis itu.
"Naik aja dulu,"
Friska langsung menuruti apa kata Ravindra. Gadis itu segera duduk di jok motor Ravindra. Setelah itu, Ravindra membawa motornya entah kemana, namun sepertinya masih di daerah-daerah SMA Taruna.
"Wah, ada jalan pintas, ya?" tanya Friska begitu Ravindra memberhentikan motornya di sebuah warung yang terhubung dengan sekolah.
"Lo manjat dikit ke dalam, nanti langsung ketemu lapangan." ujar Ravindra.
"Bang, gue nitip motor lagi, ya." kata Ravindra kepada penjaga warung.
"Siap, bro!"
Friska menggigit bibirnya. Dia tidak pernah melakukan hal seperti ini. Namun, dia melihat raut wajah Ravindra yang kelihatan bisa dipercaya. Sepertinya, melewati jalan ini tidak akan ketahuan guru.
"Gue gak akan liat rok lo, tenang aja." ujar Ravindra yang melihat keresahan di wajah Friska, ketika gadis itu akan memanjat di tangga lipat yang ada disana.
Friska tersenyum tipis sebelum mulai memanjat. Setelah itu, dia berhati-hati turun. Lalu, Ravindra segera menyusul Friska.
"Bentar," Ravindra menarik tangan Friska untuk bersembunyi begitu ada guru yang lewat.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVINDRA [END]
Teen FictionKeputusan Ravindra untuk melupakan masalahnya di club malam itu, benar-benar sebuah kesalahan besar. **** Ibunya bunuh diri dan ayahnya suka melakukan kekerasan, membuat Ravindra tumbuh menjadi remaja yang tak terkendalikan. Tapi dunianya seakan ju...