Happy Reading~
Ravindra
Lo ngidam sesuatu gak?
iya
apa?
kepo
Mau gue beliin gak, sih?
atau gue datengin rumah lo sekarang?
ada orang rumah!
Ok. Gue otw skrg
LAH
jangann! Ada adek gue
p
p
p
lo beneran udh dijalan?
Naresha langsung menelepon ke nomor Ravindra. Namun tidak diangkat. Dia langsung panik dan mencoba untuk menelepon Ravindra berkali-kali. Kalau kali ini Ravindra benar-benar datang ke rumahnya bisa gawat. Karena ada cctv yang langsung mengarah ke gerbang.
Naresha menggigit kukunya gelisah. Dia menatap Tristan yang sedang mengambil nasi dari rice cooker.
"Oi, mau makan gak?" tanya Tristan saat melihat sang kakak belum bergerak untuk mengambil nasi.
"Iya, sabar," ujar Naresha yang masih larut dalam kegelisahan. Saat mendengar ada notifikasi masuk, dia buru-buru membuka ponselnya.
Ravindra
gk. Masih di kamar
Naresha menghela nafas lega sekaligus merutuki Ravindra dalam hati. Akhirnya dia beranjak menuju meja makan dan makan bersama Tristan dengan tenang.
****
"Gila Nar, dari kemarin penampilan lo berantakan banget," ucap Kinan begitu Naresha duduk di sebelahnya.
Naresha menangkup wajahnya ke meja. Lalu dia menghela nafas, "Lagi banyak pikiran gue, Kin,"
Kinan langsung memutar setengah tubuhnya untuk menghadap ke Naresha yang duduk di sebelah kanannya. "Apa gara-gara gue gak beliin keripik sama cokelat itu?" tebak Kinan ngasal.
"Enggak lah, yakali gue masih mikirin itu," balas Naresha malas. Akhir-akhir ini dia memang kurang merawat tubuhnya karena stress memikirkan kehamilan. Apalagi mukanya yang selalu pucat, walaupun dia sudah menutupinya dengan make-up tipis.
Tiba-tiba Naresha berdiri dan keluar kelas. Kinan yang melihat itu langsung lari mengejar Naresha. Entah kenapa, tiba-tiba Naresha merasa ingin muntah. Dia cepat-cepat lari ke toilet terdekat setelah itu membuka salah satu bilik dan langsung memuntahkan isi perutnya. Namun sayangnya tidak ada yang dia muntahkan. Apa ini yang namanya morning sickness?
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVINDRA [END]
Teen FictionKeputusan Ravindra untuk melupakan masalahnya di club malam itu, benar-benar sebuah kesalahan besar. **** Ibunya bunuh diri dan ayahnya suka melakukan kekerasan, membuat Ravindra tumbuh menjadi remaja yang tak terkendalikan. Tapi dunianya seakan ju...