27. Apa, ya

84K 6.9K 237
                                    

Happy Reading!

"NYONYA WIDYATAMA, KITA PULANG DULU YA!" sahut Gevano dari ruang tamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"NYONYA WIDYATAMA, KITA PULANG DULU YA!" sahut Gevano dari ruang tamu.

Naresha terbelabak. Nyonya Widyatama? Maksudnya dia gitu? Ganti nama belakang aja belum.

"CABUT YA KITA!" kali ini Mamet yang teriak.

"SEHAT TERUS DEBAYNYA!" ucap Arka ikut-ikutan.

Karena takut dikira gak sopan. Naresha langsung membuka pintu kamarnya, kepalanya menyembul keluar dari pintu untuk menatap teman-teman Ravindra.

"I-iya, makasih, ya." balas Naresha sambil tersenyum.

"Aaa, gemes banget kamuu!!" ujar Gevano yang melihatnya. Gevano baru saja akan maju untuk mendekati Naresha, namun Mamet dan Arka langsung menahan cowok itu.

"Tahan woi! Ada pawangnya!" ujar Arka mengingatkan.

"Oh, ya, lupa." ujar Gevano sambil nyengir.

Setelah teman-teman Ravindra pulang, barulah Naresha kembali masuk ke kamarnya. Dia mengambil buku pelajarannya untuk mengisi waktu luang. Sedangkan Ravindra memainkan gitar yang ia bawa dari rumahnya. Dulu, sang kakek pernah membelikannya sebuah gitar yang mahal pada masanya. Sampai sekarang, Ravindra masih merawat gitar yang diberikan kakeknya dengan baik. Naresha yang tadinya fokus menatap buku pelajarannya, tiba-tiba mengalihkan perhatiannya ke Ravindra.

"Lagu paan?" tanya Naresha penasaran.

"Semua tentang kita." ucap Ravindra sambil masih memainkan gitarnya.

Naresha mengangguk pelan, lalu dia kembali memperhatikan buku di hadapannya. Namun mendengar petikan gitar Ravindra malah membuatnya ingin mendengarkannya saja. Tanpa sadar, Naresha malah sibuk mendengarkan permainan gitar Ravindra sambil memainkan pulpennya. Sampai pada akhirnya, rasa kantuk menyerang Naresha. Dia tertidur di atas meja belajarnya.

Ravindra yang tidak sengaja mendengar suara pulpen jatuh langsung menoleh. Dia menaruh gitarnya, lalu berjalan menuju meja belajar. Cowok itu mengambil pulpen milik Naresha yang jatuh. Tadinya, dia ingin membiarkan Naresha tidur di meja. Namun, karena sedikit kasihan jadi Ravindra memutuskan untuk mengangkat Naresha ke ranjang.

Saat menggendong Naresha, dia merasa kalau berat badan Naresha bertambah. Ravindra meletakkan tubuh perempuan hamil itu di ranjang. Gak ada angin, gak ada hujan, tiba-tiba Ravindra memajukan wajahnya untuk mengecup perut Naresha. Lalu setelah itu dia menarik selimut, untuk menutupi tubuh Naresha. Ravindra bergegas untuk mengganti bajunya.

Dia juga bingung, sebenarnya yang dia lakukan barusan itu apa? Untuk apa dia mengecup perut Naresha? Ravindra menyalakan keran air dan membiarkan tubuhnya basah. Dia mengambil shampoo dan menggosok rambutnya.

Setelah selesai mandi, Ravindra langsung mengeringkan rambutnya dan melesat ke dapur. Niatnya sih mau coba-coba bikin makan malam. Dia mengambil telur dan sepiring nasi. Lalu, Ravindra mengambil kecap dari laci dan juga garam. Ngasal ae lah, yang penting jadi.

RAVINDRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang