• Selamat Membaca<3
PART3
Hari ini, Gladis mulai beradaptasi di Sekolah barunya. Namun, raut wajah Gladis nampak cemas, terlihat dari tatapannya yang terus menunduk sambil mengepalkan tangannya sebab takut.
Gladis tak terbiasa mendapat perhatian dari orang-orang di sekitarnya. Tatapan-tatapan dari murid lain membuat Gladis takut sejak dia masuk ke pekarangan Sekolah barunya.
SMA PRAKARSA, Sekolah dengan banyaknya murid berprestasi, juga dengan berbagai macam kasus yang di lakukan oleh para siswanya.
Ya, Rubi menyekolahkan Gladis di sana, sama seperti Gio. Sengaja Rubi melakukan itu, karena dia percaya bahwa Gio bisa menjaga Gladis dan membuat gadis itu betah untuk Sekolah di sana.
Saat Gladis melangkah secara perlahan sambil terus menundukkan kepalanya, dia diteriaki oleh seseorang dari belakang.
Jantung Gladis langsung berdebar cepat, tangannya mulai keringat dingin. Gladis memejamkan matanya sambil harap-harap cemas.
"GLADIS!"
Panggil orang itu sekali lagi, suaranya semakin terdengar mendekat. Gladis perlahan menoleh ke belakang, dia langsung membelalak dan berlari menghampiri orang tersebut.
"Gladis, gue panggilin dari tadi."
Gio, sahabat masa kecil Gladis. Dia memang bersekolah di sana, dan sudah menginjak kelas 11 sama dengan Gladis. Gladis dan Gio sudah kenal sejak umur mereka 2 tahun.
Saat itu, Gio sering mengajak Gladis untuk bertemu dengan Neneknya hanya sekedar untuk mendengarkan cerita dongeng dari sang Nenek.
Gio hanya tinggal bersama sang Nenek, kedua orang tuanya tak tahu kemana. Yang Gio tahu, Papa Mama nya sudah tidak ada, karena memang itu yang selalu Neneknya ucapkan saat Gio bertanya sesuatu tentang orang tuanya.
Entah apa yang terjadi, semuanya belum jelas. Gio saat itu masih terlalu kecil untuk mengerti semuanya.
Sang Nenek pun selalu mengelak jika di tanya perihal itu, hingga saat ini pun keberadaan orang tuanya selalu menjadi pertanyaan yang membelenggu di benaknya sampai sekarang.
Gio sudah tahu, bahwa Gladis memang akan Sekolah di sini, Rubi sudah memberitahu Gio tentang hal itu.
Gio bahkan sangat senang mendengarnya, ia juga merindukan Gladis. Saat mereka masih berbeda Sekolah, Gladis selalu menolak jika Gio mengajaknya main keluar.
Gladis selalu takut untuk keluar rumah, bahkan dia pun tak mengizinkan Gio untuk main ke rumahnya. Entah karena apa, Gladis sedikit berubah sejak dia pertama kali masuk SMA.
Dan sekarang, akhirnya Gio bisa bertemu dengan Gladis, bahkan satu Sekolah dengannya. Harap-harap, Gio bisa satu kelas dan setiap harinya mereka akan bertemu. Dan Gladis bisa kembali lagi seperti Gladis yang dulu.
Gio sudah tahu, bahwa Gladis memang mempunyai penyakit mental. Rubi selalu bercerita tentang keadaan Gladis pada Gio, saat kemarin malam penyakit mental Gladis kambuh pun Gio tahu. Gio mengetahui semua hal tentang Gladis.
Namun Gio tidak mempermasalahkan hal itu, dirinya tetap sahabat dengan Gladis. Apapun yang terjadi dengan Gladis, Gio akan selalu menjadi yang terdepan untuk melindungi gadis itu.
Gio sangat menyayangi Gladis seperti adiknya. Gio akan selalu menunggu Gladis sembuh dari penyakit yang di deritanya. Gio selalu berjanji itu pada Rubi.
"Gladis-"
Belum selesai Gio berbicara, Gladis langsung menarik tangannya agar mendekat. Gladis memegang tangan Gio dengan erat sambil setengah wajahnya dia sembunyikan di balik punggung Gio.
KAMU SEDANG MEMBACA
TULUS : Dan Gadis Kaktus
Teen FictionSemua orang mendambakan ingin memiliki pasangan yang pengertian, penyayang, dan mau menerima semua kekurangan. Hal itu juga yang di sedang di rasakan Gladis, bertemu dengan laki-laki yang akrab dipanggil dengan sapaan J itu membuat hidup dan mental...