• Selamat Membaca<3
PART 6
Malam ini bulan di langit terlihat sangat terang, cuaca pun sepertinya sedang bagus-bagusnya. Dengan angin yang berhembus dengan pelan membuat malam ini sangat cocok untuk menongkrong bagi para remaja khususnya anak-anak Sekolah.
Tulus pun tak mau melewati malam ini begitu saja, dia sudah rapi dengan hoodie berwarna mocca yang nampak cocok di pakai dengan warna kulitnya yang putih bersih, di tambah celana jeans berwarna hitam dan jam tangan yang tentunya tidak murah sudah lengkap ada di badan Tulus.
Malam ini seperti janji, Tulus akan nongkrong bersama kedua temannya yang sedari tadi sudah menelponnya untuk buru-buru berangkat.
Lele dan Teo sudah jalan duluan ke tempat tujuan mereka, dan sekarang mereka berdua sedang mengocehi Tulus agar cepat-cepat pergi ke sana.
"Iya-iya, sabar napa. Ini gue lagi siap-siap, tunggu aja bentar lagi gue otw," ucap Tulus membalas telpon dari Lele sambil menyemprotkan parfum mahalnya itu.
"Buruan yaelah! Kita tuh cuma mau nongkrong di pinggir jalan bukan mau kondangan!" balas Lele di seberang sana dengan nada tak santai.
"Iya anjir! Berisik banget lo kayak tukang parkir,"
"Eh sialan!"
'Tutt'
Tulus sudah tak meladeni ucapan Lele di telponnya, dia mematikan sambungannya terlebih dahulu lalu memasukkan ponselnya ke dalam saku celana jeans'nya.
Dia segera mengambil dompet dan kunci motor di meja kamarnya, dan melangkah pergi ke luar kamar untuk menuruni tangga.
Saat Tulus hendak turun, dia melirik pada kamar Xaviora, tumben saudara kembarnya itu tak ribut saat Tulus hendak pergi keluar.
Biasanya, Xaviora selalu tau jika Tulus ingin pergi ke luar karena dia hafal bau parfumnya Tulus. Namun, sekarang tumben Xavi diam sendirian di kamar dan tak keluar saat mencium parfum Tulus, padahal ia memakai parfum lumayan banyak.
Karena sudah di kerumuni rasa penasaran, Tulus melangkah ke arah kamar Xaviora rupanya pintu kamarnya tidak tertutup rapat. Dari luar Tulus bisa mengintip saudara kembarnya sedang bermain handphone dan tersenyum sendiri tanpa sebab.
Jelas itu menambah kecurigaan Tulus dengan sikap Xavi yang sedikit berbeda malam ini. Langsung saja ia masuk ke kamar Xavi dengan perlahan, mengendap-endap seperti maling.
"Dor! Hayo, ngapain lo main hp sambil senyum-senyum sendiri. Liat yang mesum lo, ya?!
Tulus langsung mengagetkan Xaviora setelah menghampirinya cukup dekat, membuat Xavi dengan jelas terkejut dan menjatuhkan ponsel yang dipegangnya.
Untung saja saat itu posisi Xavi sedang duduk di atas kasur, kalau tidak ponselnya sudah pasti jatuh ke lantai.
Xavi melirik ke arah Tulus dengan sinis, tatapannya tajam.Kemudian dia langsung menghujami Tulus pukulan dengan bantal hingga dia mengaduh.
"Kurang ajar banget lo ya, hah! Udah masuk gak ketuk dulu, terus ngagetin gue! Untung aja hp gue jatohnya ke kasur. Ngeselin banget lo ya jadi adek," ucap Xavi meluapkan kekesalannya, lalu ia berhenti memukuli Tulus.
Lain dengan Tulus yang malah tertawa, "Iya-iya, maaf. Lagian lo serius banget main hp sambil senyum-senyum sendiri, gak salah dong kalau gue curiga?"
Xavi tak menggubris perkataan Tulus, dia menekuk wajahnya yang kesal karena Tulus, dan Xavi duduk kembali di kasurnya sambil mengambil ponselnya yang berada di atas kasur.
KAMU SEDANG MEMBACA
TULUS : Dan Gadis Kaktus
Teen FictionSemua orang mendambakan ingin memiliki pasangan yang pengertian, penyayang, dan mau menerima semua kekurangan. Hal itu juga yang di sedang di rasakan Gladis, bertemu dengan laki-laki yang akrab dipanggil dengan sapaan J itu membuat hidup dan mental...