• Prolog •

104 6 10
                                    

"GLADIS!! "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"GLADIS!! "

Tulus berteriak memanggil Gladis sambil berlari, mencoba untuk mengerjar Gladis yang semakin menjauh. Mungkin ini menjadi hari terburuknya selama berada di Bandung untuk lomba festival musik yang kedua baginya.

Tapi, kali ini berbeda, Tulus mengajak Gladis untuk ikut lomba bersamanya. Namun semuanya menjadi kacau setelah semua orang yang ada di sana mengetahui penyakit mental yang di alami Gladis, dan mereka semua secara terang-terangan mengatai Gladis gila.

Pasti ada dalang di balik ini semua, Tulus yakin itu. Atau mungkin kejadian ini sudah di rencanakan sebelumnya oleh orang tersebut. Tulus heran, mengapa ada orang sejahat itu kepada Gladis.

"GLADIS, TUNGGU!! " ucap Tulus terus mencoba berteriak agar Gladis tidak terus berlari menjauh, karena hari pun sudah malam.

Gladis yang sedang berlari menoleh ke belakang, dilihatnya Tulus masih mengejarnya. Gladis tak mau lagi bertemu orang banyak, cukup ini menjadi yang pertama dan terakhir untuknya.

Cukup sudah dia dipermalukan oleh semua orang, manusia memang sama saja, mereka hanya manis di awal.

Gladis meringis merasakan dadanya nyeri, tapi dia masih terus memaksakan untuk berlari menghindar dari semuanya malam ini. Dia sudah tidak mau lagi merepotkan orang lain.

Perkataan mereka benar, Gladis pembawa sial untuk siapapun yang dekat denganny. Tak terasa air matanya luruh, ia tak kuasa menahan sakit karena perkataan itu terus saja terulang di pikirannya.

"DASAR LO ORANG GILA!! "

"LO GAK PANTES ADA DI SINI!! PANTESNYA DI RUMAH SAKIT JIWAA!! "

"DASAR PENGACAU ACARAA!! HUUU!!

"ORANG GILA!! "

"DASAR CEWEK GILAA!!!

"HUHHHHH!!! "

Perkataan-perkataan mereka yang terekam jelas di dalam pikirannya. Gladis sakit hati? Oh sudah jelas.

Ucapan-ucapan itu yang membuatnya menyadari bahwa yang dekat belum tentu baik. Cukup untuk kali ini cacian dan hinaan mereka padanya.

Gladis tidak akan mau bertemu siapapun lagi setelah ini. Dia tidak ingin lagi bersekolah bahkan mengikuti lomba lagi seperti sekarang, di luar Gladis hanya mendapat ejekan.

"GLADIS! BERHENTI DIS!! " teriak Tulus masih berusaha mengejar Gladis, gadis itu berlari cukup kencang.

"GAK! GUE UDAH GAK PERCAYA LAGI SAMA SIAPAPUN!! " teriak Gladis menjawab.

"GUE JANJI AKAN BAWA LO PULANG SETELAH INI. TAPI PLISS, BERHENTI GLADIS!! "

"NGGAK! GUE GAK MAU PULANG. CUKUP UNTUK HARI INI GUE DI PERMALUKAN. GUE BUKAN ORANG GILA SEPERTI YANG MEREKA BILANG J!! " kata Gladis berteriak, dia masih terus berlari menghindar.

"IYA GUE TAU. LO BISA PERCAYA SAMA GUE, KAN?!! "

"NGGAK! GUE GAK MAU PERCAYA SAMA SIAPAPUN LAGI, TERMASUK LO! " ucap Gladis seraya mengusap air matanya kasar.

Gladis memejamkan matanya, merasakan nyeri di dadanya yang semakin terasa sangat sakit. Dia memegangi dadanya dan langkahnya semakin pelan.

Dia berhenti berlari, sejenak mengatur napasnya yang tak beraturan. Menoleh ke belakang terlihat Tulus masih jauh untuk mengejarnya.

Menekan dadanya agar rasa sakitnya hilang, sambil air matanya yang menetes membasahi pipi. Namun tanpa sadar, mobil dari arah kanan melaju cepat tak beraturan. Hingga akhirnya ....

'BRAKKK!!'

"GLADISSS!!! "

• Sampai jumpa di part selanjutnya❤

-09Aprl-

TULUS : Dan Gadis KaktusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang