[ 26 ] • Solusi untuk Lele •

7 3 31
                                    

• Selamat Membaca<3


Maaf baru bisa update, semoga kalian tetep setia baca TULUS sampai selesai ya☺❤

PART 26

Di kantin, Tulus, Xavi, Gladis dan Teo sedang sibuk melamun. Dari tadi mereka menghela napas pelan, terdengar bosan.

Wajar, hari ini Lele tidak masuk Sekolah. Karena dia harus pergi ke Cafe kemarin untuk uji coba kerja pertamanya.

Mereka merasa bosan, karena sang penghibur sedang tidak ada. Apalagi Teo, dia kurang semangat hari ini. Biasanya dia dan Lele selalu beradu mulut, tapi hari ini bestfriend-nya itu sedang berjuang.

Berjuang untuk hidupnya, dan juga menepis opini kedua orang tuanya bahwa Lele juga bisa hidup mandiri. Tak tergantung dengan uang dan juga fasilitas mewah dari mereka.

Tadi saja pagi-pagi buta Lele sudah membangunkan Teo untuk segera mengantarkannya ke Cafe. Teo saja masih terlelap, tapi Lele sudah siap dan begitu semangat.

Siapa sangka, sang penghibur ini juga bisa berjuang untuk hidupnya. Lele bahkan semalaman terus berlatih bagaimana caranya menjadi pelayan Cafe yang baik.

Tak lupa, dia juga menyuruh Teo untuk terus membujuk Xavi agar gadis itu mau memaafkannya. Teo mengiyakan saja, urusannya dengan Xavi bisa lain kali karena dia tidak mau terkena amaranya yang mengerikan. Lele saja di pukulnya berkali-kali.

“Sepi juga ya gak ada si Lele,” ucap Teo terdengar sendu, dia menghela napas kasar seraya menopang dagunya.

Tulus melirik ke arah Teo. “Iya juga si, kayak ngerasa ada yang kurang gitu,” sambung Tulus.

“Sukur gak ada dia, dateng cuma bawa masalah aja.” tiba-tiba Xavi ikut menyambung. Terdengar dia masih marah pada Lele.

Bahkan semalaman Xavi terus memikirkan ucapan Papanya Lele, dia belum bisa tenang. Pragos dan Sonya pasti tak akan tinggal diam. Xavi sangat mengerti jalan pikiran keparat itu.

Tapi Xavi belum berani bicara pada kedua orang tuanya, Xavi takut mereka menjadi khawatir, lagi pula Xavi bisa menunggu kedua orang tuanya pulang ke Jakarta.

Dia juga menyembunyikan ini dari Gio. Cowok itu belum tau apa-apa, sengaja Xavi tidak memberi taunya sekarang. Xavi hanya takut keadaannya semakin rumit, dia tidak mau membebani Gio dalam masalah ini.

Gio juga belum Sekolah hari ini, pagi tadi dia bilang pada Gladis bahwa dia belum bisa meninggalkan Oma di rumah.

Gladis tadinya ingin menjenguk Oma lebih dulu, tapi Gio melarang dengan alasan bahwa Oma harus istirahat yang cukup dan belum bisa di ganggu.

Gladis dengan terpaksa menurut, Gio juga menyuruh Tulus untuk menjemputnya berangkat Sekolah agar dirinya aman.

“Xavi ...” ucap Tulus penuh penekanan.

Xavi ini selalu tidak bisa mengontrol amarahnya.

Xavi mendelik malas, dia lalu meminum es jeruk di depannya. Muak juga dengan Tulus yang sifatnya terlalu baik.

“Kenapa si J, lo itu terlalu baik sama orang.” ucap Xavi melontarkan pertanyaan itu.

Teo dan Gladis menoleh ke arah Tulus. Tulus pun terdengar menghela napas pelan.

“Gue bukan orang baik, sama sekali bukan. Gue cuma bisa ngerasain apa yang Lele rasain. Dia butuh kita Xav, butuh dukungan dari kita. Saat ini Lele hatinya lagi gak baik-baik aja, mungkin mentalnya juga. Kita gak tau isi hati seseorang itu gimana.” tutur Tulus lembut.

TULUS : Dan Gadis KaktusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang