• Selamat Membaca<3
PART 27
“Udah siap?” tanya Tulus saat Gladis sudah ada di depannya dengan penampilan yang rapi malam ini.
Seperti yang sudah mereka rencanakan tadi siang di kantin Sekolah, malam ini mereka mulai beraksi untuk membuat pertunjukan musik.
Dan nanti uangnya akan mereka berikan pada Lele atau mungkin untuk membeli sesuatu untuk Lele nantinya.
Gladis tersenyum menampilkan lesung pipinya lalu mengangguk.
“Eh, Ayah lo mana?” tanya Tulus karena sedari tadi, Tulus tak melihat keberadaan Rubi.
Gladis mengedikkan bahunya acuh, “Gak tau.” Jawabnya singkat.
Tulus tersenyum tipis sambil menggelengkan kepalanya pelan. Gladis, Gladis, gadis ini ternyata belum bisa berubah.
“Yaudah, ayo naik. Lo—gak keberatan kan kalau pake motor, soalnya kalau pake mobil takut kelamaan. Gak apa-apa, kan?” tanya Tulus.
Gladis terkekeh kecil, terlihat manis. “Nggak apa-apa lah, gue suka-suka aja kok di bonceng pake motor,”
“Asal sama gue, kan?” goda Tulus sambil menaik turunkan kedua alisnya.
Membuat Gladis menyerngit sambil terkekeh geli mendengarnya.
“Hahahaa, bercanda jangan baper ya. Udah yuk naik!” ajak Tulus.
Gladis langsung naik ke motor Tulus, setelah itu tanpa berlama-lama mereka langsung pergi menancap gas.
Mereka berkumpul di rumah Tulus seperti yang sudah mereka rencanakan.
***
Gladis di persilahkan duduk, seraya Tulus menyuruh Bibi untuk membuatkannya minuman. Gladis duduk tak sendiri, ada Xavi juga di sampingnya.
Gadis itu rapi dengan pakaian kemeja lengan panjang berwarna mocca dengan celana jeans hitam dengan rambut yang di biarkan tergerai menutupi leher jenjangnya.
Namun raut wajahnya masih di tekuk, mungkin pertemuannya dengan Lele akan sedikit menimbulkan suasana yang berbeda.
Terlebih lagi akibat masalah yang sekarang sedang menimpa. Xavi juga masih belum bisa memaafkan Lele, bahkan masih enggan bertemu dengan laki-laki itu.
Malam ini itu pun karena terpaksa menurut, bagaimana pun juga Tulus ada benarnya, Lele masih menjadi sahabat mereka.
“Gimana persiapannya?” tanya Gladis saat minuman dan beberapa cemilan ringan tersedia di depannya.
Tulus mengacungkan jempolnya, pertanda bahwa semuanya sudah beres.”Tenang aja, udah semua kok, tinggal nunggu Teo—“
“J WOY! AYOLAHH GASSS!”
Nah, panjang umur. Ucapan Tulus terpotong karena sepertinya Teo sudah ada di depan.
“Panjang umur tu bocah,” celetuk Xavi dan langsung berdiri.
Tulus dan Gladis ikut beranjak dari duduknya dan menghampiri Teo yang sudah ada di luar.
“Lama banget si lo, telat nih kita!” omel Xavi.
Teo melirik Xavi malas, baru datang sudah kena omel.
“Kenapa? Lo kangen mau buru-buru ketemu si Lele?” ucap Teo dengan sengaja menyindir.
“Dihh sembarangan bacot lo!” jawabnya kesal.
Xavi sangat tidak suka jika teman-temannya membicarakan Lele dengannya. Takut nanti Gio dengar dan salah paham. Apa mereka semua tidak mengerti kalau Xavi ini sudah punya pacar?
KAMU SEDANG MEMBACA
TULUS : Dan Gadis Kaktus
Teen FictionSemua orang mendambakan ingin memiliki pasangan yang pengertian, penyayang, dan mau menerima semua kekurangan. Hal itu juga yang di sedang di rasakan Gladis, bertemu dengan laki-laki yang akrab dipanggil dengan sapaan J itu membuat hidup dan mental...