[ 31 ] • Hati punya pemiliknya •

5 3 21
                                    

• Selamat Membaca<3

PART 31

Saat ini terlihat Xaviora sedang duduk bersantai di kelasnya sambil menunggu guru pengajar datang.

Namun tiba-tiba Gio yang baru datang langsung menghampiri Xavi dan menariknya keluar kelas.

Xavi yang saat itu dalam keadaan belum siap pun terkejut.

“Ehh-----“

“Jelasin.” ucap Gio dingin, setelah melepaskan tangan Xavi.

Xavi menyerngit bingung dengan perubahan nada bicara Gio pagi ini.

“Gimana kabar Ibu lo, baik-baik aja, kan?” tanya Xavi seraya tersenyum.

“Gak usah ngalihin pembicaraan deh Xav, cepet jelasin semuanya ke gue.” kata Gio dengan ekspresi wajah yang sangat berbeda.

Xavi menghela napas, siapa yang memberi tau Gio soal masalah itu. Apa Lele yang memberi taunya, atau mungkin Tulus?

“Jelasin apa?” ucap Xavi seraya terkekeh, masih berusaha menutupi semuanya dari Gio.

Tatapan mengintimidasi dari Gio semakin terlihat. “Serius Xav, jangan main-main.”

Akhirnya Xavi menghela napas pasrah, toh Gio juga sudah tau dan dia akan menjelaskan semua permasalahannya kali ini.

“Jelasin sekarang ke gue, apa yang terjadi saat gue gak ada di Sekolah.”

“G-gue—“ Xavi menjeda ucapannya, dia berusaha tenang saat menjelaskan semuanya pada Gio. Harap-harap laki-laki itu tidak marah padanya.

“Jadi waktu itu saat lo lagi gak Sekolah, bokapnya Lele dateng karena Sonya ngadu soal Lele yang sikapnya kasar ke dia sekaligus bokapnya ngancem kalau Lele gak nerima perjodohannya sama Sonya, bokapnya bakal narik semua fasilitas Lele bahkan gak ngebiarin dia pulang ke rumah. Tapi saat itu Lele bersikeras nolak perjodohannya sama Sonya dan dia malah ngaku ke bokapnya kalau dia udah suka sama cewek. Dan ceweknya itu—gue.” jelas Xavi, dia memelankan intonasinya di akhir kalimat.

Xavi menatap Gio sambil berharap bahwa dia tidak marah padanya.

“Lo kenapa gak kasih tau ke gue, hah?! Masalah sebesar ini lo sembunyiin dari gue? Lo kan bisa telpon gue dan jelasin semuanya waktu itu, kenapa harus nunggu gue sendiri yang tau semuanya. Lo nganggep gue atau nggak si, Xav! Kalau kayak gini, apa nantinya yang bakal terjadi sama lo!” bentak Gio tersulut amarah.

Harapan Xavi ternyata salah, Gio terlihat marah bahkan sampai memperlihatkan urat-urat lehernya yang menahan kesal.

Xavi menunduk, “Gio, gue—minta maaf. Maaf karena gue hubungan kita jadi ke publish padahal kan lo paling gak mau kalau hubungan kita berdua di ketahui banyak orang.” lirih Xavi dia sangat merasa bersalah.

Keadaan di luar kelas Xavi pada saat itu memang terbilang cukup sepi, karena siswa-siswi sudah masuk ke dalam kelas.

Tanpa aba-aba Gio langsung menarik Xavi ke dalam pelukannya. Hal itu membuat Xavi terkejut dan cukup tak menyangka, dia kira Gio akan memukulnya.

Namun ternyata tidak, laki-laki itu malah memeluknya dan mengelus kepalanya dengan lembut.

“Gue gak mempermasalahkan soal itu. Gue justru khawatir sama lo, semalem gue dapet pesan dari nomor yang gak dikenal, dia tau semua indentitas lo, keseharian lo, gue cuma takut terjadi apa-apa sama lo Xav. Gue marah bukan karena orang-orang tau soal hubungan kita, gue marah karena gue khawatir, cemas, takut hal buruk terjadi sama lo selama gue gak ada.” tutur Gio, jelas dari nadanya dia terlihat sangat mencemaskan gadis yang dia peluk itu.

TULUS : Dan Gadis KaktusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang