[ 30 ] • Rekaman manis •

8 2 13
                                    

• Selamat Membaca<3

PART 30

Setelah selesai dengan pertunjukkan musik mereka tadi di pasar malam, mereka akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hari ini dan pulang ke rumah.

Teo berniat pulang sendiri dengan ojek online menuju ke rumah Tulus, karena Tulus harus mengantarkan Gladis pulang lebih dulu ke rumahnya.

Karena tadi pun Tulus belum bertemu Rubi dan meminta izin padanya mengajak anak gadisnya keluar malam-malam.

“Lo yakin gak mau gue anter aja?” tanya Tulus.

Teo menggeleng, “Nggak deh, yang ada gue jadi nyamuk di mobil.” sindirnya.

Tulus terkekeh, “Tau aja lo,” ucapnya.

“Yaudah, bentar lagi juga ojek onlinenya sampe, udah sana anterin Gladis pulang.” kata Teo.

“Iya-iya ini mau gue anter pulang. Lo hati-hati ya, kabarin kalau udah sampe rumah.” kata Tulus memesan.

Teo berdecak, “Emang gue bocak tk apa pake harus kabar-kabaran segala.” desisnya.

Tulus tertawa kecil seraya menepuk pundak Teo pelan. “Hahaaa, yaudah, gue sama Gladis pamit ya.”

Teo mengangguk, “Ti ati, anak orang langsung di anterin pulang jangan lo bawa kemana-mana dulu,” sindirnya.

Tulus yang hendak membuka pintu mobil pun tertahan dan menoleh ke arah Teo. “Paling apartement,”

Teo malah tertawa, “Hahaa sial.” umpatnya.

Tulus lalu masuk ke dalam mobilnya, setelah itu langsung menancap gas pergi dari sana untuk mengantarkan Ibu kaktus pulang ke rumahnya.

***

“Lo kenapa diem aja?” tanya Tulus melirik Gladis yang masih diam terduduk.

Mereka masih dalam perjalanan ke rumah Gladis.

Gladis hanya menggeleng sebagai jawaban.

“Yakin?”

Sedetik kemudian akhirnya Gladis menghela napas kasar dan menatap Tulus dengan tatapan mata yang tajam.

“Kenapa lo gak bilang sama gue kalau Gio pergi ke bandara buat nganter Omanya yang sakit?!” cecar Gladis, baru sekarang dia bisa memarahi Tulus karena tadi kondisinya kurang tepat.

Tulus yang masih menyetir mobil terlihat masih santai.

“Loh gue kan juga jaga amanah dari Gio kalau gak boleh bilang sama lo soal Omanya yang sakit,” jawab Tulus santai.

Berbeda dengan Gladis yang semakin menatap Tulus kesal karena jawaban yang Tulus berikan belum membuatnya tenang.

“Tapi kan sama aja, lo bohong soal Gio ke gue! Jadi pas gue sama lo ke rumah Gio waktu itu, itu lo dalam keadaan tau semuanya?!”

Tulus mengangguk tanpa beban, membuat Gladis melebarkan matanya.

“Ihhhh! Bisa-bisanya lo bohongin guee J!!” Gladis memukuli lengan Tulus.

“Aw! Eh aduhhh, gue lagi nyetir nihhh.”

“Gue tuh kemarin-kemarin kayak orang bego tau gak?! Sedangkan lo sama Bibi tau semuanya! Bibi lagi, kenapa ikut-ikut bohongin gue juga!” gerutu Gladis melipat kedua tangannya di depan dada.

Tulus malah terkekeh, “Kita semua gak bermaksud buat bohongin lo, tapi itu semua demi kebaikan lo juga. Omanya Gio gak mau bikin lo khawatir dan cemas sama kondisi dia pada waktu itu. Lagi pula, gue sama Gio juga harus jaga kesehatan mental lo,” ucap Tulus masih dengan nada yang tenang, karena dia harus fokus menyetir.

TULUS : Dan Gadis KaktusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang