[ 35 ] • Rencana buruk •

11 3 20
                                    

• Selamat Membaca<3

PART 35

Di tempat lain, Pragos sedang berada di ruangan kerja pribadinya. Tak hanya pragos, di sana juga ada Sonya dan pria itu.

Iya, Pria yang sempat Xavi dan Lele lihat malam itu. Pria Lele sangat kenal dan harus di hindari dari hidupnya.

“Gimana perkembangan Eleos sama kamu?” tanya Pragos lalu menghisap rokok di tangannya.

Bau semerbak rokok mahal itu terhirup jelas, namun Sonya sudah biasa karena rekan-rekan Papanya pun tak jauh beda.

Sonya yang duduk di sofa berwarna abu-abu itu pun berdehem pelan.

“Gak ada perubahan Om, Eleos malah semakin jauhin aku. Yang aku liat ancaman Om waktu itu gak ada pengaruhnya buat El, dia masih tetep ngedeketin Xaviora. Bahkan semakin kasar sama aku,” adu Sonya terus terang.

“Anak itu memang keras kepala.”

“Kau pun saat seusia El sama keras kepalanya dengan dia.”  saut pria tersebut membuat Pragos tersenyum miring.

“Untuk itu saya memaksa dia untuk menuruti semua kemauan saya apapun caranya. Cara saya mendidik El sama seperti cara anda mendidik saya dulu.” jawab Pragos melempar tatapan canda, namun terlihat serius.

“Kau masih mengingatnya?” tanya Pria itu di angguki Pragos.

“Tentu saja, tidak mungkin saya lupakan masa-masa pahit saat anda mendidik saya waktu kecil. Menyuruh saya berburu sendirian di tengah hutan hanya bermodalkan bambu runcing saja. Pantang pulang sebelum saya dapat memburu seekor burung, bukankah itu hal yang mustahil? Dengan alat bambu runcing saya harus memburu burung yang beterbangan.” papar Pragos bercerita.

“Lagi?” pancing Pria itu ingin mendengar lebih masa-masa pahit yang dirasakan Pragos karena didikannya yang keras.

“Ada satu kalimat yang selalu anda ajarkan pada saya, dan masih saya pakai sampai sekarang. Kalau kamu mau mendapatkan apapun yang kamu mau, maka dapatkanlah dengan cara apapun.”

Pria itu mengangguk-angguk seraya tersenyum puas. “Saya memang tidak salah mendidik kamu,” pria itu menepuk-nepuk pundak Pragos.

“Jadikan itu sebagai tujuan hidupmu. Maka kekayaan dalam bentuk apapun akan menghampirimu,” ucap Pria itu terdengar penuh ambisi kuat.

Ambisi untuk mendapatkan kekayaan apapun caranya.

“Jadi apa rencana selanjutnya?” tanya Sonya setelah selesai mendengarkan mereka bicara, tak berani memotong karena Sonya tau dia sedang berurusan dengan siapa.

Siapa yang tidak mengenal pria itu, jika bukan karena untuk mendapatkan Eleos, Sonya tak akan mau berurusan dengan pria kejam itu.

“Kita gak perlu pake banyak cara, saya sudah menyusun rencana inti, jika dikira waktunya sudah pas maka kita akan segera bergerak. Kalian tak usah khawatir, dalam sejarah hidupku, tak ada satu rencana pun yang tak berhasil.” senyum smirk pria itu terlihat sangat mengerikan.

“Apa yang sudah anda dapatkan dari menguntit El dan Xaviora?” tanya Pragos dalam posisi kedua kaki yang ia naikkan ke atas meja, sambil sesekali menghisap rokoknya.

Pria itu belum menjawab, dia menuang wine ke dalam gelas kecil kemudian meneguknya dengan sekali tegakan.

“Benar kata Sonya, anakmu semakin dekat dengan gadis bernama Xaviora itu. Bahkan mereka berdua berhasil lolos dari pandangan saya pada waktu itu, tapi saya sempat merekam kedekatan mereka. Kau boleh melihatnya sendiri,” ucap Pria itu menyodorkan ponselnya yang memperlihatkan sebuah rekaman video saat Lele sedang makan bersama Xavi.

TULUS : Dan Gadis KaktusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang