[ 38 ] • Sesak •

7 3 13
                                    

• Selamat Membaca<3

PART 38

Di sinilah mereka, Xaviora masih terbaring lemah di atas brankar rumah sakit. Tadi Gio dengan cepat membawa Xavi ke sini untuk mendapat penanganan dokter.

Dan Gio masih setia duduk di samping Xavi dengan tangan yang terus menggenggam gadis itu dengan erat.

Gio benar-benar khawatir akan kondisi Xaviora meskipun dokter sudah mengatakan bahwa Xavi tidak apa-apa.

Namun perasaannya tak bisa bohong, siapa yang mau melihat orang yang di sayang terbaring di rumah sakit.

Sedangkan Lele yang duduk di sofa memandang ke arah mereka berdua dengan tatapan sendu. Hatinya sedikit tercubit melihat Gio begitu dekat dan mengkhawatirkan Xaviora.

Padahal Lele juga sama, Xaviora juga gadis yang di cintainya. Hanya saja Lele tau diri, merebut Xaviora hanya akan membuat gadis itu membencinya.

Lele tak bisa membohongi perasaannya bahwa ia cemburu.

Cemburu karena dulu ketika Xavi sedang tidak baik-baik saja, Lele yang selalu ada di sampingnya.

Tapi sekarang keadaannya sudah berbeda, dan Lele mau tak mau harus berusaha menerima itu semua.

Ia selalu menanamkan, pertemanan jauh lebih berharga ketimbang perasaan.

“Xav, plis bangun. Maaf gue gak buru-buru angkat telpon dari lo. Maaf kalau gue gak selalu siaga ada di samping lo. Buka mata lo Xaviora, gue gak kuat liat lo kayak gini.” lirih Gio, ia terus mengecup punggung tangan Xaviora berulang-ulang.

Lele memaksakan senyumnya, lalu berdiri menghampiri Gio. Menepuk pundak lelaki itu.

“Udah Yo, dokter bilang kan Xaviora baik-baik aja. Udah lo gak usah khawatir, gue yakin bentar lagi Xavi siuman,” kata Lele menguatkan.

“Tapi gue gak tega liat dia kayak gini Le, Xaviora gak pernah keliatan selemah ini.”

“Gue juga sama Yo, tapi gue yakin kalau Xavi pasti bakal baik-baik aja. Dia tuh cewek kuat, luka kayak gini gak akan bikin dia kenapa-kenapa,”

“Gue bingung, siapa yang berani lakuin ini semua ke Xavi.” Gio menoleh menatap Lele yang ikut berpikir.

“Iya ya, itu artinya ada orang yang mau bikin dia celaka.” ucap Lele.

Gio mengangguk, “Kita harus cari pelakunya Le, bisa jadi ini ancaman buat Xaviora.”

Lele mengangguk setuju. “Sayang, di toilet gak ada Cctv.”

Gio beralih menatap Xavi lagi, mengusap lembut kepalanya.

“Baru kali ini gue liat induk singa sakit,” gumam Gio yang masih di dengar oleh Lele.

Lelaki itu tertawa kecil. “Iya, biasanya kerjaannya ngomelin gue terus sama Teo.” ucap Lele di akhiri kekehan kecil.

“Xav, lo bilang lo pengen ngedenger gue manggil lo sayang. Sekarang gue bilang, cepet bangun sayang.” ucap Gio lembut, lagi-lagi tangannya masih mengelus pelan kepala Xavi.

Lele tersenyum miris, kenapa hatinya semakin sesak melihat pemandangan di depannya.

“Yo, gue keluar dulu ya mau cari makan. Lo mau nitip?” tanya Lele.
Ia tak kuat jika harus lama-lama diam di sana. kasian Lele.

“Boleh deh, sekalian beliin Xaviora bubur ayam ya Le, dia pasti gak akan mau makan makanan rumah sakit.”

Lele mengangguk. “Lo ada duit?” tanya Gio.

TULUS : Dan Gadis KaktusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang