• Selamat Membaca<3
Btw, ini juga salah satu part yang aku suka🙊PART 11
Gladis turun dari motor, dia sudah sampai di rumah. Bukan rumahnya, melainkan rumah Gio, Ya, Gladis hari ini akan bertemu seseorang yang dia rindukan, sudah beberapa tahun lamanya ia tidak bertemu semenjak Gladis pindah rumah waktu itu.
Langsung saja mereka berdua masuk ke dalam rumah. Gladis terpaku sekaligus kagum melihat isi rumah Gio, tak ada yang berubah sejak dia pertama kali menginjakkan kaki di rumah ini.
Cat tembok yang masih sama, hiasan yang sama, dan beberapa perabotan yang masih Gladis ingat pun terpajang di tempat yang sama. Omanya Gio memang sangat menghargai kenangan, sampai-sampai isi rumah pun tidak ada yang berubah sama sekali.
Gladis masih terpaku sambil melihat-lihat setiap sudut ruangan yang ada di rumah itu.
“Bi! Buatin minum ya buat Gladis,” ucap Gio sedikit berteriak.
Wanita yang sudah berumur itu pun menghampiri Gio, “Non Gladis, apa kabar? Lama banget bibi gak ketemu Non lagi, udah gede ya sekarang. Dulu waktu main ke sini mah masih bibi suapin,” ucap si Bibi sedikit bergurau, membuat Gladis terkekeh.
Gladis menyalami bibi dengan sopan sambil tersenyum, “Baik Bi. Maaf ya baru dateng ke sini lagi,” kata Gladis.
“Iya, nggak apa-apa. Bibi seneng banget liat Non Gladis main ke sini, sebentar ya bibi buatin minuman kesukaan Non,” kata si Bibi dengan wajah berseri, dia pun merindukan gadis yang sekarang sudah besar ini.
Gio terkekeh kecil sambil menggeleng pelan melihat interaksi mereka berdua yang baru bertemu setelah beberapa tahun lamanya.
“Bibi buatin ya, sebentar.” kata si Bibi kemudian berlalu pergi.
Gladis mengangguk dan tersenyum, “Ayo Dis, duduk.” ucap Gio mempersilahkan Gladis untuk duduk.
Dia pun segera duduk, bahkan sofa yang sedang dia duduki tak berubah, masih di tempat yang sama.
“Sebentar ya, gue panggil Oma dulu,” kata Gio, Gladis mengangguk sambil menaruh tas di sampingnya.
Kemudian Gio melangkah pergi ke kamar Oma. Sambil menunggu Gio, Gladis berdiri dan berjalan-jalan. Dia tersenyum parau, ternyata rumah ini mengingatkannya pada memori masa kecilnya bersama Gio.
Semua kenangan masih melekat di rumah ini, terasa sangat nyaman bagi seorang Gladis. Di dinding-dinding pun terpajang beberapa foto Oma, Gio, dan Gladis. Di foto mereka semua terlihat tersenyum lebar, seperti layaknya keluarga bahagia.
Lalu pandangan Gladis tertuju pada foto polaroid yang terpajang di lemari pajangan, dia pun melangkah mendekat dan membuka lemari kaca tersebut.
Kaktus tinggi berukuran kecil dan sebuah foto polaroid yang di tempel di kaktus tersebut.
Foto itu adalah foto Gio dan Gladis saat mereka masih kecil, sekitar berumur 3 tahun. Di foto itu terlihat Gio menyengir lebar dan Gladis tersenyum manis menampilkan lesung pipinya.
Gladis tersenyum melihat foto kecilnya bersama Gio, ternyata Gio masih menyimpan kaktus yang sempat Gladis berikan padanya beberapa tahun yang lalu. Dan dia malah menambahkan foto mereka berdua yang masih kecil pada kaktus itu.
Gladis memegang kaktus tersebut, dia sangat menyukai tanaman keras dan berduri itu. Gladis pernah berkata, bahwa kaktus itu adalah tanaman yang kuat, dia tidak perlu air dan matahari untuk bertahan hidup. Untuk itu, Gladis menyukai tanaman kaktus agar bisa bertahan di segala kondisi sama seperti kaktus.
KAMU SEDANG MEMBACA
TULUS : Dan Gadis Kaktus
Teen FictionSemua orang mendambakan ingin memiliki pasangan yang pengertian, penyayang, dan mau menerima semua kekurangan. Hal itu juga yang di sedang di rasakan Gladis, bertemu dengan laki-laki yang akrab dipanggil dengan sapaan J itu membuat hidup dan mental...