[ 21 ] • Mission Failed •

9 3 29
                                    

• Selamat Membaca<3

PART 21

“Tuhkan, gara-gara lo kita jadi ketauan!” kesal Teo yang sudah berdiri di samping Lele.

“Lah, lo juga ada di situ?” tunjuk Tulus pada Teo yang sedang menyengir lebar.

Lalu Lele dan Teo masuk menghampiri mereka berdua. Lele masih menggaruki badannya, rasa gatalnya belum juga hilang.

Lagian siapa suruh bersembunyi di semak-semak.

“Lagian lo berdua ada-ada aja dah, ngapain sembunyi di situ?” tanya Tulus.

“Si Teo noh!” tuduh Lele dengan keadaannya yang masih merasa gatal.

Teo langsung menoleh pada Lele. “Heh apa-apaan! Orang lo yang nyaranin buat ngumpet di semak-semak,” jawabnya tak terima.

“Aduhh badan gue gatel-gatel anjirr!” Lele meringis, membuat Tulus iba melihatnya.

Lalu Tulus menarik Lele lebih dekat ke arahnya, Tulus membantu mengecek tubuh Lele apakah ada binatang atau sejenisnya yang membuat tubuh Lele gatal-gatal. Baik sekali pria satu ini.

“Lo ngapain si, hah? Lo berdua ngikutin gue ya?” tanya Tulus setelah selesai mengecek tubuh Lele.

Bukannya menjawab, Lele dan Teo malah saling berpandangan dan saling menyenggol satu sama lain. Belum ada yang membuka suara.

“Heh, gue nanya. Lo berdua ngikutin gue?” Tulus berkacak pinggang menatap mereka berdua secara bergantian.

Merasa terdesak, akhirnya mereka berdua mengangguk serempak seraya menyengir lebar.

“Dari mana lo tau kalau gue mau ke rumah Gladis? Gue kan gak ngabarin lo berdua,” Tulus bertanya menatap Teo.

Teo gelagapan, tak tahu mau menjawab apa. Jika salah jawab, maka misi mereka akan terbongkar. Di tambah lagi Xavi akan marah besar jika tahu.

“Eum ... ya—kita inisiatif aja mau ngikutin lo. Gue kepo soalnya,” jawab Teo cengengesan, berusaha menyembunyikan kegugupannya.

Tulus kurang percaya dengan jawaban Teo, lalu dia pun menoleh ke arah Lele yang terlihat terkejut saat Tulus menatapnya.

“Lele, gue kan selama ini baik sama lo. Lo gak mau kan kalau nilai kenaikan kelas lo merah?” ucap Tulus lembut namun penuh penekanan.

Lele menggaruk kepala belakangnya.

“Xavi yang nyuruh gue sama Teo ngikutin lo,” jujur Lele membuat Teo melebarkan matanya lalu memukul lengan Lele.

“Kenapa lo kasih tauuuuu!!” kesal Teo.

Padahal Tulus hanya menghela napas, dia sudah menduga bahwa Xavi menyuruh mereka berdua untuk mengikutinya. Tulus hanya mau mereka jujur saja padanya.

Sedangkan Gladis, dia hanya menyaksikan apa yang terjadi di depannya. Belum pas untuk mengeluarkan suara.

“Ya maaf, orang gue khilaf.” lirih Lele.

“Khilaf lo jadiin alasan. Emang mulut lo aja yang ember, gak bisa di baikin sedikit!” ucap Teo menatap Lele dengan tajam.

Kesal dengan mulut Lele yang tidak bisa menjaga rahasia. Jika Xavi tau, mungkin Lele sudah di amuk besar olehnya.

“Harusnya lo kagum karena gue udah berani berkata jujur. Jujur itu susah loh, coba lo hitung selama lo hidup, udah berapa kali lo jujur? Sedikit nih pasti,” tuduhnya menunjuk Teo.

“Tuhkan! Ini nih, gimana gue mau kagum. Belum ngomong aja gue udah terdzolimi duluan sama lo!” kesal Teo, melihat wajah Lele rasanya ia seperti mau membogemnya dengan keras.

TULUS : Dan Gadis KaktusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang