[ 9 ] • Filosofi bangkai •

9 3 13
                                    

• Selamat Membaca<3

PART 9

Gio jelas terkejut, ucapan mereka membuat perasaannya cemas. Yang Gio takutkan terjadi hari ini, Gladis berubah kepribadian gandanya di Sekolah, Gio tak tau bagaimana resiko yang nanti Gladis alami.

Oh shit! Dia harus buru-buru menemukan Gladis jika benar apa yang di ucapkan mereka tadi. Kalau tidak, para guru mungkin akan tau soal penyakit mental Gladis, dan resikonya Gladis bisa di keluarkan lagi dari Sekolah.

Gio langsung menyerahkan semua buku yang dia pegang ke tangan Sella. Sella langsung terlonjak kaget karena tiba-tiba tangannya menjadi sangat berat di timpa oleh beberapa buku yang Gio pegang.

‘Brakk’

Buku itu berserakan di lantai, Sella menatap Gio dengan raut wajah kesal.

“Lo apa-apaan si! Jadi jatuh semua kan. Gamau tau pokoknya lo yang beresin!” ucap Sella marah sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

Tanpa aba-aba Gio langsung berlari begitu saja meninggalkan Sella dengan buku-buku yang berserakan. Yang ada di pikirannya sekarang hanyalah mencari Gladis dan membawanya ke tempat yang sepi agar keadaan tidak semakin kacau.

“GIOO BALIK GAK LOO!!” teriak Sella sangat kesal sampai menghentakkan kakinya ke lantai beberapa kali.

***

Tempat ini yang menjadi tujuan utama Gio. Langsung saja dia masuk dan mengecek seluruh ruangan kelas Gladis, tak ada dia di sana. Hanya ada beberapa murid yang sepertinya terlihat baru saja mengganti pakaiannya.

Tatapan Gio saat masuk ke ruangan itu membuat orang yang ada di dalam kelas memandangnya heran karena kedatangannya yang tiba-tiba. Setelah menatap semua yang ada di kelas, Gio menghampiri seseorang yang ia kenal.

“Lo liat Gladis gak?!” tanya Gio sedikit keras, kedua tangannya dia taruh di meja tepat di depan Anya.

Anya melebarkan matanya karena terkejut. Gio menatapnya seperti mengintimidasi dan terlalu mendesaknya dengan posisi yang cukup dekat.

“Woy! Gue nanya, jawab!” ucap Gio masih menatap Anya.

“G-gue gatau,” jawabnya sedikit terbata-bata.

Jawaban tidak memuaskan itu membuat Gio mengacak rambutnya frustasi. Perasaannya benar-benar takut, takut terjadi sesuatu kepada Gladis.

Jika seluruh Sekolah tau Gladis punya kelainan mental, mungkin semua orang akan mengejeknya bahkan tidak segan-segan melaporkan kepada guru.

Gio tidak mau jauh lagi dari Gladis. Dia mau tetap bersama sahabat masa kecilnya itu, Gio belum siap jika Gladis harus pindah Sekolah lagi. Dia sedikit kesal dengan jawaban yang Anya berikan.

Lalu dia langsung keluar kelas, saat sudah berada di luar Gio teringat sesuatu. Dia kemudian berbalik arah dan masuk ke dalam kelas lagi untuk menghampiri Anya.

Saat Anya sedang membereskan beberapa pakaiannya, dia terkejut untuk kedua kalinya karena Gio datang lagi menghampirinya dan bertanya lagi.

Membuat Anya sedikit curiga kepadanya, secara tiba-tiba Gio datang dan bertanya soal Gladis.
Hm, sepertinya perlu di selidiki, batin Anya berucap.

“Apa lagi?!” tanya Anya lebih dulu.

Gio melirik pakaian yang di kenakan Anya. “Kenapa lo pake seragam olahraga?

Anya menyerngit, “Emang lagi pelajaran olahraga. Cuma gurunya gak hadir, jadi bebas! Udah ah banyak tanya lo,” jawab Anya.

“Oh iya, bodoh!!” Gio menepuk keningnya, lalu keluar kelas untuk mencari Gladis.

TULUS : Dan Gadis KaktusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang