• Selamat Membaca<3
PART 25
Malam harinya, Gladis seperti biasa sedang berkutik dengan para kaktus-kaktus kecil peliharaannya.
Gladis sangat menyukai mereka yang terlihat imut dan menggemaskan karena ukurannya yang kecil.
Apalagi ketika kaktusnya mulai berbunga.Bagi Gladis terlihat seperti bayi kecil yang baru lahir. Sesuka itu dia dengan tanaman kaktus.
Tak lama, Rubi memanggilnya untuk makan berbarengan dengan dia yang pamit pada Gladis untuk pergi.
“Gladis. Ayo nak, makan. Ayah sudah masak sup kesukaan kamu.” ucap Rubi seraya mengetuk pintu kamar Gladis pelan.
Gladis menoleh ke arah pintu. Dia menghela napas, dan diam beberapa detik.
“Iya.” jawabnya dari dalam.
Rubi tersenyum. Akhirnya Gladis mau menjawabnya walaupun hanya satu kata saja.
“Yaudah, kamu makan yang banyak ya. Ayah udah makan duluan kok, sekalian Ayah mau pamit pergi ada kerjaan di luar.”
Saat Rubi mengatakan itu, kedua alis Gladis menyatu. Terdengar aneh, Gladis merasa Rubi sering keluar di malam hari untuk kerja.
Padahal biasanya, sekalipun ada kerjaan yang belum selesai, Rubi selalu menyelesaikannya di rumah.
Gladis lagi-lagi langsung menepis pikiranya. Dia tidak mau terlalu peduli pada Rubi walaupun saat ini, ia ingin sekali bertanya hal itu.
Gladis tak menyaut, namun suara Rubi pun sudah tidak terdengar lagi. Mungkin Ayahnya sudah pergi.
Lalu Gladis berhenti berkutik dengan kaktus-kaktusnya, dan mulai melangkah ke arah meja rias. Dia menatap diam kotak pemberian Gio.
Sedikit kecewa setelah mendengar fakta yang di ucapkan Xavi tadi di Sekolah. Kecewa karena Gio menyembunyikan semuanya dari Gladis.
Lalu perlahan Gladis menarik kotak itu lebih dekat, dan membukanya. Yang pertama kali Gladis lihat adalah boneka kaktus memakai kacamata.
Lalu ada selembar surat dan foto Gio bersama Gladis. Namun fotonya sudah tersobek, hanya menampilkan Gio dan setengah wajah Gladis saja.
Apa-apaan nih.
Tak mau lama-lama melihat foto itu, Gladis mengambil boneka kaktus berkacamata itu dan juga selembar surat kemudian membacanya.
Untuk Gladis,
Si cewek kaktus yang berlesung pipi manis, tapi sayang sangat pesimis. Hahaha ... bercanda ya gue.
Sebelumnya lo baca surat ini, gue mau lo janji.1. Lo gak boleh marah sama apapun yang nantinya akan lo baca di surat ini.
2. Jangan mengumpat
3. Dan yang terakhir, gak boleh kesel sama gueJANJI DULU! AWAS KALAU LO UDAH BACA BAGIAN BAWAHNYA DULUAN!
Pertama-tama, gue mau nebak kalau lo pasti lagi kaangeennnnn banget sama gue. Iya kan?
Sorry kaktusss, gue minta maaf duluan kali ini. Eh btw, gimana hari-hari lo tanpa gue? Pasti sepi dan hampa banget kan gak ada gue? Harusnya si iya ya, karena kan gue forever together-nya elo bangetttt
Eh, gimana pas Tulus jagain lo. Lo baik-baik aja kan di jaga sama dia? Lo pasti bingung ya gue pergi kemana beberapa hari yang lalu.
Jadi sebenernya, pas abis nganter lo ke depan kelas. Tiba-tiba gue di telpon sama Bibi kalau Oma penyakit jantungnya kambuh lagi. Jadinya hari itu gue langsung buru-buru pulang ke rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
TULUS : Dan Gadis Kaktus
Teen FictionSemua orang mendambakan ingin memiliki pasangan yang pengertian, penyayang, dan mau menerima semua kekurangan. Hal itu juga yang di sedang di rasakan Gladis, bertemu dengan laki-laki yang akrab dipanggil dengan sapaan J itu membuat hidup dan mental...