[ 4 ] • Apapun Untuknya •

11 5 9
                                    

• Selamat Membaca<3

Btw, ini salah satu part favoritku🙊

PART 4

Rubi tampak buru-buru untuk bertemu seseorang. Pagi ini waktunya harus terpotong karena ada sesuatu hal yang menurutnya lebih penting dari pekerjaan.

Rubi akan menemui seseorang hari ini, dia buru-buru karena setengah jam lagi Rubi ada meeting di kantornya dengan perusahaan yang sangat berpengaruh di bisnis yang sedang Rubi jalani.

Namun, Rubi mengalihkan hal itu, dia lebih mementingkan bertemu dengan seseorang ini karena ada hal yang akan dia pertanyakan menyangkut anaknya, Gladis.

Maka dari itu, Rubi sengaja tidak mengantarkan Gladis di Sekolah barunya, lagipula ia sudah menitipkan Gladis pada Gio, jadi Rubi percaya bahwa Gio pasti akan menjaga Gladis.

Ayah selalu menjadi pahlawan untuk putrinya. Kebencian Gladis kepada Rubi tak membuat dirinya tak peduli dengan putri semata wayangnya itu.

Bahkan Rubi rela mengorbankan waktu yang seharunya untuk pekerjaan lain. Orang tua memang selalu berbohong untuk kebaikan anaknya.

Rubi sudah sampai diruangan seseorang yang akan ia temui. Rubi mengetuk dan langsung masuk ke dalam setelah mendapat sautan.

Rubi langsung menghampiri laki-laki itu dan bersalaman setelah itu Rubi duduk.

“Bagaimana kabarnya, Pak Rubi?” tanya laki-laki itu, terlihat ia memakai jas berwarna putih dengan name tag yang ada di sebelah kiri. Dr. Rizal M. Psi.

“Baik Dok,”

Dokter Rizal adalah Dokter Psikolog yang selama ini Rubi kenal. Rubi selalu menceritakan perubahan Gladis padanya, entah itu peningkatan mental dia ataupun keadaannya yang semakin memburuk.

Rubi selalu berkonsultasi pada Rizal untuk mengetahui kondisi Gladis setiap harinya. Bisa dilihat bukan? Sebesar apa kasih sayang seorang Ayah terhadap Putrinya.

Rubi sudah mengenal Rizal beberapa tahun yang lalu saat pertama kali Rubi mengetahui perubahan tingkah laku Gladis. Rubi langsung pergi ke salah satu Dokter Psikolog untuk menanyakan apa yang terjadi pada anaknya saat itu.

Dan kebetulan, Rubi mengenal Rizal sebagai teman saat mereka di Sekolah Menengah Pertama.

Sejak saat itu, Rizal bisa di bilang sebagai Dokter pribadi Gladis untuk mengecek setiap perkembangan penyakit mentalnya dengan informasi yang Rubi berikan seputar anaknya kepada Rizal, agar Rizal bisa tahu kondisi Gladis apakah ada perubahan atau tidak terhadap kejiwaannya.

Seperti yang sekarang Rubi lakukan, ia ingin menanyakan perihal Gladis dan kondisinya, begitu juga dengan pengobatan yang seharusnya Gladis jalani. Karena sampai saat ini, Gladis belum bisa menerima penyakitnya dengan hati terbuka.

“Gimana Dok tentang kondisi Gladis? Apa ada alternatif lain untuk Gladis menjalani pengobatan?” Rubi bertanya dengan serius menatap lawan bicaranya dengan tatapan menunggu jawaban yang memuaskan.

Rizal terlihat menghembuskan nafas, posisi duduknya ia ubah menjadi lebih serius, ia menumpu tangannya di atas meja.

“Begini Pak Rubi, mengenai kondisi Gladis sekarang, dengan cerita yang saya dengar dari Bapak, saya belum bisa memastikan kondisi Gladis karena memang saya juga tidak melihat secara langsung kondisi Gladis secara signifikan. Namun, untuk saat ini ketika penyakit DID nya sedang kambuh, Gladis memang akan semakin aktif bermain dan melakukan hal yang dia sukai tanpa tahu resiko yang akan terjadi. Maka dari itu, saya menyarankan untuk tetap mengawasi Gladis dan jangan sampai pikiran atau jiwanya tertekan, karena itu sangat amat berpengaruh terhadap kejiwaannya, itu juga yang membuat penyakit mentalnya akan sering muncul nantinya,”

TULUS : Dan Gadis KaktusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang