[ 34 ] • Double date? •

5 3 15
                                    

• Selamat Membaca<3

PART 34

Dahi Xavi menyerngit saat dia melihat mobil kedua orang tuanya ada di depan garasi. Dia di antar pulang oleh Gio, laki-laki itu pun turun dari motor dan menaruh helmnya.

Xaviora masih terpaku melihat mobil itu cukup detail. Gio bingung menatap ekspresi Xavi, lalu tanpa aba-aba Xavi langsung menarik tangan Gio dan membawanya masuk ke dalam rumah.

Xavi membuka pintu cukup keras membuat Gio terkejut, lalu gadis itu berteriak memanggil nama kedua orang tuanya.

“Mamaaa! Papaaa!! Kalian udah pulang yaa?! Maaaa, Paa!” teriak Xavi cukup keras, hal itu membuat Gio semakin menatap bingung ke arahnya.

“Jangan teriak-teriak gitu, Xav.” Ucap Gio.

“Mamaaa! Papaa—“

“Hush! Pulang sekolah bukannya ucap salam malah teriak-teriak. Kamu pikir ini hutan, hahh?”

Adirangga dan Vira akhirnya muncul, membuat Xaviora melebarkan matanya di barengi senyum lebar. Ia merindukan mereka.

Dengan cepat tangan Xavi sudah melepaskan genggamannya pada Gio dan dia berlari kencang ke arah Papanya.

“Papaaaa! Viora kangen banget sama Papa,” ucap Xavi memeluk Papanya dengan erat seraya memejamkan matanya merasakan pelukan Papanya yang sudah cukup lama tak ia rasakan lagi.

Adirangga tersenyum simpul, “Papa juga kangen sama putri Papa yang cantik.” Adirangga mengacak gemas rambut Xavi hingga membuat ia terkekeh.

Lalu Xavi beralih pada Mamanya. “Apa kabar, sayang?” tanya Vira seraya memeluknya.

“Baik Ma, Viora juga kangen berat sama Mama.”

“Apalagi Mama, sehari gak ada kamu kayaknya sepi.”

Gio masih berdiri diam, memperhatikan interaksi orang tua dan anak yang sedang melepas rindu.

Tanpa sadar, senyum kecil terbit di bibirnya. Senang melihat Xaviora banyak tersenyum hari ini.

“Terus kenapa baru pulang sekarang?!” ucap Xaviora mengerutkan bibirnya.

“Tanya Papa kamu dong,”

Xavi langsung melirik ke arah Adirangga yang menunggu apa yang ingin di ucapkan putrinya.

“Kenapa baru pulang sekarang, katanya kangen sama Viora. Terus juga kenapa pulangnya mendadak, gak kasih kabar dulu sama Viora?!” gerutu Xavi berkacak pinggang dengan ekspresi gemas.

Adirangga terkekeh dengan tangan yang lagi-lagi mengacak gemas rambut Xavi. “Kerjaan Papa di sana masih banyak, jadi gak bisa pulang cepet. Toh juga sekalian aja Papa sama Mama pulang gak kasih tau kalian biar surprisseee!”

Xavi menghela napas kasar. “Tapi Papa sama Mama gak jalan-jalan dulu kan di sana?”

Adirangga bergumam sengaja membuat Xavi kesal. “Sedikittt,” ucapnya di sambung tertawa.

Xavi berdecak memandang Papanya sebal. “Ihhhh Papa curangg!” rajuknya.

Vira menggeleng pelan seraya tersenyum, lalu dia melirik Gio yang masih berdiri di sana.

“Eh-kamu bawa siapa, Viora?” tanya Vira.

Adirangga pun ikut menoleh dan Gio hanya tersenyum saja. Lalu Xavi menghampiri Gio dan menariknya pelan menghampiri kedua orang tuanya.

“Pa, Ma, kenali ini Gio. Pacaranya Viora,” ucap Xavi berterus terang.

Hal itu sedikit membuat Gio terkejut karena Xavi berani mengatakan hal itu di depan Papa dan Mamanya.

TULUS : Dan Gadis KaktusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang