• Selamat Membaca<3
PART 10
UKS. Di sinilah mereka, berdiri diam sambil menunggu Gladis terbangun. Sejak kejadian di lapangan basket tadi, Gladis sepertinya sudah mulai lelah setelah banyak beraktivitas karena kepribadian gandanya muncul tadi.
Juga karena Gladis terlalu banyak pikiran membuat imun dalam tubuhnya menurun dan cepat lelah apalagi setelah di kontrol oleh Adis yang super aktif.
Gladis langsung jatuh pingsan tadi, dan Gio dengan cepat langsung membawa Gladis ke UKS sebelum semakin ramai orang yang tau.
Gio tadi sudah memberikan suntikan kepada Gladis, itu dia dapatkan dari Rubi karena katanya saat Gladis mulai lelah setelah di kontrol oleh kepribadian gandanya, dia harus segera di suntikkan obat agar ketika siuman Gladis bisa kembali lagi ke dirinya sendiri.
Dan mungkin karena efek obat itu Gladis belum terbangun hingga sekarang. Gio dan Tulus masih ada di ruangan UKS menunggu Gladis siuman, perasaan Gio benar-benar cemas saat Gladis pingsan di tengah lapangan tadi.
Dia begitu mengkhawatirkan kondisi Gladis saat sedang lemah. Tatapan Gio memandangi Gladis dengan sayu, mengelus puncak kepala Gladis beberapa kali dengan penuh sayang.
Jujur, Gio sangat menyayangi Gladis.
Saat mereka sedang menunggu Gladis sadar, Gio mulai membuka suara menghentikan keheningan di antara keduanya.“Sejak kecil, gue udah sahabatan sama dia. Gue sering ajak dia ke rumah gue cuma buat dengerin dongeng dari Oma gue, dan Gladis suka banget itu. Dan kenapa gue bisa sesayang itu sama Gladis, karena anaknya baik, perhatian, ceria, dan penyayang. Tidak seperti apa yang lo lihat sekarang, mungkin saat sama lo Gladis lebih pendiam dan kaku, tapi saat sama gue dia ceria banget, bahagia, ketawa. Itu yang bikin dia spesial buat gue,” kata Gio tiba-tiba bercerita.
Entahlah, Gio jadi merasa percaya kepada Tulus setelah apa yang dilihatnya hari ini. Tulus pun menoleh pada Gio, dia menatap Gio dan melihat ketulusan di matanya.
“Gladis waktu masih kecil, sama seperti anak pada umumnya. Tapi semenjak kejadian di mana Om Rubi gak sengaja ngebentak Gladis, di situ Gladis mulai berubah sikapnya. Om rubi juga sadar sama apa yang dia lakuin, karena pada waktu itu Om Rubi juga kehilangan istrinya, mamanya Gladis.” ucap Gio sendu.
“Pas umur Gladis tujuh tahun, Om Rubi mulai lihat keanehan dari sikapnya Gladis. Dia sering liat Gladis main boneka sendiri di kamarnya, padahal Om Rubi tau kalau Gladis itu paling gak suka sama yang namanya boneka, dia lebih suka kaktus kecil. Semenjak keanehan itu terus berlanjut, Om Rubi berinisiatif untuk membawa Gladis ke dokter psikolog. Dan ternyata, setelah mendengar penjelasan dokter, Gladis jadi anak yang istimewa.” lanjut Gio terlihat mengusap air matanya.
Tulus ikut merasa sedih, dia memegang pundak Gio untuk menguatkannya, menepuknya perlahan.
“Semenjak kata-kata kasar yang keluar dari mulut Om Rubi, Gladis jadi berubah gak cuma punya kepribadian ganda, dia juga mengidap penyakit mental yang membuat dirinya merasakan kecemasan yang berlebihan tanpa alasan yang jelas. Maka dari itu, Gladis sering di jauhi sama teman-teman sekolahnya dulu, dikatai orang gila karena tingkahnya yang aneh. Sampai Om Rubi akhirnya menyekolahkan Gladis di sini sama gue, supaya gue bisa jaga dan ngawasin dia setiap hari.”
Tulus merasakan desiran di hatinya setelah mendengar cerita yang di ucapkan Gio. Ternyata Gladis punya masa lalu yang berat dan masih tertanam di pikirannya hingga sekarang, Tulus tak menyangka hal itu.
Namun di sisi lain, Tulus kagum dengan Gio yang selalu menjaga dan menemani Gladis dalam kondisi apapun. Tak peduli dengan penyakit mentalnya, Gio tetap mau bersahabat dengan Gladis dan berhasil menjadi pelindungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TULUS : Dan Gadis Kaktus
Teen FictionSemua orang mendambakan ingin memiliki pasangan yang pengertian, penyayang, dan mau menerima semua kekurangan. Hal itu juga yang di sedang di rasakan Gladis, bertemu dengan laki-laki yang akrab dipanggil dengan sapaan J itu membuat hidup dan mental...