08 | Parfum Mint

432 37 0
                                    

Laki-laki dengan jas hitam, memakai parfum mint dan rambut kelimis. Awan dan Esya sudah membuat list laki-laki satu angkatan yang datang pada night party dua bulan lalu.

Dan mungkin ini rencana yang bisa mereka lakukan. Yaitu mengendus bau parfum siswa kelas 11 yang baru masuk kedalam gerbang.

Katakan mereka aneh, namun untuk menemukan pelakuknya apapun akan dilakukan. Bukan begitu?

Pagi-pagi buta mereka sudah berdiri didepan gerbang masuk, Awan dengan balutan cardigan putih motif cerry melipat kedua tangannya di dada.

Dan saat ada yang ingin masuk kedalam sekolah Awan mendekatkan hidungnya ke dekat tubuh tersangka .

" Ini ngapain dah " Kata Arkan, si ketua kelas 11 IPS 1 setelah melihat kelakuan Awan dan Esya yang malah mengendus ngendus bajunya.

" Bukan. Skip " Balas Esya, karena bau parfum yang Arkan pakai tidak sesuai dengan bau mint yang mereka cari.

" Eh eh bentar! " Awan menarik baju siswa laki-laki yang menyerobot masuk kedalam gerbang dan mengendus bau parfumnya.

" Ehm, skip "

Setengah jam sudah Awan dan Esya mengendus bau cowo satu angkatan. Awan sampai mual karena kebanyakan mencium bau yang berbeda beda.

" Ohok! Buset lu ga mandi apa Ja? " Tanya Esya setelah mengendus bau baju Reza yang kurang mengenakan di hidung.

Namun laki-laki berambut gondrong itu menyengir " Hehe bener. Kesiangan gua " Ucapnya tanpa dosa

Awan menggelengkan kepalanya, ia dan Reza memang satu kelas sudah sering sih anak itu kesiangan. Sudah jadi rutinitas mungkin.

Tidak lama tangan Awan menahan laki-laki yang mencoba menerobos kedalam jegatannya juga. Awan mendekatkan wajahnya di dada laki-laki itu, mengendus bau yang ada di bajunya.

" ngapain dah si Wawan " Perotes Raindra setelah kegiatan Awan berakhir.

Dan tebakan Awan benar, Raindra tidak punya parfum mint. Baunya saja sudah hafal seperti apa.

" Mesum lu " Kata Raindra yang langsung mendapat tampolan dikepalanya.

" Sembarangan! ngajak bertumbuk? "

Raindra menyentil dahi Awan hingga membuat empunya meringis lalu membalas dengan menginjak sepatu hitam Raindra.

Semakin siang semakin banyak yang datang semakin banyak juga baju yang harus diendus.

" Bantuin kek Rai " Pinta Esya, karena tetangga sebelah rumah Awan itu hanya memperhatikan mereka yang mengedus ngendus baju laki-laki yang baru masuk gerbang.

" Kan dari tadi gua nanya, lagi ngapain " Sewot Raindra. Esya dan awan menoleh bersamaan.

" Boleh Wa? "

Awan membalas dengan anggukan, biarkan sisanya Raindra yang melakukan endus mengendus bau baju yang anak-anak sekolah pakai .

" Jadi kitatuh lagi cari orang yang pake parfum mint, setiap orang yang lewat di endus baunya. Bantuin ya Rai pliss " Esya menyatukan tangannya menjadi satu, berharap Raindra mau membantu.

" Buat apaan emangnya? "

Awan dan Esya saling melirik lalu tertawa garing " Ga kenapa si. Bantuin yya?! "

" Semuanya yang lewat? "

Awan mengangguk semangat, matanya di kedipkan agar Raindra iba dan ingin membantunya.

" Yaudeh, tapi teraktir gua ayam geprek ya"

" Yeh perhitungan banget si, sama temen sendiri juga " Sewot Awan lalu mencubit pinggang Raindra. Detik berikutnya mereka mulai mengendus endus bau parfum siswa yang masuk kedalam lingkungan sekolah lagi.













Lima belas menit lagi bel masuk bunyi, namun Awan dan Esya belum mendapatkan bau parfum mint yang mereka cari.

" gaada yang pake parfum mint anjir " Kata Raindra sambil berkacak pinggang. Ia sudah mengendus bau parfum orang yang lewat namun tidak menemukan yang Awan dan Esya maksud.

" Iya sih, haduh gimana ya " Esya ikut berjalan bolak balik di depan gerbang, kalau seperti malah semakin rumit.

Namun padangan mereka teralih pada laki-laki yang berjalan santai dengan kedua tangan yang dimasukan ke saku celana.

Rambut cepak dan wajah tampan laki-laki yang lewat itu membuat Awan Esya dan Raindra diam sebentar

" Mantan lu Wa " Esya berbisik setelah menyenggol tangan Awan.

Evander Bramasta, pemilik acara night party dua bulan lalu berhenti dihadapan Awan. Memperhatikan awan dari ujung kaki hingga ujung kepala.

" Tunggu " Tangan Awan menahan saat Evan akan melanjutkan langkahnya. Ia lalu mendekatkan tubuhnya merapat pada Evander dan mulai mengendus bau yang menempel di baju matan pacarnya itu.

" Gua aja gua " Raindra menarik tangan Evander lalu mengendus bau parfum yang ada di baju laki-laki itu.

" Ngapain dah "

" Bukan " Kata Raindra setelah memastikan bau parfum yang ia cium lain dari bau mint.

" Sehat Wa? " Evan teralih pada Awan yang ada didekatnya. Awan hanya melirik sekilas lalu menatap kearah lain lagi

" Keliatannya. Yaudah sana " Awan mengusir, ia tidak nyaman bila terus terusan berada di dekat mantannya ini.

Tidak nyaman karena masih ada rasa kecewa yang menempel dihatinya. Ia dan Evan putus karena laki-laki itu ketahuan sedang dinner dengan mantannya. Hubungan yang mereka jalin kanas di tahun pertama.

" Ngusir ceritanya? "

Awan menoleh malas pada Evan " Iya gua ngusir " bukannya pergi Evan malah terkekeh dan menepuk-nepuk kepala Awan pelan. Esya dan Raindra hanya menonton drama antara dua mantan itu.

Evan membenarkan rambut Awan kebelakang telinga yang membuat empunya refleks menjauh dan memukul pelan tangan mantannya itu " Ngapain sih "

Dan saat itu juga Awan mencium bau mint yang begitu menyengat dari segerombolan orang yang lewat didepannya. Awan pasti tidak salah, bau parfum ini sama persis dengan bau yang ada di gaun pestanya.

" Itu dia " Awan memperhatikan punggung lima orang yang tengah berjalan bergerombol. Ia berlari lalu menarik salah satu tas dari lima orang itu.

Perlahan laki-laki memiliki tas hitam menoleh kebelakang, menatap bingung perempuan yang menarik tasnya.

Sedangkan Awan membulatkan mata, bau parfum mint kembali mengingatkannya atas kejadian dua bulan yang lalu " jadi, lo?! "













T B C




The Missing Puzzle Piece ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang