Ruangan pesta terlihat elegan dengan beberapa lampu penerangan yang cukup. Para tamu undangan night party terlihat sangat gembira.
Beberapa orang memberanikan meneguk minuman yang memang disediakan, walau begitu dengan kadar alkohol yang rendah.
Begitupun Awan, ia awalnya hanya mencicipi minuman yang katanya membuat mabuk itu namun sampai habis datu gelas. Dan tubuhnya terasa terhuyung. Anggap saja Awan setengah sadar.
Ia lalu duduk di salah satu sofa yang ada di sisi gedung, matanya memperhatikan orang-orang berlalu lalang dihadapannya.
Tiba-tiba saja jas hitam menutupi paha dan dadanya, Awan menonggak perlahan.
" Zervan "
" Kalo ga nyaman gausah dipake "Ucap Zervan karena melihat Awan yang sepertinya tidak nyaman memakai gaun ketatnya.
Awan tersenyum lalu menarik tangan Zervan agar duduk dihadapannya " Makasih ya " ucap setelahnya.
" lu mabuk " Kata Zervan " Tunggu disini, gua mau ambil air mineral " Lanjutnya lalu meninggalkan Awan yang hanya diam memperhatikan.
Zervan mengambil satu botol air mineral dan berjalan mendekat pada teman satu eskulnya yang sedang mabuk di sofa. Namun saat sampai hanya tersisa jasnya diatas sofa, Awan sudah tidak ada di tempat ini lagi.
" Awan?! "
Saat zervan menoleh ke arah kiri, ia bisa melihat Awan yang sedang tertatih berjalan dituntun oleh laki-laki dengan jas biru dan jam rolex yang melingkar di tangan kanannya.
谷
" APA? JADI? BUKAN ZERVAN? " teriak Esya yang berujung dibekap oleh Awan.
" Sttt... Jangan berisik "
Esya menepuk mulutnya sendiri, lalu mendekatkan dirinya pada Awan agar lebih aman mengobrolnya.
" Beneran? Kok lu bisa yakin kalau bukan Zervan pelakunya "
Awan menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa ㅡ membuang nafas panjang " gatau, tapi feeling gua bilang bukan Zervan pelakunya "
" Terus kalau bukan Zervan siapa? "
Awan menoleh pada Esya, membenarkan posisi duduknya " Kemarin Zervan bilang gua pergi ke toilet sama cowo yang pake jas biru dan jam rolex di tangan kanan"
" Lu inget ga? Siapa yang pake jas biru sama jam rolex waktu hari itu? "
Esya mencoba berfikir, mengingat kejadian dua bulan lalau " Gua gatau sih, banyak banget yang dateng soalnya "
Awan membuang nafas pasrah lalu menekuk bibirnya kebawah, namun Esya menepuk kedua pundak Awan. Membuat perempuan murung itu mengangkat kepalanya.
" Gua emang ga inget, tapi "
Esya mengacungkan handphonenya " Ada handphone, waktu hari itu gua ambil banyak foto "
Mendapatkan pencerahan dari Esya, membuat awan sedikit bersemangat " Cepet liat "
Esya membuka lookscrennya lalu masuk keaplikasi galeri, mengscrool foto kamera pada dua bulan yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Missing Puzzle Piece ✔
Roman pour Adolescents[ Cerita 4 ] Awan terkejut bukan main setelah melihat alat tes kehamilan yang digunakannya menunjukan dua garis merah, yang itu artinya ia sedang mengandung. Namun potongan ingatan dua bulan lalu seakan menghilang, Awan tidak tau siapa dan seperti...