17 | Raegan?

340 39 1
                                    

“ Di toilet ada gua, lu dan ㅡ  ”

“ Raegan ”

Awan melebarkan pupil matanya “ Raegan ketua OSIS? ” Tanyanya memastikan.

Perempuan itu mengangguk yakin bahwa yang dilihatnya benar Raegan si ketua OSIS SMA Suli.

“ Wa lu kenapa ?” 

Awan yang sedang menjambak rambutnya menoleh lagi pada orang yang ada dihadapannya sekarang.

“ Bentar, gua mau nanya lagi ”

Awan menarik nafas panjang lalu menghembuskannya “ Raegan waktu itu pakai jas biru sama jam rolex? ”

“ Emm, bentar ” perempuan itu kembali mengingat

“ Iya deh kayanya tapi, gatau . Kenapa lu ga nanya aja sama orangnya langsung? ”

Awan mengangguk lemas, rambutnya yang dijambak meninggalkan bekas berantakan “ Okedeh, makasih infonya ”

“ Oke, gua juga makasih. Duluan ya ”

Selepas perempuan itu pergi Awan menatap bayangan dirinya sendiri di cermin,

“ Sekarang jam berapa? ”

Raegan mengangkat tangan kanannya “ jam tujuh pas ”

“ Itu mau dikemanain tante? ” Maksudnya keranjang yang mama Raegan pegang.

“ Mau dicuci, baju kotor ”

Sungguh Awan baru ingat sekarang, ia memang pernah melihat jas biru dan jam rolex, sewaktu dirumah Raegan tepatnya. Pakaian kotor yang mama Raegan bawa adalah pakaian yang sama saat dua bulan yang lalu.

Tapi apa benar Raegan. Jangan-jangan, dua hari yang lalu Raegan meminta maaf karena telah berbuat yang tidak-tidak dengannya.

“ Wa lu lama banget sih, berak ㅡya? ” Esya memotong ucapannya setelah melihat penampakan Awan yang sangat berantakan dengan ekpresi wajah yang tidak mengenakan.

“ Lu kenapa? ”

Awan membalikan tubuhnya, menatap tajam mata Esya “ Raegan! ” Teriak Awan tertahan.

Namun Esya yang tidak mengerti hanya menyeringit bingung “ Kenapa? ”

“ Raegan pelakunya! ”

Esya langsung memasang wajah tidak percayanya. Ia tidak terlalu kenal dengan ketua OSIS itu namun kalau menjadi pelaku atas kehamilan Awan, rasanya tidak mungkin.

“ Lo serius? ”

“ Gua harus nemuin Raegan sekarang ” Awan berlari meninggalkan Esya yang masih mematung karena kaget.

Sedangkan Awan berlari menuju kelas sebelas Ipa 2 ㅡKelas Raegan. Dijalan ia menabrak orang namun tidak dihiraukan.

“ Raegan! ” Teriak Qwan di ambang pintu kelas sebelas Ipa 2. Namun sepertinya Raegan tidak ada di tempat ini karena tidak ada yang menyaut.

“ Ruang OSIS! ”

Awan memutar tubuhnya, selain dikelas dimana lagi kalau bukan ruang OSIS. Awan berlari memotong jalan melewati lapangan sekolah, padahal sedang ada siswa yang sedang main futsal.

Nafas sudah terenggah, keringat juga mulai membasahi pelipis  “ Raegan! ”

Mata Awan menjelajahi ruangan cukup luas yang baru saja ia buka. Namun ruangan itu kosong, jendela beserta gorden juga tidak dibuka.

“ Cari siapa kak? ”

Awan menoleh pada seseorang yang beridiri dibelakangnya “ Oㅡoh, Liat Raegan ngga? ”

“ Ka Raegan ada rapat OSIS se Jawa barat, baru berangkat jam pelajaran pertama ”

Harapan Awan untuk mrminta pertanggung jawaban lagi-lagi dibuat susah. Kenapa rapat itu harus hari ini sih?

“ Thanks ”

Awan mengacak rambutnya lalu berjongkok, berteriak hingga membuat orang yang mendengar menoleh bingung.

“ Awan! Ini anak, gua cariin dari tadi juga ” Esya yang baru sampai menarik tangan Awan untuk berdiri.

“ Gaada! Raegan lagi rapat ”

“ Pulangnya kapan? Pas pulang langsung temuin ”

“ Gua gatau! Aishhㅡ Raegan anak ngen ㅡ ” Umpat Awan yang langsung dibekap oleh Eaya.

“ Jangan toksik inget, disini ada jabang bayi gaboleh denger yang ngga-ngga apalagi ucapan bundanya ”

Awan membuang nafas prustasi lalu duduk di kursi panjang yang ada didepan ruang OSIS. Tangannya lalu terulur untuk mengelus perutnya.








Selepas pulang sekolah, awan langsung pergi kerumah Raegan. Yang ia tau dari anak OSIS lainnya Raegan dan teman yang lain langsung pulang saat setelah rapat.

Awan melambatkan langkahnya ketika berada di depan rumah Raegan. Ia mengela nafas berat lalu membuka pagar rumah sederhana ini.

Dilihatnya Raegan yang sedang mencuci motor matic hanya dengan boxer dan kaus warna putih yang melekat ditubuhnya.

“ ㅡeh goblog! Ngagetin gau lu Wa ” Raegan yang terkejut memegangi dadanya.

Sedangkan Awan menatap penuh selidik pada Raegan.

“ Tumben sore-sore main. Yu masuk ”

Baru Raegan ingin menarik tangan awan masuk kedalam rumahnya, Awan terlebih dulu bertannya “ Malam itu kita ngelakuin apa? ”

Raegan mengerutkan halisnya bingung, pertanyaan Awan terlalu ambigu “ Lakuin apa? ”

“ Malam night party Evan! Kita ngelakuin apa Re! ” Teriak Awan. Emosinya yang sudah memuncak membuatnya pusing, dan cara meluapkannya dengan tangisan.

Peahan air mata Awan mulai menetes, semakin lama semakin menjadi ㅡ Awan menangis sesegukan dihadapan Raegan yang bingung dengan pertanyaan Awan.

“ Gua ga ngerti apa yang lu maksud, coba yang lebih jelas, supaya gua biasa jawabnya ”

Awan mengusap air mata yang ada di pipinya “ Bisa ceritain dari awal, waktu lu nemuin gua di night party Evan ”

“ Gua lupa soalnya ”



T B C

The Missing Puzzle Piece ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang