" Awan! "
Raegan berlari mendekat pada kerumunan anak basket di tengah lapangan. Dilihatnya Awan sedang meringis sambil memegangi perutnya.
" Wa lu kenapa? " Tanya Raegan kawatir.
" Keram kayanya. Anak pmr udah pulang ya? Bu melati juga udah pulang? " Tanya salah satu anak basket pada Raegan si ketua OSIS SMA Suli.
" Udah pulang, tapi sebentar. Gua ambil kunci uks di pak satria. Satu orang tunggu di depan UKS buat ambil tandu. Siap-siap tiga orang disini buat angkat tandunya " Jelas Raegan, Azura pergi ke UKS sedangkan Raegan pergi ke ruang guru untuk meminta kunci UKS yang dipegang oleh operator sekolah.
Setelah diberi ijin Raegan berlari menuju rung UKS, membuka kunci ruangan kesehatan itu. Lalu mengambil tandu lipat dari dalam lemari, sebelum pergi ke lapangan lagi ia membuka tandu dengan bantuan Azura.
" Naik kesini wa " Ucap Salah satu anak basket. Tandu sudah siap, empat orang untuk mengangkat tandu juga sudah bersiap di masing-masing sisi.
" Pelan-pelan " Ucap pelatih basket.
Awan yang menahan sakitnya kini mulai mengeluarkan air mata. Sungguh ia takut kalau ini lebih dari keram. bayinya akan terancam, Awan tidak mau membahayakan nyawa tidak bersalah ini.
Sampai di UKS Awan berjalan tertatih untuk tidur di bankar. Azura segera menyiapkan kompresan air hangat dan menaruhnya di perut Awan.
" Tunggu, sebentar lagi pasti lebih enak " Kata Azura, Awan yang memejamkan mata mengangguk pelan." Gua aja yang tunggu disini. Kalian bisa lanjutin latihannya "
Azura dan beberapa tim basketnya mengangguk, " Jagain Awan ya pak ketos " Ucap Azura yang mendapatkan anggukan oleh Raegan.
Raegan menutup jendela yang terbuka, lalu kembali duduk di pinggir bankar. Tangan Awan masih mencengkram ujung bajunya ㅡ menahan sakit.
" Kalo lu kurang fit mending gausah ikut lomba dulu Wa " Raegan membuka suara, memecah keheningan diantara mereka.
" Gua gapapa "
Raegan mengambil tangan Awan yang mencengkram ujung baju, meletakannya di tangannya " lu bisa berbagi rasa sakit ke gua "
Awan menarik tangannya menjauh dari Raegan " Gua gamau berurusan lagi sama lu re, jadi tolong "
Raegan mengangguk mengerti " Oke, sorry "
Satu jam berlalu, Awan dan Raegan sama-sama saling diam. Perut Awan sudah mulai merasa lebih nyaman setelah di kompres, umtungnya. Ia lalu bangun dari tidurnya, sepertinya latihan hari ini akan segera berakhir.
" Gua bantu " Ucap Raegan ketika Awan ingin turun dari atas bankar. Awan yang tidak nyaman mencoba menghindar namun Raegan terlalu cepat mersespon hingga Awan tidak bisa menolak.
Sampai di lapangan basket, Awan langsung menghampiri tim dan pelatihnya yang sedang mengobrol.
" Untuk Awan, inget ya. Fokus " Kata pelatih Awan mengangguk mengerti.
" Juga jaga kesehatan. Makan makanan yang sehat, minum vitamin "
" Iya kak "
Setelah berdoa anak basket yang ikut perlombaan bubar, untuk pulang karena hari yang semakin gelap.
" Wa, balik sama gua aja yu" Tawar Raegan pada alAwan yang sedang memainkan ponselnya.
" Gausah re, ka arvin mau jemput kok "
kak arvin :
Wan gua gabisa jemput. nebeng temen lu aja ya. papa mama juga lagi gaada dirumah.Raegan menarik tangan awan " Ayok "
KAMU SEDANG MEMBACA
The Missing Puzzle Piece ✔
Teen Fiction[ Cerita 4 ] Awan terkejut bukan main setelah melihat alat tes kehamilan yang digunakannya menunjukan dua garis merah, yang itu artinya ia sedang mengandung. Namun potongan ingatan dua bulan lalu seakan menghilang, Awan tidak tau siapa dan seperti...