“ GAMUNGKIN! ”
“ AAAAAA ”
“ Wa! Hey! ”
Perempuan dengan gaun putih itu membuka kelopak matanya, nafasnya terenggah naik turun
“ Kenapa dah ” Esya menatap bingung Awan yang sepertinya setelah bermimpi buruk.
“ Gua mimpi aneh, demi, astagfirullah ” Kata Awan lalu memijat pelipisnya, ia memfokuskan pandangannya pada sekitar.
“ Loh, kita mau kemana? ” Tanya Awan karena dirinya ternyata berada didalam mobil. “ Ko gua pake gaun ! ”
Esya meletakan punggung tangannya didahi Awan “ Sakit lu ya? ”
“ Bukan sakit lebih tepatnya stress ” Arvin yang mengendarai mobil ikut menyaut.
“ Udah sampe. Mana upahnya ” Arvin menpdorkan tangannya pada Esya ada Awan meminta imbalan karena menjadi ojek dua orang itu ke pesta.
“ Nih, nih ” Esya memberikan uang ojek lalu keluar dengan Awan yang malah pucat melihat gedung hotel dihadapannya.
“ I-ini ” ucap Awan pelan.
Esya menarik tangan Awan masuk kedalam hotel, saat akan masuk kedalam aula mereka disambut dengan Evander yang tampan dengan rambut klimisnya.
“ Selamat ya Evan ” Esya memberikan selamat sambil berjabat tangan dilanjutkan dengan Awan walaupun perempuan itu tidak bicara sama sekali.
“ Terimakasih. Enjoy ya ” Balas Evander “ Wa lu cantik banget ” lanjutnya, Awan tersenyum terpaksa lalu menarik tangan Esya menjauh dari Evander.
“ Sya! Ini beneran? Plak plak ” Awan menampar wajahnya sendiri.
Tidak mungkin, sekarang “ Sekarang tanggal berapa? ”
Esya yang sebenarnya bingung dengan kelakuan Awan sejak bangun dari tidur mencoba membuka handphonenya melihat kalender dari lockscreen “ Tanggal 28 Maret ”
“ Kalian lama banghet sih datengnya ” Kata Hanin teman kelasan Awan dan Esya menghampiri.
“ Ayo kumpul sama yang lain ” Lanjutnya lalu menarik Eaya dan awan berkumpul dengan anak ips 1 yang kumpul di tengah ruangan.
Esya menekan kamera lalu memotret dirinya bersama Awan yang dengan terpaksa ijut tersenyum pada kamera.
“ Eh gila gua baru pertama dateng ke pesta semewah ini ”
“ Kalo ga mewah bukan Evander namanya ” Balas Esya. Ia lalu mengalihkan pandangannya pada Awan yang sekarang malah tertawa dengan tatapan kosong.
“ Wa! Wa! inalilahi. maneh gelo? ”
Awan menoleh pada Esya “ Kayanya gua emang gila ”
“ Eh,kayanya udah mau mulai deh, ayo ”
Esya menarik tangan Awan yang masih tertawa dengan tatapan kosong sendirian. Awan melihat Evander yang mengucapkan rasa terimakasihnya pada tamu undangan yang hadir dan membuka pesta malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Missing Puzzle Piece ✔
Teen Fiction[ Cerita 4 ] Awan terkejut bukan main setelah melihat alat tes kehamilan yang digunakannya menunjukan dua garis merah, yang itu artinya ia sedang mengandung. Namun potongan ingatan dua bulan lalu seakan menghilang, Awan tidak tau siapa dan seperti...