13 | Persiapan Lomba

373 36 3
                                    

Pagi ini Awan sudah terbangun tiba-tiba saja ia merasa mual, ingin rasanya mengeluarkan apapaun yang ada didalam perutnya. Namun tidak ada yang keluar, Awan tersiksa karenanya.

Awan menekan tombol bilas pada kloset lalu mengelap bibirnya dengan punggung tangan.

Air matanya ikut turun saat berusaha mengeluarkan muntahan tadi ㅡ tangan Awan bergetar ketakutan, tubuhnya ikut lemas dan jatuh dilantai setelahnya.

Selesai mandi Awan segera memakai seragam sekolahnya, inginnya ijin untuk tidak sekolah dulu tapi hari ini ada latihan lomba, tidak enak kalau tidak datang apalagi dilatihan pertama.

" kamu kenapa Wa? " Tanya papa saat Awan masuk ke dapur dengan syal merah yang melilit dileher, seperti orang sakit.

" Awan flu, nanti juga baikan " Sahut Awan lalu duduk disebelah bunda.

Bunda langsung menempelkan punggung tangannya di kening Awan ㅡ mengcek suhu " Iya anget. Jangan sekolah dulu ke dokter aja yu "

Awan menggeleng " Ngga ah, sekarang ada latihan buat lomba. Sebentar lagi juga baikan "

" berangkat sekolah anterin yya " Awan menoleh pada kakak laki-lakinya yang sedang mengunyah makanan.

" Beda arah Wan "

Awan menekuk bibirnya kebawah, membuat Arvin merasa tidak enak " Yaudah, yaudah. Makan dulu gih "

Awan tersenyum lalu mengambil roti bakar ditengah meja dan mulai makan. Hingga habis tiga buah, setelahnya Awan pergi kesekolah diantar oleh Arvin.

" Baliknya jemput ga? "

" Gimana nanti aja "

Arvin menghentikan motornya tepat didepan SMA Suli yang sudah ramai. Awan mencium punggung tangan Arvin lalu masuk kedalam linglungan sekolahnya.

" Awan! "

Orang yang dipanggil menoleh, Esya yang memegang kantung plastik berisikan makanan mendekat, lalu mengerutkan halisnya melihat awan dengan syal dilehernya.

" Lu kenapa? "

Awan menggeleng " agak lemes aja sih"

" Kenapa sekolah anjir? Mending diem dirumah "

Awan menatap mata Esya " Kalo dirumah pasti dipaksa dibawa ke dokter. Nanti kalau ketauan gimana?"

" Iya sih. Yaudah nanti ke uks aja istirahat "

Awan mengangguk, lalu menggandeng tangan Esya berjalan menuju kelasnya yang ada di ujung.

Selama pelajaran awan diijinkan memakai syal dengan alasan tidak enak badan. Untungnya.

" Awan! " Awan yang sedang makan kotak bekal milik Esya menoleh.

Ternyata Azura. Perempuan dengan rambut ikal itu mendekat lalu duduk di kursi sebelah Awan

" Lu sakit? " Tanyanya ketika melihat Awan dengan syal tebal yang melilit dilehernya.

" Ngga, cuma lemes aja "

" Sekarang bisa latihan kan? " Tanya Azura mewanti-wanti takutnya Awan tidak bisa ikut.

" bisa dong, nanti pulang sekolah gua tunggu di lapangan "

Azura menepuk pundak Awan " Cepet sembuh ya, inget Wa harus jaga kesehatan "
Awan mengangguk, melihat punggung Azura yang semakin menjauh. Esya memasukan kentang goreng kedalam mulut Awan saat lengah.

" Makan yang banya ya ibu, biar ada tenaga "

" Iya tante esya " Balas Awan. Mereka lalu tertawa bersamaan. Entah Awan juga bingung, tangannya dipakai mengelus perutnya yang dirasa semakin hari semakin buncit.




The Missing Puzzle Piece ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang