26 | Hari Perlombaan

330 33 0
                                    

Part ini panjang banget :)

Dua minggu sudah berlalu begitu saja, selama itu juga Awan disibukan oleh jadwal latihan yang begitu ketat, sampai-sampai investigasi mencari ayah dari baby yang sedang dikandungnya terbengkalai.

Tapi Awan berjanji, saat turnamen antar sekolah ini sudah selesai ia akan melanjutkan pencarian lagi.

Malam ini Awan sedang berdiri didepan cermin cukup besar yang berada dikamarnya, memperhatikan lekuk perutnya yang cukup buncit. Sedikit informasi saja, usia anak yang sedang dikandungnya sudah memasuki minggu ke 14.

Awan memakai seragam basket putri kebanggaan sekolahnya lalu kembali berkaca, memperhatikan dirinya dari segala arah.

" Keliatan ga sih " Ucapnya lalu mencoba berjalan didepan cermin. Memperhatikan perutnya dari balik baju seragam.

Besok hari turnamen, Awan takut kalau hari itu ternyata rahasianya terbongkar.

Gadis itu menggelengkan kepalanya saat fikiran-fikiran negatif mulai menguasainya.

" Besok bakal baik-baik aja Wa " Ia mengelus pundaknya sendiri meyakinkan, kalau turnamen besok pasti akan berjalan dengan lancar tanpa kendala apapun.

Selesai sarapan Awan menggendong tas punggungnya yang diletakan didekat lemari, isi tas ini sekarang beralih menjadi setelan baju basket dan botol minum.

Awan mendapat dispensasi karena mengikuti lomba. Dan sepertinya sebagian semua siswa juga ikut dispen, semalam melihat grup kelas ramai membahas siapa yang bersedia menjadi suporter turnamen, setiap kelas mengirimkan lima orang sebagai perwakilan dan Esya menjadi salah satu dari lima orang itu.

" Ayo wa. Hari ini ayah antar kesekolah " Ucap papa yang berada didepan Awan.

Awan mencium punggung tangan mama sambil meminta restu dan doa terus pada kak Arvin yang masih mengunyah makanan.

" Tunjukin yang terbaik, gua yakin lu juaranya " Ucap kak Arvin yang tumben sok bijak.

Disepanjang perjalanan Awan hanya memandangi kearah luar jendela, rasa gugup tiba-tiba saja menyelimutinya.

" Gugup Wa? " Tanya Ayah yang sudah mengerti dengan gelagat putrinya itu.

Awan menoleh " Sedikit " Jawabnya.

Ayah menghentikan laju mobilnya tepat saat lampu merah, ia lalu melepaskan kalung yang dipakai. Dan menaruhnya di telapak tangan Awan " Pake "

Sedang awan hanya memandangi kalung ditelapak tangannya bingung " Kenapa? "

" Jimat. Ayah dapet dari kakemu, pake supaya turnamen sekarang lancar "

Awan tertawa kecil " Ayah masih percaya kaya gitu? " aneh saja menurut Awan. Kalau mau menang ya berdoa dan berusaha bukannya mengandalkan kalung.

" Heyy! Jangan salah, kalung ini beneran manjur "

" Iya, iya " Balas Awan lalu memkai kalung jimat milik ayahnya. Kelung dengan liontin bulan dengan batu warna hijau yang berada dipusatnya.

Agendanya tim basket putri berkumpul dulu di sekolah untuk prepare lalu berangkat bersama menuju tempat turnament.

Setelah beberapa menit akhirnya sampai di SMA Suli. Awan keluar dari dalam mobil setelah mencium punggung tangan ayahnya.

Langsung saja Awan berlari menuju lapangan, disana sudah ada beberapa timnya yang sedang pemanasan dan latihan ringan .

" Langsung ganti baju aja Wa " Kata Azura setelah menyadari ada Awan yang baru datang.

The Missing Puzzle Piece ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang