34 | jadi selama ini?

566 37 7
                                    

“ Wa, tau ga sih, kelakuan lu kaya perempuan penghibur, nakal, bahkan sampe hamil kaya gini ”

“ Gua yakin bukan pertamakalinya lu ngelakuin hal bodoh itu ”

“ Kenapa lu gamau kasih tau siapa ayahnya hah? Cowo itu gamau tanggung jawab? “

“ Lu mau urus anak itu? Jadi orangtua diusia enambelas taun? ”

“ Lu pikir semudah itu? ”

Bunda memegang tangan anak pertamanya yang terus memojokan Awan “ Udah kak ”

“ Lu cuma nambah beban ayah sama bunda. Gaada otak ”

Bunda mengelus tangan Arvin lagi, menenangkan. Bunda lalu berjongkok, memegang kedua pundak anaknya yang duduk tertuntuk

Mata awan sudah merah, ia mencoba menatap manik mata bunda.

“ Jawab pertanyaan bunda. Siapa ayahnya? ” pertanyaan ini lagi-lagi diajukan.

Awan menggeleng lagi sebagai jawaban “ Awan gaktau bun. Awan gaktau ”

Arvin sudah geram, adiknya itu lagi lagi menjawab tidak tau. Apa susahnya memberitau nama pelakunya. Ia mencoba melangkah meninggalkan kamar untuk mencari udara segar agar fikirannya jadi lebih tenang.

Diambang pintu ada Raindra masih diam mematung. Saat Arvin berjalan melewati Raindra menahan tangannya. Pandangan Raindra masih terfokus pada Awan yang sedang dipeluk oleh bunda.

“ Itu Raindra ”

Arvin dan bunda menoleh pada Raindra bersamaan.

“ Itu gua bang, gua yang bikin Awan hamil ” lanjut Raindra dengan yakin.

Awan lantas mengangkat kepalanya yang tertunduk, netranya menatap mata coklat milik Raindra.

Pada detik berikutnya satu tinjuan mengenai wajah Raindra. Arvin yang marah karena kehamilan adikmya semakin marah lagi karena pelaku yang sebenarnya adalah Raindra, orang yang sudah Arvin anggap adiknya sendiri.

“ Bangsat! ” Teriak Arvin,

Raindra hanya diam, tidak ada perlawanan apapun yang dilakukan untuk membela diri.

Bunda mencoba menarik tangan Arvin yang terus memukul Raindra tanpa ampun.

“ kak, kak sadar! berhenti! ” Teriak bunda.

Awan meremas ujung bajunya, pelaku atas kehamilannya yang selama ini dicarinya bahkan lebih dekat daripada fikirannya. Orang yang selama ini ada disisinya, orang yang selalu menjadi tameng untuk melindunginya.

Tapi kenapa Raindra tega melakukan hal ini. Bahkan bersikap biasa saja setelah apa  mereka lakukan.

Awan kembali menangis, kali ini menangis kecewa, orang yang ia percayalah yang membuatnya terluka.

Bunda kewalahan, tenaga Arvin terlalu kuat untuk dipisahkan. Arvin memukul wajah Raindra berkali kali, darahpun bercucuran keluar dari hidung sudut bibir dan luka didahi

Arvin menghentikan pukulannya saat ayah datang menarik tangannya agar menjauh dari Raindra yang sudah tergeletak lemah.

Raindra tergeletak diatas lantai, kepalanya menoleh kesamping kiri, mencoba menoleh Awan yang sedang menoleh padanya juga.

Tanpa sadar Rindra meneteskan airmatanya. Rasa bersalah menyelimutinya bahkan pukulan yang Arvin lakukan tidak ada apa-apanya dengan kebodohan yang ia lakukan pada Awan - sahabatnya.

T B C

400 kata doang wtf.
Garing abiez
Jangan lupa streaming don't fight the feeling!
  

 Garing abiezJangan lupa streaming don't fight the feeling!  

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Missing Puzzle Piece ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang