"Selamat siang."
Jung Hoseok. Selaku guru sastra yang juga merangkap sebagai wali kelas 2-3, masuk dengan tampang muram dan dengan banyak lembar kertas di lengan kirinya.
"Siang, Ssaem!" jawab seluruh murid 2-3 setelah kembali pada tempat duduk masing-masing.
"Hahhh!" baru saja masuk. Hoseok sudah menghela nafas lelah.
Semuanya tak ada yang bertanya. Sudah terlalu biasa melihat Jung Ssaem mereka seperti tengah frustasi begini.
"Kim Ssaem menitipkan hasil ujian matematika kalian tiga hari yang lalu. Dan..." Hoseok lagi-lagi menghela nafas. "...kalian tau sendiri bagaimana hasil nya kan?" tanya Hoseok dengan wajah kusut.
"Ne, Ssaem. Kami tahu."
"Apa kalian tidak berniat berubah?" tanya Hoseok. Wajahnya sudah memelas meminta kerja sama seluruh anak asuhnya. "Terutama Kau Jeon Jungkook!" Hoseok menunjuk Jungkook penuh emosi. Geram sekali ketika melihat nilai nol tertera pada lembar ujian dengan pemilik Jeon Jungkook.
"Oh ayolah, Ssaem. Tak perlu buang tenaga untuk memarahiku. Ssaem tau kan itu tidak mempan?" jawab Jungkook acuh.
"Astaga." Hoseok hanya bisa menghela nafas lagi dan lagi.
"Kim Hyemi," panggil Hoseok. Tangannya terangkat dengan lembar ujian milik Hyemi di genggamannya.
Mendengar namanya di panggil, Hyemi lantas berdiri lalu berjalan ke depan untuk mengambil lembar ujian miliknya.
"Nilai mu sempurna lagi. Pertahan kan ya," tukas Hoseok sembari tersenyum teduh. Yah, setidaknya nilai sempurna milik Hyemi sedikit menghiburnya.
"Jeon Jungkook. Ambil lembar ujian mu kedepan," titah Hoseok.
Jungkook beranjak menuruti perintah guru tersabarnya itu. "Woww, Kim Ssaem memang selalu keren. Tanda salah disini saja tampak berkarisma," gumam Jungkook sembari kembali menuju mejanya.
"Kim Mingyu. Nilai mu turun 2 poin kata Kim Ssaem."
"Ah! Benarkah, Ssaem? Aku akan belajar lebih giat lagi," ujar Mingyu.
"Memang harus! Nilai mu memang turun 2 poin. Tapi bukan berarti nilai mu tinggi sebelum ini. Lihat saja, angka satu terpampang panjang disini. Tak berbeda dengan Jungkook," gerutu Hoseok.
Seluruh murid di kelas tertawa mendengar gerutuan Hoseok. Apalagi dengan nilai kepunyaan Mingyu.
"Hehe, Ssaem. Jangan membongkarnya," cicit Mingyu merasa malu.
"Jung Jaehyun. Nilai mu naik. Apa kau mulai belajar?"
Jaehyun yang hendak bangkit dari duduknya, sedikit tertegun mendengar pertanyaan Hoseok. "Ah, iya Ssaem. Ada yang mengajarkan ku kemarin," jujur Jaehyun menjawab pertanyaan Hoseok.
"Siapa?"
"Gadis manis," jawab Jaehyun lagi. Ia tengah menatap lembar ujiannya bangga. Nilai 7 tertera di sana.
"Pacarmu?" Hoseok makin penasaran saja.
"Hmmm bagaimana ya, Ssaem. Bukan pacar, tapi segera akan menjadi pacar. Doakan aku ya, Ssaem. Siapa tau setelah ini Aku akan menggantikan posisi Hyemi," jawab Jaehyun yang langsung disoraki semua murid di kelas. Bahkan ada yang melempari nya dengan gumpalan kertas.
"Mimpi Kau. Huuuuuuu."
Lagian, nilai meningkat saja sudah berniat hendak menyalip Hyemi yang nilainya selalu saja social distancing dari yang lain.

KAMU SEDANG MEMBACA
Type
FanfictionIni kisah Jeon Jungkook. Anak pemilik sekolah yang gemar memperbanyak pacar. Dia tau dia tampan. Jadi ia manfaatkan wajahnya dengan baik untuk menggaet gadis yang ia inginkan. Sampai akhirnya ia terjebak dalam taruhan yang ia dan tiga temannya buat...