34

35 3 2
                                    

Jungkook mengantar Hyemi sampai ke depan pintu unit apartemen milik si gadis dengan tangan yang tertaut bergandengan.

"Sudah," ucap Hyemi begitu sampai di depan pintu. Sengaja Hyemi bergeser dua langkah mengambil jarak dari Jungkook agar pemuda itu melepaskan genggaman tangan yang kini menggantung di antara mereka.

Tak menangkap maksud dari si gadis, Jungkook malah merubah posisi  menjadi berhadapan dengan si gadis. Menatap lembut dan tersenyum teduh pada yang terkasih tanpa berniat melepaskan tautan mereka.

"Aku serius mengenai perkataanku tadi," ujarnya dengan raut benar-benar serius dan dengan nada suara tenang. Nampak lebih dewasa dimata Hyemi dan ... ssstt, jangan bilang-bilang Jungkook ya, tapi Hyemi sungguhan terpana melihat Jungkook yang begini.

"Jadi kau harus siap untuk ku ganggu setiap hari," lanjut Jungkook yang setelahnya terdiam beberapa saat.

"Tak perlu lakukan apapun," sambung Jungkook lagi.

"Kau hanya perlu diam. Tungguku datang dan mendekat padamu secara perlahan," begitu ucap Jungkook sembari mendekat mempersempit jarak di antara mereka.

"Tidak perlu susah-susah untuk menyuruhku menjauh bahkan berhenti. Karena untuk yang satu itu aku tak berniat mendengarkanmu. akan ku tutup telingaku untuk perintah yang satu itu. Pura-pura tak mendengar kalau kau menyuruhku pergi."

Reaksi Hyemi?

Gadis itu hanya diam. Disuguhi Jungkook yang nampak dewasa dengan kalimat penuh sungguh yang terlontar benar-benar membuat Hyemi tak bisa berkata-kata.

Apalagi ketika Jungkook makin mengikis jarak dan merengkuh tubuh kecilnya. Hyemi lagi-lagi hanya bisa terdiam menerima semua perlakuan Jungkook.

"Biasanya setelah aku ikut pertandingan, besoknya aku akan bolos. Terlalu lelah, tapi karena aku sudah mengatakan padamu kalau aku akan merecoki hidupmu, jadi besok aku akan datang ke sekolah seperti bias." Jungkook sedikit mempererat pelukannya.

"Begini sebentar ya. Beri aku tenaga lebih untuk besok," ujar Jungkook yang menyamankan diri memeluk Hyemi.

Tak tahu kalau Hyemi sudah benar-benar menyerah dengan situasi yang dibuat oleh Jungkook. Hangat, nyaman, penuh kasih sayang, dan hal itu berhasil membuat Hyemi berdebar tak karuan.

Tidak ingin berlarut dengan situasi yang dibuat oleh Jungkook, Hyemi sontak saja memecah situasi.

"Kau kira aku pengisi daya?" celetuk Hyemi yang agak teredam karena dipeluk.

Jungkook jadi terkekeh karenanya.

"Heum. Hyemi memang pengisi dayanya Jeon Jungkook. Khusus milik Jeon Jungkook."

Hyemi mendengus, "Terserahmu saja."

Diam sejenak dengan posisi masih di peluk Jungkook.

"Terimakasih untuk hari ini. Kau cantik sekali, sungguh."

Jungkook melepas pelukannya. Memberi jarak antara mereka. Lalu mengusap pelan rambut yang cantik.

"Hehe, sudah. Cantik sudah boleh masuk. Selamat beristirahat."

"Hum. Terimakasih sudah mengantarku. Selamat malam, Jungkook."

Jungkook tersenyum hangat. Ia masih disana memperhatikan Hyemi memasukkan password unit apartemennya.

Pun ketika pintu sudah tertutup dari dalam, Jungkook masih disana. Merasakan sisa-sisa kenyamanan bersama Hyemi hari ini.

"Selamat malam, Hyemi," ucapnya pelan. Barulah setelah itu ia pergi.

Tak tau jika yang tersayang masih ada di belakang pintu.

Berjongkok dengan tangan memegang dada bagian kiri.

TypeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang