28

73 7 0
                                    

"Maksudmu, Jaehyun?" Jungkook yang awalnya tidur terlentang, sontak merubah posisinya menjadi duduk setelah mendengar satu kalimat dari mulut Jaehyun.

Begitu juga dengan Mingyu. Ia ikut duduk setelah mendengar perkataan Jaehyun. Antara penasaran, tak percaya, dan takut salah dengar.

"Kau ingat kan, Kook, kalau Hyemi mengetahui taruhan kita?" tanya Jaehyun pada Jungkook, yang segera di balas anggukan oleh yang bersangkutan.

"Dia tau mengenai rencana kita, ketika kita duduk disana," tunjuk Jaehyun pada tempat kejadian perkara. Tepat di sebelah pintu masuk lapangan Indoor. "Yang Hyemi memberikan ponselmu," lanjut Jaehyun mengingatkan.

"Oh, yang sewaktu kita dikumpulkan Park Ssaem?" tanya Mingyu.

"Yap, betul. Hyemi tidak sengaja mendengar namanya disebut-sebut. Jadi karena penasaran, dia menguping dulu sebelum masuk."

"Kau tau dari mana?" tanya Eunwoo dengan kening yang mengkerut akibat penasaran.

"Jiyeong yang bercerita," balas Jaehyun. Ia yang tadinya duduk bersila, mulai merubah posisi menjadi berselunjur dengan dua tangan terulur ke belakang sebagai penopang. "Bukan bercerita sih. Marah-marah lebih tepatnya."

"Kapan?" selidik Mingyu juga.

"Malam setelah Hyemi menguping, Jiyeong marah-marah di telfon, lalu dia menyuruhku menemuinya. Karena aku tak mau ada masalah dengan Jiyeong, jadinya aku sanggupi. Tetapi sewaktu sampai di tempat janjian, bukan hanya dia saja yang ada disana. Ada tiga temannya juga. Dan Aku terlihat seperti anak kelinci yang di kepung induk singa kelaparan."

"Malang sekali," gumam Eunwoo prihatin. Tiba-tiba dia terbayang betapa menyeramkannya malam itu bagi Jaehyun.

"Lalu?" tanya Jungkook pinta dilanjutkan.

"Lalu Hyemi menanyakan perihal taruhan yang dia dengar. Dia sudah tau sebagian besar rencana kita. Dan Aku dipinta menceritakan bagian yang tidak dia tau."

Jungkook terdiam selama beberapa saat. Dia sedang menyelami perasaannya yang mendadak kacau. Ada rasa marah disana. Ada rasa bersalah juga. Pun ada rasa kecewa. Semuanya campur aduk dan membuat Jungkook bingung. Hingga yang bisa ia lakukan hanya menghela nafas.

"Lalu, taruhan mereka?" tanya Jungkook kemudian.

"Bukan taruhan, Kook. Itu hanya sekedar rencana mereka. Sebenarnya, setelah Kau di terima oleh Hyemi, aku yang harusnya membeberkan taruhan kita tanpa sengaja. Tapi sewaktu itu sepertinya Eunwoo benar-benar kelepasan bicara, jadi ... ya sudah," ungkap Jaehyun.

"Kenapa baru dikatakan sekarang, bodoh?!" seru Mingyu. Raut wajahnya nampak kesal dan geram melihat Jaehyun yang duduk nyaman di depannya. "Kemarin-kemarin ketika Jungkook cosplay jadi orang gila—"

"Aku tidak!" sahut Jungkook cepat. Mana terima dia dikatakan cosplay jadi orang gila.

Mingyu yang kalimatnya di potong oleh Jungkook, menatap dengan sinis ke arah yang bersangkutan selama beberapa saat. Lalu selanjutnya ia kembali meneruskan kalimat cercanya pada Jaehyun sembari memberikan bumbu-bumbu sindira pada Jungkook.

"—waktu itu kenapa tidak kau ceritakan? Untung saja ada aku yang hibur. Kalau tidak? Jungkook sudah pasti sedang tertawa-tawa di rumah sakit jiwa sekarang."

"Kau niat membelaku tidak, sih?" tanya Jungkook dengan raut datar. Kesal sekali dengan manusia dekil di sebelahnya.

"Membela Jungkook tidak ada di dalam kamusku," sahut Mingyu. Sangat sukses membuat Jungkook kesal bukan main.

"Sialan!"

"Perihal hadiah taruhan...," lanjut Jaehyun yang kembali mengambil perhatian. "... itu semua tidak ada."

TypeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang