42

60 3 2
                                    

Jungkook yang tadi bersandar malas dengan wajah masam, mulai memperbaiki posisi. Pemuda bergigi kelinci ini tak lagi bersandar melainkan duduk dengan badan tegak, tapi mata memandang ke arah lantai. Layaknya anak kecil yang sedang dihukum oleh sang ibu karena berkelakuan nakal.

"Maafkan aku," ucap Jungkook menyesal.

"Aku hanya terlalu senang bisa menghabiskan waktu berdua bersama Hyemi. Dan ketika kalian datang, aku merasa akan terabaikan. Tanpa tau kalau niat kalian baik, datang untuk melihat keadaanku. Maafkan Aku," jelas Jungkook. "Dan terimakasih, sudah ikut percaya padaku kemarin."

Jiyeong tersenyum dari tempatnya duduk.

Jungkook yang Jiyeong tau selalu bersikap pongah tak ingin dibantah. Berani menurunkan ego untuk sekedar meminta maaf. Apalagi ia mengucap maaf pada wanita.

Biasanya laki-laki yang bersikap pongah tak akan mau mengucap maaf, apalagi pada seorang wanita. Akan turun harga diri menurutnya jika mau-mau saja meminta maaf pada wanita.

Namun, Jaehyun mungkin benar. Jungkook adalah pemuda baik di balik banyak masalah yang pemuda itu timbulkan.

"Wah, Jungkook, kau menurut sekali dengan Hyemi," ujar Mijoo memecahkan suasana canggung yang dibuat oleh Jungkook.

Pemuda satu-satunya di ruangan itu menoleh pada gadis di sampingnya. Lebih tepatnya pada Mijoo yang masih ada disana.

"Harus. Supaya cintaku cepat diterima oleh Hyemi," balas Jungkook menggebu, menanggalkan wajah suram yang tadi di pasang akibat merasa bersalah.

Berhasil membuat Mijoo dan Jiyeong tertawa karena merasa lucu.

"Jadi seperti Park Jimin Ssaem dulu. Sangat dipastikan cintamu tak akan di tolak Hyemi lagi," kelakar Mijoo di sela tawanya.

"Kenapa begitu?" tanya Jungkook yang terlihat tak suka. Jelas dari dahi Jungkook yang terlihat mengkerut. Apalagi nama Jimin ikut terseret dalam obrolan mereka. Pemuda itu kan masih sedikit sensitif jika membicarakan Jimin.

"Park Ssaem kan tipe idaman semua gadis," sambar Jiyeong dengan wajah serius dibuat-buat.

Padahal dia sedang menahan tawa melihat Jungkook memampang raut wajah tak suka dengan sangat jelas.

"Betul sekali!" Mijoo menambahkan dengan sangat semangat untuk memberi kesan bahwa apa yang dikatakan Jiyeong sangat benar adanya.

"Park Ssaem itu tampan. Senyumnya manis. Cara bicaranya lembut. Pembawaannya hangat dan terkesan dewasa," lanjut Mijoo mendeskripsikan Jimin dimatanya, yang dapat tatapan tak suka dari Jungkook disebelahnya.

Berpikir apa Hyemi juga ikut memuji Jimin seperti yang Mijoo lakukan. Kalau benar seperti itu, ini tidak bisa di biarkan!

Hyemi hanya boleh memuja dirinya seorang! Hanya Jeon Jungkook! Jeon Jungkook seorang!

"Aku dengar suara Park Ssaem itu bagus jika menyanyi. Menenangkan dan menggoda di saat bersamaan," tambah Jiyeong yang segaja menekankan kata menggoda untuk menjahili Jungkook.

"Kau pernah bercerita dinyanyikan Park Ssaem kan, Hyemi?" tanya Jiyeong pada Hyemi yang tak berniat menjawab. Gadis itu hanya memasang wajah datar menatap dua temannya yang menjahili Jungkook dengan membawa-bawa nama Jimin.

"Aku pernah lihat Park Ssaem membantu Hyemi membawa buku ke perpustakaan. Dan itu gentle sekali!" pekik Mijoo dengan wajah menyiratkan rasa gemas.

"Park Ssaem yang tampan, hangat, dan dewasa. Membantu Hyemi yang seperti gadis lemah tak berdaya. Bukannya sangat cocok?!" tambah si gadis imut dengan antusiasnya.

TypeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang