Sesuai perkataan Jungkook pada ibunya sepulang sekolah tadi, Jungkook benar-benar membawa Mimi menuju klinik hewan pada malam hari.
Untungnya, setelah di periksa, Mimi tak ada mengidap sakit apapun. Kata dokternya, Mimi hanya sedang menyesuaikan diri dengan tempat tinggal barunya.
Karena sempat disarankan untuk melakukan vaksin, Jungkook tanpa berfikir panjang langsung saja mengiyakan saran tersebut. Itu semua demi kesehatan Mimi.
Tak hanya itu, Jungkook juga sempat memborong beberapa vitamin, makanan, snack, dan juga mainan untuk si kecil lucu tersebut. Dan tak lupa melebihkan beberapa makanan untuk di berikan pada kucing yang ada di taman.
Kebetulan, klinik dan taman tempat kucing-kucing jalanan itu berada berjarak cukup dekat. Jadi Jungkook memilih berjalan kaki saja ke arah taman. Dan meninggalkan motornya di parkiran klinik untuk sementara.
Sialnya, setelah memberikan makanan untuk kucing-kucing itu, hujan malah mengguyur dengan deras.
Jungkook yang sedang membawa Mimi, sontak saja memasukkan bulu kecil itu ke dalam jaket yang ia pakai. Lalu Jungkool berlari mencari tempat teduh terdekat.
Dan disinilah Jungkook sekarang, di halte yang berada di dekat taman. Hanya sampai sini saja Jungkook berani membawa Mimi hujan-hujanan. Ia takut, kalau semisalnya ia nekat menerobos hujan lebat ini, bisa-bisa Mimi ataupun dirinya jatuh sakit esok hari.
"Mimi, kita tunggu hujannya agak reda ya," ucap Jungkook pada Mimi yang kepalanya di biarkan muncul di sela apitan zipper jaketnya.
"Ini ... Aku yang selalu sial atau memang dewi keberuntungan ada dendam denganku, ya?" ujar Jungkook nelangsa. Rasanya ia selalu mendapat kesulitan akhir-akhir ini.
Jungkook mendecak malas beberapa saat kemudian. Ponselnya malah membuat kesialannya berlipat ganda. Benda pipih persegi panjang itu tak mau di fungsikan.
Mati total. Salah Jungkook juga sih, ia lupa mengisi daya ponselnya sebelum pergi.
Ingin naik taxi, tapi dari tadi taxi yang lewat selalu penuh. Begitu juga dengan bis yang hanya lewat saja karena sudah penuh dan tak ada yang ingin turun di halte di tempat Jungkook berada.
Ya mana ada orang yang ingin ke taman malam-malam begini. Mana hujan lagi.
Bis penuh juga bukan karena jam pulang kerja, tapi karena hujan. Jika biasanya banyak yang memilih untuk jalan kaki. Di tengah hujan lebat seperti ini, orang-orang pasti lebih memilih naik angkutan umum.
Kalau Jungkook hanya membawa dirinya sendiri sih, ia mau saja berdesak-desakan di dalam bis.
Namun sekarang, ia bersama dengan Mimi. Bisa-bisa, kucing kecilnya ini tertekan karena terlalu banyak manusia.
"Maaf, Mimi," ujar Jungkook sekali lagi. Ia mengeratkan jaketnya serta memeluk Mimi lebih erat agar hawa dingin tak mengganggu si kucing.
"Kenapa disini?"
"Astaga."
Bukan main. Jungkook benar-benar terkejut mendengar sebuah suara tiba-tiba masuk ke telinganya. Bahkan Jungkook sampai oleng ke sisi kirinya. Untung gerak refleksnya berfungsi dengan baik. Jadi Jungkook masih bisa menahan tubuhnya menggunakan lengan.
Jungkook mengerjap melihat seorang gadis berdiri di depannya dengan payung basah berlipat di tangan kiri dan satu kantong bawaan di tangan kanan.
"Hyemi?" tanya Jungkook memastikan. Takutnya ia berhalusinasi karena terlalu merindukan si gadis.
Jungkook tak mendapat jawaban. Yang ia lihat, gadis di depannya ini terfokus pada sesuatu di tubuhnya. Tepatnya pada gumpalan kecil di dalam jaket Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
Type
FanfictionIni kisah Jeon Jungkook. Anak pemilik sekolah yang gemar memperbanyak pacar. Dia tau dia tampan. Jadi ia manfaatkan wajahnya dengan baik untuk menggaet gadis yang ia inginkan. Sampai akhirnya ia terjebak dalam taruhan yang ia dan tiga temannya buat...